Presiden: Harus Membalikkan Ekonomi dari Minus 2,19 ke Positif 5 Persen

:


Oleh Tri Antoro, Jumat, 5 Maret 2021 | 10:39 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 396


Jakarta, InfoPublik - Seluruh instansi pemerintah harus bekerja keras dalam melakukan pemulihan perekonomian nasional dari dampak negatif wabah global COVID-19. Supaya, dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia dari minus 2,19 persen menjadi tumbuh positif 5 persen pada tahun ini.

"Dalam waktu setahun kita harus membalikkan dari minus 2,19 persen menjadi plus 5 persen dan bahkan mungkin bisa lebih," kata Presiden Joko Widodo pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/3/2021).

Menurut dia, diperlukan sinergitas seluruh instansi dalam mengantisipasi berbagai dampak negatif yang disebabkan COVID-19. Dengan begitu berbagai kondisi yang dapat menyebabkan dampak negatif ke perekonomian dapat diantisipasi dengan waktu yang relatif cepat. 

"Kita harus kejar-kejaran dalam situasi seperti ini. Artinya apa, banyak peluang usaha yang terbuka dan membuka lapangan kerja," katanya.

Adanya sinergi di atas, akan membuat investasi yang merupakan kunci dalam mendongkrak perekonomian datang ke Indonesia. Hal ini penting, karena dalam investasi tak bisa mengandalkan satu lembaga saja yakni Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Namun, harus melibatkan seluruh pihak dalam mengoptimalkan datangnya investor ke dalam negeri.

Secara khusus, Presiden selalu mengingatkan lembaga tersebut untuk senantiasa menyambungkan kerja sama antara investor besar dari dalam maupun luar neger. Hubungkan keduanya melalui kerja sama kepada para pengusaha daerah yang potensial.

"Saya selalu titip pada Kepala BKPM agar bisa menyambungkan partner antara investasi investor-investor asing maupun investor besar dalam negeri untuk bisa partner dengan pengusaha daerah," kata Presiden.

Dengan terjalinnya upaya tersebut, hilirisasi industrialisasi dalam negeri akan menuju kepada transformasi ekonomi yang benar. Bahkan, akan membuat perekonomian dalam negeri masuk dalam lima besar ekonomi terkuat di dunia.

Modalnya meraih hal di atas, dapat diindikasikan melalui peluang bisnis yang terbuka lebar, karena memiliki penduduk sebesar 270 juta orang. Besarnya angka tersebut, digadang-gadang akan membuat angka konsumsi rumah tangga terus meningkat.

Terbukti, konsumsi rumah tangga juga sudah menunjukkan sinyal positif mencapai 3,6 persen pada Januari 2021.

"Harus bisa meningkatkan konsumsi produk dalam negeri agar tercipta efek domino dorongan menggerakkan roda ekonomi di dalam negeri semakin besar," pungkasnya.