Peran Pesantren guna Kemajuan Bangsa

:


Oleh KAMPUNG MEDIA LOMBOK, Selasa, 23 Oktober 2018 | 14:25 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 1K


Mataram, InfoPublik - Peran pesantren dalam perjalanan bangsa Indonesia sangat besar. Sejarah mencatat keterlibatan santri turut berjuang saat kemerdekaan bangsa. Perjuangan ini tidak bisa dipandang, bahkan pesantrenpun lahir jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.

Hal ini yang sampaikan oleh Sekertaris Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Fairuz Abadi saat membuka Group Discussion (FGD) dengan tema Pesantren sebagai Pusat Gerakan Sosial dan Kultural, Jumat (19/10/2018) di Mataram.

Menurut Fairuz Abadi, peran pesantren tidak hanya sebagai sebuah lembaga yang lahir jauh sebelum Kemerdekaan, tapi terus berkembang mengikuti jaman sehingga mampu melahirkan generasi yang
hebat.

"Pesantren lahir jauh sebelum kemerdekaan dengan terus berkembang. Pesantren mencetak kader-kader hebat disemua lini kehidupan, ada yang menjadi seorang Presiden, menteri, ekonom, politikus dan orang hebat lainnya," jelas pria yang ikut membangun Ponpes Darrul Falah ini.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sendiri rencananya akan melibatkan pesantren dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah. Sehingga kegiatan OPD akan disisipi program tentang pemberdayaan pesantren.

Ada dua peran pesantren yang lebih di utamakan dalam kehidupan masyarakat NTB, yaitu bidang ekonomi dan bidang kesehatan. Pengembangan bidang ekonomi, memaksimalkan peran pondok pesanten dalam membangun ekonomi santri dan masyarakat sekitar. Termasuk perannya dalam ikut mengembangkan destinasi pariwisata.

"Daerah NTB memiliki destinasi wisata, ini peluang bagi kita untuk menggali potensi ekonomi. Peran penguatan ekonomi diharapkan akan lahir kelompok sadar wisata (Pordarwis) berbasis pondok pesantren," kata Fairuz.

Wilayah NTB masuk daerah rawan bencana dan sebagai pewujudan bidang kesehatan maka pesantren tanggap bencana dikatakan Fairus menjadi solusi untuk masyarakat di lingkaran pesantren.

"Kalau di Kominfo mulai tahun ini, ada program untuk pesantren. bagaimana pesantren
memberdayakan santrinya memanfaatkan teknologi informasi sebagai media dakwah tajuknya Pesantren Ramah IT," jelas Sekdis.

Diskusi dengan mengusung tema Pesantren Sebagai Pusat Gerakan Sosial dan Kultural, semakin menarik dengan disandingkan pembicara yang bersentuhan langsung dengan dunia pesantren.

Salah satu pembicara dari Akademisi, Fahrurrozi Dahlan, MA yang menilai pemerintah harus serius melihat peran dan pemberdayaan pesantren.

"Orientasi kekinian pesantren tidak hanya berbicara kajian klasik, tapi harus berubah pada pusat sosial ekonomi dan kesejahteraan,ini yang serius kita pikirkan," nya.

Sementara pimpinan pondok Pesantren Darul Hikmah, Kampung Naga Tanak Beak Narmada Khalilurrahman, mengatakan bahwa FGD ini bertepatan dengan Hari Santri Nasional 22 Oktober. Jadi perjuangan para santri dan kiyai pengasuh Pesantren dalam membangun bangsa ini dianggap berperan besar.

"Pesantren sudah jauh lebih maju dan berkembang, cuma peran pemerintah untuk memaksimalkan kembali fungsi dan keberdayaan pesantren," ungkapnya.

Sementara Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kementerian Agama NTB H. Jalalussayuthi, mengakui bahwa peran pemerintah belum maksimal terhadap keberadaan pesantren.

"Namun peran Pemda untuk memaksimalkan dan memberdayakan keberadaan pesantren cukup penting demi kemajuan ke arah yang lebih baik lagi,program gubernur baru untuk pesantren ini mari kita sambut," ungkap Rosyadi Sayuthi.

FGD sendiri merumuskan dua agenda yaitu bidang Ekonomi dan Kesehatan, yang nantinya akan menjadi rekomendasi kepada pemerintah dalam mensinergikan dan mendukung NTB Gemilang. (Edy/TR)

 

*Artikel ini merupakan kerjasama Ditjen IKP dengan komunitas blogger "Kampung Media" dalam rangka diseminasi konten positif pasca gempa di Nusa Tenggara Barat.*