8 Tahun BekerjaTenaga Honorer Belum Miliki NUPTK

:


Oleh MC KAB TOBA SAMOSIR, Rabu, 14 November 2018 | 11:54 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 969


Balige, InfoPublik - Sejumlah honorer tenaga pendidik yang mengajar di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) dan sudah bekerja atau mengabdi selama 8 tahun, hingga saat ini belum memiliki Nomor Unik Pegawai Tenaga Pendidik (NUPTK) yang dikeluarkan oleh instansi teknis.

"Sudah 8 tahun kami mengajar dan hingga saat ini belum mendapat arahan bagaimana untuk mendapatkan nomor unik pegawai tenaga pendidik yang dikeluarkan secara resmi oleh pemerintah," ujar seorang tenaga honorer, Berliana Siregar, Selasa (13/11) di Kantor Diknas Tobasa.

Dia mengatakan, kehadirannya ke kantor Diknas untuk mencari tahu bagaimana nasibnya bersama rekan rekannya yang juga mengalami nasib yang sama, sebab, untuk informasi kepada tenaga pendidik ini sulit didapat.

"Desa Kami di Desa Sirungkungon Kecamatan Ajibata dan diketahui sebagai daerah perbatasan dan hanya dapat dilalui kendaraan roda dua," sebutnya.

Honorer lainnya Dinar Siregar bersama 3 orang rekannya mengatakan sebagai tenaga pendidik honorer komite dan hanya mendapatkan upah Rp 200.000/bulan dan dibayarkan ketika dana Bos dikucurkan, mengatakan sangat dikucilkan akan informasi untuk mendapatkan NUPTK. NUPTK itu sangat dibutuhkan untuk menjadi modal sebagai tenaga honorer dibiayai APBD (Honor Daerah) dan hal itu tidak didapat.

"Kami serahkan nasib kami ini kepada Dinas Pendidikan, kalau memang tidak diakui keberadaan kami sebagai tenaga honorer lebih baik diputus hubungan," ucapnya berharap..

Kabid Pembinaan Guru Tenaga Kependidikan Diknas Tobasa, Chandra Tambunan, sebagai penanggungjawab bidang menjawab perwakilan dari tenaga honorer menyampaikan, keluhan itu akan ditindaklanjuti. Selanjutnya bagaimana persyaratan untuk menjadi tenaga honorer daerah akan dikaji nanti.

"Permasalahannya baru bertugas dalam hal ini, seluruh kegiatan maupun kebijakan belum terpantau semuanya. Selanjutnya akan kami perhatikan dan ditindaklanjuti," katanya.

Ia menyayangkan informasi seharusnya datang dari kepala sekolah, dan memberi perhatian kepada bawahannya. (MC Tobasa tt/rik)