:
Oleh MC PROV ACEH, Rabu, 24 April 2019 | 06:24 WIB - Redaktur: Tobari - 1K
Banda Aceh, InfoPublik - Dinas Komunikasi Informatika Dan Persandian Aceh kembali mengadakan kegiatan “Ngopi” Ngobrol Seputar Opini Publik yang disiarkan langsung 103,6 Djati FM Banda Aceh, dengan topik Internet Sehat Yes, Pornografi No, Senin (22/4/2019).
Kegiatan yang berlangsung di Jala Café Lhoong Raya Banda Aceh menghadirkan 3 Orang Narasumber yakni, Marwan Nusuf Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Aceh, Nevi Ariyani Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh, dan Dr Ir. Diah Erti Idawati MT Wakil Ketua Penggerak PKK Aceh.
Kemajuan Teknologi saat ini tidak dapat dihindari selain memberi dampak positif namun dan memberikan dampak yang buruk bagi penggunanya. Apalagi dengan adanya konten pornografi yang bahaya kecanduannya bisa empat kali lebih berat dari narkoba.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Aceh Marwan Nusuf menyampaikan, Pemerintah saat ini sedang berusaha untuk memblokir situs pornografi yang sering diakses oleh masyarakat.
Bahkan, data yang dimiliki Diskominfo dan Sandi Aceh selama 2018, ada sekitar 2 juta orang yang ingin mengakses situs porno. Data di kita, sampai Desember 2018, orang yang coba mau akses situs terlarang ada 2 juta orang.
Pemerintah akan terus berupaya memberikan pemahaman atas dampak buruk pornografi. Dan memberikan kesadaran kepada masyarakat serta upaya pencegahan atas bahaya pornografi.
“Kita pemerintah Aceh one for all all for all, ini adalah satu kesatuan dari Pemerintah Aceh melalui kegiatan ini untuk menyadarkan masyarakat, menjaga anak-anaknya dari bahaya pornografi,” kata Marwan Nusuf.
Penggunaaan teknologi informasi yang baik dan mendidik, perlu terus ditingkatkan dan kesadaran orangtua, dalam memberi fasilitas serta cara penggunaan peralatan seperti gadget.
“Tingkat bahayanya menurut ahli, empat kali lebih berat dari ketagihan narkoba,” kata Nevi Ariyani Kepala Dinas P3A Aceh dalam diskusi itu.
Akses internet pada anak, lanjut dia harus terpantau dengan baik. Sehingga potensi anak berselancar pada konten pornografi terhindarkan. Yang terpenting, kata dia adalah orangtua harus menjadi contoh atau role model bagi anak. “Yang pertama orangtua haruslah menjadi role model,” sebut Diah Erti Idawati ketua penggerak PKK Aceh.
Tindakan mencegah dan menyelamatkan anak-anak dari bahaya pornografi sangat diperlukan. Sehingga tidak merusak diri mereka sendiri yang merupakan generasi masa depan bangsa.
“Tidak ada solusi yang instan, dilakukan secara terus menerus untuk mengobati kecanduan pornografi, harus semuanya bergerak,” tambah Diah Erti Idawati.
Kegiatan diskusi ini diikuti lebih dari 100 orang undangan yang terdiri atas Komunitas Masyarakat, Dinas PPPA, Perwakilan SMA/SMK Kota Banda Aceh, Perwakilan Mahasiswa, Lembaga Swadaya Masyarakat, Jurnalis, yang disiarkan oleh Djati FM Banda Aceh dan Citis FM Lhokseumawe. (rd/ka/toeb)