Dampak Ekonomi PascaAsian Games Bagi RI

:


Oleh Wandi, Selasa, 16 Oktober 2018 | 19:01 WIB - Redaktur: Juli - 385


Jakarta, InfoPublik - Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memperkirakan dampak langsung Asian Games 2018 bagi ekonomi DKI Jakarta mencapai Rp22,0 triliun pada periode 2016-2018.

"Dampak ekonomi tidak langsung Asian Games 2018, meliputi tahap konstruksi, operasional penyelenggaraan, dan kedatangan pengunjung, berkontribusi pada pertumbuhan PDB dan nilai tambah ekonomi, peningkatan output sektor, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan riil," tutur Menteri Bambang di Jakarta,  Selasa  (16/10).

Jumlah tersebut didapat dari investasi konstruksi Rp13,7 triliun (2016-2018) dan operasionalisasi penyelenggaraan senilai Rp5,8 triliun (2016-2018), serta pengeluaran pengunjung mancanegara dan domestik (2018) sebesar Rp2,6 triliun. Pengunjung DKI Jakarta diperkirakan bertambah hingga 408.400 orang, dengan rincian 154.069 wisatawan mancanegara dan 254.332 wisatawan nusantara.

Bagi Sumatera Selatan, dampak ekonomi langsung diprediksi mencapai Rp18,5 triliun, yang didapat dari investasi konstruksi senilai Rp15,4 triliun (2015-2018), operasional penyelenggaraan Rp2,1 triliun, serta pengeluaran pengunjung Rp968 miliar.

Pengunjung Palembang diperkirakan bertambah hingga 175.029 orang, terdiri atas 66.029 wisatawan mancanegara dan 108.999 wisatawan nusantara. Perhitungan pengeluaran pengunjung berdasarkan pada asumsi lama tinggal 12 hari untuk atlet dan official, 14 hari untuk media, 6 hari untuk wisatawan mancanegara, satu hari untuk wisatawan nusantara Jakarta dan Palembang, serta tiga hari untuk wisatawan di luar Jakarta dan Palembang.

Sementara Ketua Indonesia Asian Games Organizing Committee (Inasgoc) Erick Thohir mengatakan, penyelenggaraan Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta dan Palembang 18 Agustus - 2 September 2018 mampu menarik perhatian masyarakat dan menuai pujian dari negara lain.

Memurutnya, persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 sebenarnya terbilang singkat. Sebab, Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah setelah Vietnam mengundurkan diri. Keputusan itu baru diambil pada Maret 2016.

Dalam waktu hanya dua tahun tiga bulan, Inasgoc harus menyiapkan berbagai fasilitas dan saran pendukung untuk menggelar acara ini. Mulai dari renovasi venue, mempersiapkan atlet, hingga mengatasi masalah non teknis, salah satunya adalah kemacetan di Jakarta.

"Di luar dugaan, minimnya waktu persiapan tak jadi rintangan Indonesia sebagai tuan rumah. Justru, antusiasme dari masyarakat begitu besar. Baik ada atau tidak ada atlet Indonesia yang bertanding, hampir semua venue terisi penuh," kata Erick.

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan, Asian Games 2018 yang baru usai menjadi sejarah baru kesuksesan Indonesia di kancah multievent olahraga tingkat benua Asia. Perjuangan para atlet pada Asian Games dengan torehan 31 emas 24 perak 43 perunggu, bertengger di posisi 4 Asia dan menjadi sejarah baru.

"Itu semua bukan sesuatu yang tiba-tiba, melalu proses perjuangan panjang dan pengorbanan segalanya para atlet. Itu menginspirasi kita semua," katanya.

Pemerintah lanjutnya, memberikan dukungan dan perhatian penuh. Dari proses pelatnas, mendampingi hari per hari saat latihan dan pertandingan, hingga penghargaan atas prestasinya berupa bonus uang yang diberikan sebelum penutupan, pengajuan menjadi PNS/ASN melalui KemenPAN-RB, dan pemberian rumah melalui regulasi KemPUPR.

Persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 sebenarnya terbilang singkat. Sebab, Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah setelah Vietnam mengundurkan diri. Keputusan itu baru diambil pada Maret 2016.

"Dalam waktu hanya dua tahun tiga bulan, Inasgoc harus menyiapkan berbagai fasilitas dan saran pendukung untuk menggelar acara ini. Mulai dari renovasi venue, mempersiapkan atlet, hingga mengatasi masalah non teknis, salah satunya adalah kemacetan di Jakarta," pungkas Imam.