Mentan Akan Hentikan Impor Benih dan Bibit Pangan

:


Oleh Baheramsyah, Selasa, 22 Agustus 2017 | 00:22 WIB - Redaktur: Juli - 256


Jakarta, InfoPublik - Guna mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan nasional, Kementerian Pertanian bertekad akan menghentikan impor benih dan bibit bahan pangan.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan berkomitmen menghentikan impor benih dan bibit pangan. "Kalau bisa, kita hentikan impor ini. Kita komitmen, jangan biarkan impor bibit masuk Indonesia lagi," katanya dalam Pengukuhan Dewan Pengurus Pusat Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia (MPPI) 2017-2022 di Jakarta, Senin (21/8).

Amran menilai benih dan bibit memiliki peran strategis dalam mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan nasional. Begitu pentingnya, ia menyebut tidak boleh ada kesalahan dalam pengadaan bibit dan benih karena kesalahan akan berujung pada penyesalan.

"Salah benih, penyesalan bisa bertahun-tahun setelah menghasilkan. Kalau di sawit, setelah empat tahun baru penyesalan. Makanya ini sangat penting," katanya.

Di masa mendatang, Amran mendorong sinergi dengan MPPI dalam pengadaan bibit dan benih pangan nasional. Organisasi tersebut dinilai memiliki peran strategis karena memiliki anggota dari berbagai kalangan, mulai dari pelaku usaha hingga birokrat.

"Ke depan rencana pengadaan bibit dan benih pangan kami ingin sinergi dengan MPPI untuk mengawal benih ini," katanya.

2022 Mandiri Benih

Sementara itu, Ketua Masyarakat Perbenihan dan Pembibitan Indonesia (MPPI) Herman Khaeron menegaskan pihaknya akan membantu pemerintah mengurangi impor benih. Caranya adalah dengan mengkonsolidasikan seluruh benih dan bibit yang selama ini berpencar. "Selama ini mereka masing-masing bertarung, mereka sama-sama berkompetisi," ujarnya.

Ia mengungkapkan, dengan adanya persatuan para pelaku perbenihan dan perbibitan di MPPI diharapkan bisa lebih efisien, efektif dan optimal untuk mencapai tujuan negara, yakni mengurangi impor benih. Saat ini sebagian besar benih dan bibit sudah ditangkarkan di dalam negeri. Namun, karena tidak ada kepastian, agak sulit melihat kepastian usahanya.

Melalui MPPI inilah pihaknya bekerja sama dengan pemerintah untuk memberi kepastian pasar dan kepastian usaha kepada para pelaku, sehingga mereka jadi semangat. "Pemerintah juga tampung hasilnya. Sedangkan sebagai pelaku, mereka juga bisa mengembangkan usahanya sekaligus mengembangkan varietas varietas baru," ujarnya.

Dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, ia menargetkan swasembada benih. Sebab, menurutnya untuk mewujudkan swasembada padi perlu swasembada benih padi. Begitu juga dengan komoditas lainnya karena kunci sukses swasembada, kedaulatan dan kemandirian pangan berada di benih.

Fokus MPPI, kata dia, disesuaikan dengan kompetensi dan target negara. Misalnya, jika fokusnya pada padi, jagung dan kedelai, pihaknya akan fokus ke komoditas tersebut. Kemudian, baru fokus pada benih lain yang memberi konstribusi besar kepada kesejahteraan masyarakat.

Herman mengungkapkan, kendala yang dihadapi dalam penyerapan benih adalah persaingan dengan benih gratis. Namun hal tersebut coba diatasi dengan berbagi zona mana yang upaya khusus (upsus) mana yang tidak. Sehingga serapannya jadi lebih baik. "Sudah bisa 60 persen lah ya, optimis serapan benih hingga akhir tahun bisa mencapai 80 persen," pungkasnya.