Pemrov Sumbar Usulkan Rohana Kuddus Jadi Pahlawan Nasional

:


Oleh MC Prov Sumatera Barat, Kamis, 9 Agustus 2018 | 13:50 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 671


Padang, InfoPublik - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) telah memutuskan tokoh yang akan diberi gelar Pahlawan Nasional tahun ini. Kepala Dinas Sosial Sumbar, Abdul Gafar mengatakan, hanya ada satu tokoh yang diajukan yakni, Rohana Kuddus atau Roehana Koeddoes berasal dari Koto Gadang, Kecamatan Ampek Koto.

"Syarat administrasi sudah terpenuhi. Selanjutnya, Tim Peneliti Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) akan turun langsung melihat bukti peninggalan beliau yang masih bermanfaat untuk masyarakat hingga saat ini," katanya, Kamis 9 Agustus 2018.

Abdul Gafar menyebutkan, proses pengkajian serta penelitian peran dan peninggalan Rohana Kuddus itu rencananya dilakukan pada 19 Agustus 2018. Peninggalan tokoh perempuan Minangkabau itu diantaranya sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang, Kabupaten Agam yang didirikan 1911.

"Saat ini sekolah tersebut dikelola Yayasan Amai Setia dan masih setia mendidik perempuan di bidang kerajinan tenun dan perak," ujarnya.

Selain itu, peninggalan Rohana yang juga wartawan wanita pertama di Indonesia itu adalah tulisannya di beberapa surat kabar seperti "Soenting Melajoe".

"Kita akan persiapkan dokumen-dokumen pendukung yang dibutuhkan oleh TP2GP untuk penelitian dan pengkajian tokoh wanita yang luar biasa ini," sebutnya.

Pembina Organisasi Rohana Kuddus, Nevi Zuairina menyebutkan, peran tokoh wanita tersebut sangat besar dalam perjuangan bangsa dan patut untuk dijadikan Pahlawan Nasional. Upaya untuk pengusulan itu telah dilakukan diantaranya dengan menggelar seminar nasional tentang kiprah dan peran Rohana Kudus.

"Kami optimis beliau bisa menjadi satu dari sepuluh Pahlawan Nasional yang ditetapkan Presiden pada tahun 2018 ini," katanya.

Sementara itu, Sejarawan Unand, Prof Gusti Asnan mengatakan, Rohana Kuddus sebagai salah satu pelopor pers Indonesia layak menjadi Pahlawan Nasional dari Minangkabau. Dia telah mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang pada 1911, sekolah yang mendidik keahlian anak-anak perempuan.

Perempuan yang lahir di Koto Gadang, Kecamatan Ampekkoto pada 20 Desember 1884 itu hidup pada zaman yang sama dengan Kartini, saat itu akses perempuan untuk mendapat pendidikan yang baik sangat dibatasi. Saat Belanda meningkatkan tekanan dan serangannya terhadap kaum pribumi, Rohana bahkan turut membantu pergerakan politik dengan tulisannya yang membakar semangat juang para pemuda.

Di dunia jurnalistik dimulai dari surat kabar Poetri Hindia pada 1908 di Batavia. Koran ini dianggap sebagai koran perempuan pertama di Indonesia. Rohana dinilai sebagai perempuan Indonesia pertama yang secara sadar memerankan dirinya sebagai seorang jurnalis. Dia bersedia meliput berita sekaligus menulis untuk kemudian dikirimkan ke media massa. (Eko Kurniawan/Diskominfo)