Kementerian PU-Pera Bangun Fly Over Berstandar Internasional di Batam

:


Oleh MC Kota Batam, Kamis, 10 Maret 2016 | 16:36 WIB - Redaktur: Tobari - 949


Batam, InfoPublik -  Fly over di Simpang Jam Baloi, Batam, mulai dikerjakan. Proses pembangunan sudah mulai dilaksanakan sejak 17 Desember 2015 lalu dan direncanakan rampung pada 17 November 2017 mendatang.

Fly over Simpang Jam merupakan satu dari dua jalan layang yang akan dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kota Batam tahun ini. Jalan layang lain yang akan menyusul pembangunannya, yakni di Simpang Kabil, beberapa kilometer dari Simpang Jam.

Fly over di Simpang Jam dibangun dua jalur masing-masing satu lajur dengan lebar lajur masing-masing 16,1 meter. Panjang jalan sepanjang 460 meter dengan titik tertinggi 9 meter dari permukaan tanah.

“Anggaran pembangunan berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Kementerian PU sebesar Rp180 milyar," kata Kepala Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (Satker P2JN) Provinsi Kepri dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Yanto Apul Sirait, Kamis (10/3).

Pembangunan fly over dharapkan dapat mengurai kemacetan, terutama di dua simpang terpadat di Kota Batam tersebut. Dari hasil kajian tim, di Simpang Jam melintas sekitar 272.138 kendaraan baik motor atau mobil dalam sehari.

Dengan jumlah ini, memang sudah layak di simpang tersebut untuk dibuat fly over. Fly over dibangun dari arah Batuampar menuju Bandara Internasional Hang Nadim. Tujuannya untuk mengurai kemacetan. 

Keberadaan fly over, sebutnya, memang bisa mengurai kemacetan. Namun apabila jumlah kendaraan selalu bertambah maka dampaknya tidak terlalu signifikan. Sehingga perlu dibangun fly over di simpang-simpang lainnya.

"Idealnya memang di semua simpang. Namun akan berhenti apabila ada kebijakan lain seperti transportasi massal yang jelas bisa sangat mengurangi kemacetan," ujarnya.

Menurut Yanto, ada yang berbeda dengan fly over di Batam. Karena wilayah Batam yang berdekatan dengan dunia internasional  sehingga pembangunannya menggunakan bahan dan kualitas terbaik. "Fly over di Batam dibuat menggunakan standar internasional," ungkapnya.

Saat ini, hambatan yang ditemui pihaknya adalah utilitas seperti kabel listrik, pipa air dan gas yang berada di bawah tanah. Namun hal ini sudah dikoordinasikan dengan pihak terkait seperti PT PLN, PT ATB, PGN, Telkom dan lainnya terkait utilitas tersebut.

Selama pembangunan, tentu masyarakat akan terganggu. Namun, untuk mengurangi ketidaknyamanan pengguna jalan selama pengerjaam, Kementerian PU dan Perumahan Rakyat membangun jalan di samping sebagai jalan alternatif. Dan diusahakan agar pekerjaan dilaksanakan secepat mungkin supaya warga tidak terganggu terlalu lama.

Kepala Dinas PU Kota Batam Yumasnur mengatakan pembangunan fly over ini merupakan kebutuhan masyarakat Batam. Pemkot Batam telah berkoordinasi dengan BP Batam, Pemerintah Provinsi Kepri, dan Kementerian PU terkait pembangunan fly over.

"Dengan dibangunnya dua fly over tersebut bisa mengurangi kemacetan di Kota Batam. Untuk kendaraan dari arah Batuampar menuju Bandara, bisa langsung lewat atas. Jalan yang di bawah tetap difungsikan dan tentunya bisa mengurangi kemacetan," kata Yumasnur.

Karena dibangun di tanah Melayu, fly over ini tentu akan mendapat sentuhan ornamen melayu dengan meminta masukan dari Lembaga Adat Melayu Batam.

Sementara, itu untuk fly over di Simpang Kabil masih dalam proses. Fly over tersebut mempunyai ukuran yang sama dengan fly over di Simpang Jam. Pembangunan diperkirakan menelan anggaran Rp 200 milyar, dan rencananya dimulai pada Agustus 2016 mendatang. (MC Batam Kartika/toeb)