Peniraman Longsor, Warga Tinggalkan Rumah

:


Oleh MC Kab. Mempawah, Rabu, 13 September 2017 | 10:26 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 1K


Mempawah, InfoPublik – Bukit Peniraman longsor. Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Sungai Pinyuh dan sekitarnya melongsorkan bukit tepatnya di lingkungan RT 01/RW 01 dan RT 05/RW 03 Desa Peniraman.

Akibat longsor, seluruh aktivitas penambangan dihentikan. Masyarakat pun diminta meningkatkan kewaspadaan guna menghadapi longsor susulan. Pemerintah Kabupaten Mempawah bergerak cepat untuk mengantisipasi potensi longsor susulan. Selasa Pagi, (12/9).

Wakil Bupati Gusti Ramlana beserta tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan Sungai Pinyuh turun ke lapangan.

““Saya minta agar Muspika dan BPBD segera mengintruksikan kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya longsor Bukit Peniraman. Karena kondisinya sangat mengkhawatirkan,” kata Ramlana.

Ramlana pun mengintruksikan para pelaku penambangan galian C untuk menghentikan seluruh aktivitasnya di Bukit. Karena potensi longsor susulan sangat besar akibat intensitas hujan yang semakin tinggi.

“Hal ini harus kita lakukan untuk mengantisipasi adanya korban jiwa maupun harta benda dalam potensi longsor di Bukit Peniraman. Semua pihak saya minta untuk meningkatkan monitoring dan pengawasan di lapangan,” ucapnya.

Camat Sungai Pinyuh Rochmat Effendy mengungkapkan, masyarakat yang bermukim di kaki Bukit Peniraman telah melakukan langkah antisipasi. Salah satunya dengan meninggalkan rumah pada malam hari.

“Setiap malam belasan kepala keluarga yang rumahnya di kaki Bukit Peniraman ini telah mengungsi. Mereka menginap di rumah-rumah yang berada di seberang jalan raya untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan,” tuturnya.

Senada Gusti Ramlana, Rochmat menyebut longsor di Peniraman sangat mengancam. Ia menyebut potensi longsor yang besar akan berdampak terhadap radius longsor yang mencapai kawasan permukiman.

“Karena itu, kami mengharapkan kerja sama masyarakat agar melakukan langkah antisipasi. Yang terpenting pula selalu waspada dan koordinasi. Jika melihat ada pergerakan tanah dari bukit, segera laporkan kepada petugas desa dan pihak terkait lainnya.”tuturnya.

Kepolisian Sektor Sungai Pinyuh mengaku telah menerima laporan longsor  di Bukit Peniraman sejak Minggu (10/9). Sejak saat itu, tercatat telah terjadi empat kali longsor di areal Bukit Peniraman. “Dari laporan masyarakat ada pergerakan tanah di Bukit Peniraman. Kami mencatat sejak Minggu (10/9) hingga hari ini (kemarin) telah terjadi empat kali longsor di Bukit Peniraman. Pergerakan tanah di Bukit Peniraman disebabkan curah hujan,” ungkap Kapolsek Sungai Pinyuh Komisaris Sunaryo.

Sunaryo menyatakan kemungkinan terjadinya longsor susulan sangat besar. Apalagi saat ini wilayah Sungai Pinyuh dan sekitarnya sering turun hujan dengan intensitas tinggi. Sehingga potensi longsor di Bukit Peniraman harus diantisipasi untuk mencegah munculnya korban jiwa maupun materiil.

“Situasinya sangat membahayakan. Sebab bagian atas Bukit Peniraman terlihat sudah ada pergerakan menuju ke bawah bukit. Kita khawatir jika curah hujan semakin deras, maka longsor akan meluas dan berdampak buruk terhadap permukiman masyarakat yang ada di kaki bukit,”urainya.

Karena itu, ia menekankan pihaknya telah berkoordinasi dengan jajaran Muspika Kecamatan Sungai Pinyuh dan BPBD Kabupaten Mempawah untuk melakukan langkah penanggulangan dan mengantisipasi terjadinya longsor yang lebih besar.

“Saya imbau masyarakat yang bermukim di bawah bukit agar meningkatkan kewaspadaan. Terutama pada saat turun hujan, hendaknya masyarakat meninggalkan rumah dan mencari tempat yang aman. Pastikan pula barang-barang berharga di dalam rumah telah dievakuasi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,”terangnya. (MC.Kab.Mempawah/Rio/Eyv)