Kejutan Di HUT Kota Amlapura ke - 379, Bupati Karangasem Lakoni Pentas Seni

:


Oleh MC Kabupaten Karangasem, Senin, 1 Juli 2019 | 13:23 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 836


Karangasem, InfoPublik  - Masyarakat Kabupaten Karangasem dikejutkan dengan penampilan orang nomor satu di Kabupaten Karangasem sebagai tokoh utama dalam Pentas Seni Tradisional Arja  pada malam penutupan pameran HUT Kota Amlapura ke 379, di Taman Cagar Budaya Candra Bhuwana, Minggu (30/6/2019).

Bupati Mas Sumatri terjun langsung menghibur masyarakatnya dengan mahir memerankan lakon Pemimpin/Raja "Mantri Buduh" dalam pementasan Arja bertemakan Asta Brata (Delapan Sifat Kepemimpinan dalam Agama Hindu). 

Usai pentas, Bupati Mas Sumatri mengingatkan kembali pesan yang disampaikan dalam perannya. Asta Brata adalah sifat kepemimpinan yang ingin pemerintah terapkan dalam melayani masyarakat Karangasem. Dalam cerita pewayangan, Asta Brata adalah ajaran kepemimpinan yang diberikan oleh Sri Rama kepada Gunawan Wibhisana sebelum Ia memegang tampuk kepemimpinan Ayodya pasca kemenangan Sri Rama melawan keangkaramurkaan Rahwana.

"Terima Kasih atas dukungan masyarakat dan kepercayaan masyarakat pula. Saya berharap sifat tersebut bisa kita wujudkan bersama demi kemajuan dan kesejahteraan Bumi Lahar. Mari kita galakkan semangat "Menyama Braya" dalam membangun Karangasem yang bersih, cerdas serta bermartabat berlandaskan Tri Hita Karana," imbuhnya. 

Sementara itu, I Ketut Bawa seniman yang akrab disapa Pan Gonjak menuturkan, "Saya ditelepon mendadak oleh Ibu Bupati lima hari lalu. Saat itu saya sedang cek kesehatan di Sanglah, tiba-tiba beliau meminta saya langsung melatihnya memainkan peran dalam pentas seni arja demi menghibur masyarakat Karangasem".

Ketut Bawa menambahkan, pertemuan dengan Bupati Mas Sumatri di panggung pentas bukanlah untuk yang pertama kalinya. Ia menceritakan, Bupati Mas Sumatri dulu sempat menjadi anak didiknya saat masih menjalani masa Pendidikan Guru Agama Hindu (PGAH) tahun 1986.

Sebelum menjadi orang nomor satu di Kabupaten Karangasem, Mas Sumatri juga sempat menjajaki dunia pentas seni arja sebagai Galuh Daa/Galuh Manis  di Sidemen bersamanya, maka tak heran, menghayati peran sebagai Mantri kali ini mampu dikuasi Bupati Mas Sumatri hanya dalam dua kali pertemuan. 

"Ibu Mas hanya berlatih dua kali pertemuan, sekali pertemuan waktunya hanya satu jam. Jadi bisa dikatakan beliau hanya berlatih selama dua jam saja sebelum pentas,"ujarnya. 

Disinggung mengenai pemilihan peran Mantri Buduh, Pan Gonjak menjelaskan,  ini pilihan dari Bupati Mas Sumatri. Alasannya, jika memerankan Mantri dengan pakem Dharma, maka pementasan akan tampak serius dan pesan dalam cerita akan sulit dipahami masyarakat awam. Bupati menginginkan agar terlukiskan dalam pementasan sosok pemimpin yang tidak fanatik dan menampilkan sosok merakyat. Sebagai Mantri Buduh, maka lakon yang dimainkan dapat menggunakan bahasa yang lebih ringan sehingga diharapkan pesan dalam pementasan lebih mudah difahami oleh seluruh masyarakat.

Selain dirinya, pentas seni arja Bupati Mas Sumatri juga dibantu oleh I Komang Parwata yang kesehariannya sebagai pengajar di SD 1 Budakeling.Di Pentas Arja "Asta Brata", Komang Parwata memerankan laku Parekan Wijil.

Malam penutupan juga dimeriahkan dengan penampilan Padus Gita Suara Pemkab Karangasem yang membawakan lagu Mars Karangasem, Sekar Tunjung dan Spirit of Bali, pada malam penutupan juga diisi dengan penyerahan piagam kepada para sponsor serta donatur HUT Kota. Hiburan tari pendet dari para pegawai pria Perumda Tirta Tohlangkir PDAM Karangasem, musik dari band lokal Lolot serta Undian kupon berhadiah utama 1 unit mobil Ayla pun diundi pada malam itu. (MC Karangasem/Leoni/Eyv)