Inilah Rekomendasi Strategi Pemulihan Transportasi Air saat Pandemi

:


Oleh Dian Thenniarti, Rabu, 30 September 2020 | 11:48 WIB - Redaktur: Untung S - 554


Jakarta, InfoPublik – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak pertengahan Maret 2020 telah berimbas ke segala sektor, tak terkecuali sektor transportasi. Jasa transportasi bersama sektor pariwisata menjadi sektor yang paling terpukul.

Bisnis sektor transportasi nasional pun telah ditekan, dan merata ke seluruh moda, terutama transportasi perairan dengan penurunan hingga 30 persen pada kuartal kedua 2020.

Oleh karena itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan bersama Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) bekerjasama mencari jalan keluar melalui kajian dengan tema 'Strategi Adaptasi dan Pemulihan Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan Pada Saat dan Pasca Pandemi Covid-19', pada Selasa, 29 September 2020.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Umiyatun Hayati Triastuti mengemukakan, sektor maritim bukan hanya berfungsi untuk meningkatkan aktivitas ekonomi saja, tetapi juga sebagai simbol kekuatan dan kedaulatan negara. Bahkan berperan juga untuk menyatukan wilayah yang tersebar di Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya pemulihan bisnis sektor transportasi perairan di saat dan pasca pandemi.

Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, kondisi transportasi laut dari bulan Mei 2020 hingga September 2020 telah mengalami kenaikan, baik untuk angkutan penumpang maupun logistik. Dirjen Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo mengatakan, Indonesia diuntungkan dengan luasnya wilayah, dan jumlah penduduk yang besar, hal ini menyebabkan kebutuhan angkutan logistik yang cukup tinggi.

"Kargo harus jalan, penumpang juga harus jalan, sehingga ekonomi bisa terus berjalan, namun tentu harus dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Selain pengawasan yang ketat, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memberikan relaksasi terhadap operator untuk sertifikasi kapal, perijinan, dan yang lainnya. Kita berikan penundaan, supaya mereka tetap dapat beroperasi dengan baik, bahkan kami juga telah memaksimalkan pelayanan dengan sistem online," ujar Agus, Selasa (29/9/2020).

Berdasarkan hasil rekomendasi dari kajian yang telah dilakukan oleh Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS), perlu adanya stimulus untuk kembali memulihkan kondisi transportasi laut, sungai, danau, dan penyeberangan ini.

Rektor ITS, Mochammad Ashari mengatakan, terdapat beberapa instrument yang telah dikemukakan, salah satunya subsidi kepada operator dengan optimalisasi pemanfaatan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) berupa keringanan penangguhan pembayaran pajak, pembebasan biaya kepelabuhanan, relaksasi pinjaman, ataupun subsidi terkait biaya penerapan protokol kesehatan.

"Tanpa adanya relaksasi atau bantuan, kawan-kawan di bisnis kapal dan penyeberangan akan sulit untuk bangkit," ujar Ashari.

Sementara Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan PEN, Raden Pardede menangkap adanya potensi perubahan struktur ekonomi dan akselerasi teknologi atau industri 4.0, yang akibat krisis Covid-19 ini nantinya akan berdampak pada adanya perubahan, terutama pada sektor transportasi. "Post Covid ini kedepannya akan terjadi percepatan industri 4.0, dan itu harus disiapkan, termasuk di sektor transportasi," tegasnya.

Adapun beberapa program pemulihan ekonomi di Indonesia khususnya di sektor transportasi yang diusulkan oleh Komite penanganan Covid-19 dan PEN diantaranya :
1. Indonesia Sehat, yaitu dengan memulihkan kepercayaan masyarakat, sehingga potensi kegiatan serta konsumsi masyarakat meningkat, dan diharapkan hal ini akan menggerakan investasi;
2. Indonesia Bekerja, bahwa kedepannya pemerintah akan fokus bagaimana Indonesia bekerja dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru; dan
3. Indonesia Tumbuh, dimana Indonesia harus mampu bertransformasi, dan beradaptasi di setiap sektor, khususnya transportasi.