Pemkot Ambon Terus Berinovasi Dalam Pelayanan Publik

:


Oleh lsma, Sabtu, 24 Agustus 2019 | 10:11 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 941


Ambon InfoPublik - Kota Ambon baru-baru ini meraih penghargaan dalam bidang inovasi pelayanan publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).

Inovasi yang dimaksud adalah Ambon City of Music yang telah ditetapkan masuk dalam Top 45 Inovasi Pelayanan Publik (IPP) 2019.

Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menyatakan DNA orang Ambon adalah musik, yang sejak dulu hingga sekarang menjadi salah satu ciri khas masyarakat daerah itu.

"Karena itu pencanangan Ambon sebagai kota musik dunia oleh UNESCO sudah selayaknya," kata Richard dalam acara Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Ambon di Maluku City Mall (MCM), Jumat (23/8/2019).

Richard mengungkapkan, inovasi pelayanan publik lainnya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon adalah meminta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup Pemkot Ambon agar memiliki tenaga yang bisa berbahasa isyarat untuk membantu para difabel atau penyandang disabilitas.

"Bagi saya, yang terpenting adalah kesiapan petugas di tiap SKPD. Harus tersedia minimal satu petugas yang siap melayani. Sebab bila ada para difabel atau kaum disabilitas yang datang, ada petugas yang dapat menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan mereka," katanya.

Dengan demikian, lanjut Richard, para penyandang disabilitas ini memiliki hak yang sama dengan masyarakat lainnya.

"Terkadang kaum disabilitas ini ditolak gara-gara masalah keterbatasan komunikasi. Padahal sesungguhnya mereka memiliki hak yang sama dengan masyarakat lainnya. Itu sebabnya, saat ini kita melaksanakan pelatihan. Jadi jika tidak memberikan layanan kepada mereka, itu tidak mencerminkan pelayanan yang baik terhadap masyarakat," tandasnya.

Wali Kota menegaskan, pihaknya telah berkomitmen untuk memberikan fasilitas pelayanan publik yang baik bagi kaum difabel.

"Kota Ambon ini baru mulai kembali dibenahi dan ditata pada tahun 2006 (pasca konflik sosial 1999), dan waktu kita masih relatif pendek. Namun memang sudah ada beberapa fasilitas yang telah dipersiapkan, seperti sudah tersedianya jalur kuning di trotoar," paparnya.

Dia sampaikan, untuk sektor lain seperti perkantoran juga telah menyesuaikan fasilitas untuk kaum disabilitas ini.

"Kami sudah melakukan rapat dengan seluruh instansi terkait, terutama kantor-kantor yang ada di Kota Ambon, untuk mulai menyediakan fasilitas tersebut. Agar memberikan kemudahan bagi kaum difabel agar bisa memiliki akses," terangnya.

Menurut Richard, di Balai Kota Ambon sendiri telah menyediakan fasilitas, salah satunya disediakan lift bagi penyandang disabilitas.

"Saat ini kita sedang benahi toilet-toilet di Balai Kota, yang disiapkan untuk kaum disabilitas. Harus dari kita sendiri memberikan contoh, barulah bergerak ke sektor-sektor lain. Sehingga jangan kita mengajak mereka namun di pihak kita sendiri belum lakukan itu," tandasnya.