Entaskan Kemiskinan, Mentan Luncurkan Program BEKERJA di Jawa Timur

:


Oleh Baheramsyah, Rabu, 23 Mei 2018 | 14:25 WIB - Redaktur: Juli - 456


Jakarta, InfoPublik – Kementerian Pertanian (Kementan) luncurkan program Bedah kemiskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA) di Jawa Timur. Program ini adalah program pertanian untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat yang berada di kategori pra sejahtera.

Program BEKERJA merupakan upaya Kementan untuk mengentaskan kemiskinan di tanah air berbasis pertanian dengan tiga tahapan, jangka pendek, menengah, dan panjang. Pada tahun 2018 saat ini Kementan menargetkan program BEKERJA dapat dilaksanakan di 10 provinsi, 776 desa dan 200.000 Rumah Tangga Miskin (RTM).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) total penduduk miskin Indonesia di desa pada 2017 mencapai 16,31 juta orang. Angka ini turun dibanding tahun sebelumnya 17,10 juta orang. Penurunan angka kemiskinan tersebut dipengaruhi kemajuan pembangunan pertanian yang mampu menyediakan pendapatan untuk petani dan bahan pangan untuk masyarakat dengan harga stabil.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan Program BEKERJA merupakan pengejewantahan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo agar program kementerian harus fokus pada upaya peningkatan pendapatan dan daya beli mayoritas rumah tangga miskin yang bekerja di sektor pertanian maupun informal di pedesaan. Program pengentasan kemiskinan ini bersinergi dengan Kemensos, BUMN, Kemendes, BKKBN dan pemerintah daerah.

"Kita sinergi atas perintah Presiden. Ini adalah solusi permanen untuk saudara kita yang miskin di desa supaya pendapatannya naik, tidak lagi miskin. Kita siapkan bantuan untuk 1.000 desa dari 100 kabupaten dan 10 provinsi,” kata Amran pada Peluncuran Program BEKERJA di Sukogidri, Kecamatan Ledok Ombo, Jember, Jawa Timur, Rabu (23/5) seperti disampaikan dalam keterangan Kementan.

Sebelumnya, Selasa (22/5/2018) Mentan Amran meluncurkan Program BEKERJA di Bondowoso dan besok Kamis (24/5) peluncuran juga dilakukan di Kabupaten Lumajang.

Amran mengungkapkan bantuan dalam Program BEKERJA komoditasnya diarahkan berdasarkan keunggulan komparatif masing-masing daerah yang menghasilkan nilai ekonomis tinggi. Sasarannya difokuskan pada satu wilayah penduduk miskin yang dikelompokkan dalam 3 klaster. Setiap klaster, penduduk miskin berjumlah 5 hingga 10 ribu. Solusi jangka pendek dan menengahnya melalui bantuan sayur-sayuran dan bibit ayam petelur berumur dua bulan beserta kandang dan pakan.

"Untuk ayam, bantuan yang diberikan 50 ekor per rumah tangga prasejahtera. Saat usia enam bulan menghasilkan 50 butir per hari dengan masa produktif dua tahun. Sehingga pendapatan Rp2 juta sampai Rp2,5 juta per bulan," ungkap Amran.

Sementara solusi jangka panjangnya melalui bantuan tanaman perkebunan sesuai dengan kondisi agro klimat masing-masing daerah. Misal, Bondowoso yang dikenal sebagai Republik Kopi, bantuan diberikan bibit kopi sebanyak 500 ribu pohon.

"Kita kejar agar kopi Indonesia menjadi nomor satu di dunia, sehingga tidak ada lagi rakyat miskin di Bondowoso. Ada 12.900 rumah tangga miskin di Bondowoso. Jadi nanti dengan ternak ayam dan berkembangnya industri kopi, pendapatan masyarakat naik, tidak ada lagi yang miskin," ujarnya.

Untuk Jember, lanjut Amran, target lokasi Program BEKERJA akan menjangkau pada 21.941 RTM. Selain bantuan ayam dan kambing, pohon mangga dan paket aneka sayuran, bantuan juga untuk perkebunan berupa bibit kopi dan pupuk serta pengembangan pekarangan.

"Dengan bantuan ini, Jember harus lepas dari kemiskinan. Pesan Bapak Presiden Jokowi, bantuan jangan disalahgunakan. Jadi mari kita bersama-sama melepaskan rakyat dari kemiskinan," ucap Mentan.

Bupati Jember Faidah mengungkapkan masyarakat Jember sangat senang menerima bantuan Kementan berupa ternak dan sayuran. Pasalnya, berbagai bantuan sangat cocok dengan aktivitas perekonomian masyarakat petani.

"Saya yakin Program Bekerja sangat tepat dan efektif. Program ini tidak sekedar memberi bantaun, tapi disertai pendampingan. Dengan bantuan ini akan dihasilkan telur 11.800 kg per tahun," ujarnya.

Faidah berharap Program Bekerja tidak membuat pemerintah pusat kecewa. "Kita buktikan program ini nyata menyejahterakan masyarakat. Yang punya anak, anaknya hatus sekolah minimal lulus SMA bila perlu sukses ke perguruan tinggi. Jangan sampai ada anak yang putus sekolah karena alasan biaya," sambungnya.

Hal senada disampaikan Bupati Bondowoso, Amin Said Husni, hadirnya Program BEKERJA sangat tepat mengentaskan masyarakat miskin di Bondowoso. Ia menilai program ini mampu melakukan akselerasi penurunan angka kemiskinan.

"Kami optimis berbagai bantuan pada program pengentasan kemiskinan ini pasti bisa melakukan akserasi pembangunan pertanian di pedesaan, sehingga pendapatan petani makin meningkat dan angka kemiskinan terus ditekan," kata Amin.