Tim Aksi Bintang Laut Berduri Raja Ampat Bahas Aksi Kongkrit

:


Oleh MC KAB RAJA AMPAT, Kamis, 27 September 2018 | 05:38 WIB - Redaktur: Tobari - 852


Raja Ampat, InfoPublik – Setelah dibentuk pada awal September lalu, Tim Aksi Bintang Laut Berduri Raja Ampat atau Raja Ampat Crown of Thorns Starfish (CoTS) Action Team menggelar rapat perdana, di Waisai, Rabu (26/9), untuk membahas aksi kongkrit.

“Raja Ampat CoTS Action Team ini merupakan salah satu rekomendasi dari Seminar Bintang Laut Berduri pada 10 September 2018, yang disepakati oleh sekitar 90 peserta yang menghadirinya,” ujar Meidiarti Kasmidi selaku Sustainable Tourism & Alternative Livelihood Senior Coordinator untuk Conservation International (CI) Indonesia ketika membuka rapat tersebut.

Meidiarti Kasmidi menambahkan pemangku kepentingan di Raja Ampat merekomendasikan agar segera dilakukan penanganan ledakan populasi Bintang Laut Berduri di Raja Ampat dengan cepat dan komprehensif.

Rapat perdana yang dihadiri 31 peserta baik perwakilan organisasi pemerintah maupun non pemerintah selain membahas rencana aksi penanganan ledakan populasi bintang laut berduri juga membahas mengenai delapan usulan lainnya sebagai tindaklanjut.

 “Rapat ini bertujuan untuk menyusun rencana aksi kongkrit berikut waktu pelaksanaannya, memetakan bentuk kontribusi setiap Lembaga, dan membagi peran di dalam Tim,” tambah Meidiarti Kasmidi

Dilansir beberapa pandangan ahli kelautan dunia, bahwa ledakan populasi bintang laut berduri menghantui perkembangan Raja Ampat sebagai destinasi wisata selama terbaik dunia saat ini. Keberadaan bintang laut berduri yang berlebihan pada ekositem perairan akan menghancurkan pertumbuhan dan perkembangan terumbu karang.

Karena itu maka Pemerintah Kabupaten Raja Ampat dan beberapa lembanga non pemerintah pada seminar awal September 2018 sepakat membentuk Tim Aksi Bintang Laut Berduri di Raja Ampat.

Selain kegiatan-kegiatan pelaporan dan pengangkatan yang telah secara rutin dimotori Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Raja Ampat dan Profesional Asosiasi Diving Raja Ampat (PADRA), juga disepakati meneruskan upaya pengumpulan data berbasis dokumen online, yang dikembangkan Raja Ampat Science Education Awareness (SEA) Centre.

Serta, meningkatkan distribusinya melalui pembuatan stiker dengan QR Code yang, jika dipindai dengan ponsel pintar, pengguna akan langsung diarahkan pada dokumen tersebut.

Sebagai tindak lanjut dari pengumpulan data secara daring tersebut, di bulan Oktober 2018 UPTD Pengelolaan KKP Kepulauan Raja Ampat menyiapkan dan mengoordinir Tim Penanggulangan Bintang Laut Berduri.

UPTD Pengelolaan KKP Kepulauan Raja Ampat telah mengirimkan surat ke kampung-kampung dan pemangku kepentingan lainnya di Kawasan konservasi perairan di Raja Ampat meminta terlibat dalam penanganan ledakan populasi bintang laut ini.

Dalam rapat ini jugga membahas beberapa kegiatan, di antaranya peningkatan kapasitas mencakup program edukasi di kampung dan distrik serta ditunjang dengan pelatihan untuk pelatih (training of trainers) terkait metode pengangkatan Bintang Laut Berduri.

Selain UPTD Pengelolaan KKP Kepulauan Raja Ampat peningkatan kapasitas ini juga digerakkan bersama-sama Yayasan Jejak Kaki Konservasi, Raja Ampat Dive Resort Association (RADRA)  dan Conservation Internasional Indonesia.

Kepala UPTD Pengelolaan KKP Raja Ampat, Syafri Tuharea, S.Pi., memberikan apreasiasi kepada Tim Aksi Bintang Laut Berduri Raja Ampat dan semua pemangku kepentingan  yang membantu dalam mengatasi ledakan populasi bintang laut berduri di Raja Ampat.

“Kita coba mulai dengan CoTS, selanjutnya kita perlu mengantisipasi masalah lainnya seperti sampah.  Kami juga akan memanfaatkan wisatawan untuk turut serta mengampanyekan pengurangan penggunaan plastik,” tambah Syafri Tuharea, S.Pi. (Petrus Rabu/MC Raja Ampat/toeb).