BPPPAD Kepri Wanita dan Anak Rentan Teimbas Paham Radikal

:


Oleh MC PROV KEPULAUAN RIAU, Jumat, 17 Mei 2019 | 11:02 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 173


Tanjungpinang, InfoPublik - Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah (BPPPAD) Provinsi Kepri mengatakan bahwa untuk beberapa kasus terorisme dan radikalisme di Indonesia, keberadaan wanita dan anak-anak sering terimbas paham radikalisme itu sendiri baik sebagai korban maupun terlibat sebagai pelaku.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah Provinsi Kepri Misni pada pelatihan penangkalan penyebaran radikalisme dan terorisme dikalangan masyarakat dikalangan aktivis perempuan oleh BNPT dan FKPT Kepri di Hotel CK Tanjungpinang, Kamis (16/5/2019).

“Anak anak dan perempuan tidak akan mau ikut hal hal yang membahayakan itu tanpa bujukan suami atau pihak lain,"tuturnya.

Sehingga tetap saja anak dan perempuan menjadi korban. Dalam Beberapa studi menyatakan selalu ada hubungan antara terorisme dan radikalisme.

Menurut Misni, Kerentanan terorisme dapat menjadi humus dalam perkembangan radikalisme dan terorisme dan perempuan selalu memiliki kolerasi yang signifikan terkait dengan radikalisme dan terorisme.

"Untuk itu,orangtua mesti terus memantau pertumbuhan anak-anaknya.Saat anak mengurung diri di kamar, mesti diajak komunikasi untuk mencari jalan keluar dari masalah yang kemungkinan sedang dialami oleh si-anak,” tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris FKPT Kepri, Indra Syaputra mengatakan bahwa selama ini banyak perempuan menjadi korban konflik, hingga semua harus bisa mengupayakan pendidikan bagi perempuan sebagai pendidik keluarga.

"Perempuan perlu dilibatkan dalam pencegahan teroris dan radikalisme ini karena perempuan mampu menyuntikkan nilai-nilai perdamaian dan toleransi," ujarnya.

Peran keterlibatan perempuan sangat penting karena umumnya perempuan taat kepada suaminya, hingga bisa menepis ajakan-ajakan radikal yang bisa saja dilakukan oleh suami kepada istrinya.

Selain itu, para Ibu juga harus memiliki waktu yang lebih banyak bersama anak dibandingkan ayahnya hingga kaum ibu merupakan orang yang cocok untuk dilibatkan dalam pencegahan teroris.(asiik2/eyv)