Era MEA Sebagai Solusi Perluas Kesempatan Kerja

:


Oleh H. A. Azwar, Senin, 11 Januari 2016 | 15:03 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 844


Jakarta, InfoPublik - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri meyakini era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bisa menjadi salah satu solusi mengurangi pengangguran.

Pasalnya, selain sebagai lalu lintas tenaga kerja, MEA juga menjadi lalu lintas barang, jasa dan kapital menjadi lebih terbuka. Oleh karenanya, arus investasi akan lebih mudah dan pemerintah telah membuat sejumlah terobosan untuk memberikan kemudahan pada investasi melalui paket-paket kebijakan ekonomi. "Dengan semakin banyaknya investasi masuk, perluasan kesempatan kerja akan semakin besar," kata Hanif di Kantor Kemnaker, Jakarta, Senin (11/1).

Namun, menurutnya, hal ini harus diiringi dengan percepatan peningkatan kompetensi, dimana masyarakat Indonesia harus melihat MEA sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing di berbagai bidang dan benar-benar bisa memenangkan kompetisi di ajang MEA. "Semoga dengan ikut serta dalam MEA, kita bisa menjadi salah satu tokoh utama di dalam percaturan pasar global mewakili ASEAN," ujar menaker.

Pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan kesiapan dan kompetensi pekerja lokal dalam menghadapi MEA. Upaya tersebut antara lain menetapkan 85 standard kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) serta akreditasi 725 balai latihan kerja dan lembaga pelatihan kerja swasta (LPKS).

Pemerintah juga telah melakukan pelatihan wirausaha dan keterampilan kerja bagi 717.454 calon tenaga kerja dan melakukan sertifikasi terhadap 167 lembaga sertifikasi profesi (LSP) sebagai kesiapan menghadapi MEA. “Hal ini merupakan bagian penting dalam rangka menyiapkan angkatan kerja agar mampu memimpin persaingan di MEA,” imbuhnya.

Dijelaskannya, dalam pelaksanaan pasar tunggal ASEAN kesiapan tenaga kerja memang menjadi perhatian penting. Kerjasama antara dunia usaha, pekerja, serta pemerintah harus terus dikompakkan untuk meningkatkan daya saing pekerja Indonesia.

MEA bisa diartikan sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang artinya semua negara-negara yang berada dikawasan Asia Tenggara (ASEAN) menerapkan sistem perdagangan bebas. Indonesia dan seluruh negara-negara ASEAN lainnya (9 negara lainnya-red) telah menyepakati perjanjian MEA tersebut atau yang dalam bahasa Inggrisnya adalah ASEAN Economy Community (AEC).

Sekilas MEA

Tahun 2016 adalah tahun di mana kebijakan MEA mulai diterapkan oleh pemerintah negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia yang menjadi bagian dalam MEA. Artinya, tenaga kerja asing akan berseliweran di negara ini. Begitu pula sebaliknya, pekerja Indonesia pun akan tersebar di beberapa negara ASEAN.

Namun, istilah MEA di Indonesia sendiri masih terdengar asing untuk sebagian besar masyarakat, baik pada kalangan menengah atas atau menengah ke bawah. Tidak terlalu banyak yang tahu dengan pasti, apakah yang dimaksud dengan MEA?

MEA adalah sebuah pasar tunggal yang disetujui oleh negara-negara di ASEAN pada dekade lalu. MEA sendiri adalah singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dalam istilah asing, MEA disebut sebagai AEC.

MEA dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat serta bisa menyaingi Tiongkok dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan bagi penduduk di negara-negara ASEAN.

MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya. Oleh karena itu, MEA secara langsung akan memengaruhi kualitas tenaga ahli di Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, Indonesia harus menyiapkan diri untuk bersaing dengan arus tenaga ahli asing. Dalam pelaksanaan pasar tunggal ASEAN, kesiapan tenaga kerja memang menjadi perhatian penting. Kerja sama antara dunia usaha, pekerja, serta pemerintah harus terus dikompakkan untuk meningkatkan daya saing pekerja Indonesia.

"Kita sudah persiapkan kompetensi kita, artinya kita harus optimis menyambut MEA. Keunggulan kita dengan negara lain cukup banyak. Kita mesti optimalkan," kata Menaker.