Jaga Stabilitas Harga Pasca Lebaran, Bulog Tetap Gelar OP

:


Oleh Baheramsyah, Minggu, 17 Juli 2016 | 21:50 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 897


Jakarta, InfoPublik - Perum Bulog tetap menggelar operasi pasar (OP) meski hari besar keagamaan Lebaran sudah lewat. OP ini dilakukan dalam rangka menstabilkan harga sejumlah komoditas yang masih tinggi, seperti gula, daging sapi dan bawang merah.

Operasi pasar ini dilakukan di seluruh pelosok Indonesia, salah satunya melalui Rumah Pangan Kita (RPK).

Direktur Pengadaan Bulog Wahyu mengakui, kondisi harga beberapa komoditi pangan pasca lebaran masih tetap tinggi.  Misalnya, harga daging di pasaran umum masih di kisaran Rp 120.000 per kg. Begitu juga harga gula tercatat masih tinggi di kisaran Rp 15.000 per kg

Guna menahan laju kenaikan harga daging, Bulog tetap menjual daging Rp 80 ribu per kg. Sedangkan gula Bulog juga menjual di bawah harga pasaran. Apalagi pemerintah menginginkan agar harga gula bisa turun di kisaran Rp 12.500 per kg.

“Alasan inilah yang membuat Bulog akan terus melakukan OP beberapa komoditi pangan di pasaran agar harga bisa turun,” kata Wahyu di Jakarta, Minggu (17/7).

Dia juga optimis, kebijakan pemerintah yang didukung Bulog dalam menurunkan harga pangan pasca lebaran akan dirasakan masyarakat pada umumnya.

Untuk OP daging, Wahyu menjelaskan, pihaknya masih mendatangkan daging sapi dari Australia. Daging sapi ini akan segera dijual ke pasar untuk menurunkan harga daging sapi yang masih tinggi. Setidaknya ada sekitar 15 kontainer yang bakal masuk setelah lebaran.

Sampai akhir tahun ini, Bulog juga akan mendatangkan 2.000 ton jeroan dalam bentuk jantung dan hati. Sebagian jeroan ini sudah didatangkan selama Ramadhan lalu, dan sebagian akan didatangkan pada akhir Juli dan Agustus mendatang.

Sebelumnya Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengatakan, sebenarnya kebutuhan pangan menjelang hari-hari besar keagamaan, terutama Ramadhan dan Lebaran bisa diantisipasi sejak awal agar tidak terjadi lonjakan harga.

Namun antisipasi tersebut kerap dilupakan, sehingga terjadi rutinitas tahunan dalam menjaga stabilisasi harga pangan dengan menggelar operasi pasar.

“Sekarang ini rutin terjadi gejolak harga barang (pangan) yang mendadak banyak dibutuhkan masyarakat dan tidak bisa disiapkan secara cepat,” kata Djarot.

Djarot mencontohkan, permintaan beras sebenarnya tidak banyak bergerak meski menjelang hari raya keagamaan. Untuk gula memang akan ada kenaikan dua hingga tiga kali dari kondisi sebelumnya. Tapi karena terjadi rutin tiap tahun bisa diprediksi dan diantisipasi, serta dipersiapkan supply-nya.

Sama halnya dengan daging. Menurut Djarot, sebelum puasa dan Lebaran memang permintaan akan normal. Tapi menjelang hari raya keagamaan (puasa-lebaran) akan terjadi peningkatan permintaan. “Problem kita sering lupa menyiapkan dari jauh-jauh hari,” ujarnya.                        

Seperti diketahui menjelang Lebaran lalu harga beberapa komoditi pangan strategis mengalami peningkatan drastis. Lalu, Presiden RI memerintahkan Perum Bulog untuk menstabilkan harga sejak minggu ke dua Mei lalu. Komoditi pangan yang harus dijaga stabilitas harganya yakni beras medium, beras premium, gula, minyak goreng, daging sapi dan bawang merah.

Dalam operasi pasar, Bulog menjual beras medium dengan harga Rp 7.900/kg, beras komersial Rp 8.500/kg, gula Rp 13.000/kg, minyak goreng Rp 12.000/kg, daging Rp 80.000/kg dan bawang merah Rp 25.000/kg.

Data Perum Bulog hingga 27 Juni lalu, distribusi komoditi beras medium sudah sebanyak 215.201 ton, beras premium/komersial 78.262 ton, bawang merah Rp 1.398 ton, daging sapi 2.969 ton, gula 4.426 ton dan minyak goring 432.395 liter.

Menanggapi Bulog yang tetap menggelar OP, Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (Perpadi) Pusat, Sutarto Alimoeso mengatakan, sebagai lembaga pemerintah, Bulog berfungsi sebagai stabilisasi harga pangan di pasaran. Apalagi sebagai negara besar, produksi pangan di Indonesia haruslah dikelola dengan baik dan merata di seluruh Indonesia.

Sutarto yang juga mantan Dirut Perum Bulog mengatakan, stabilitas harga pangan menjadi tugas Bulog. Selain itu, BUMN Pangan ini harus memastikan kalau stok pangan baik itu beras, daging, gula merata di seluruh indonesia.

"Kalau mengandalkan pihak swasta itu tidak mungkin, pemerintah harus turun tangan melalui Bulog," ujarnya.