Cegah Banjir, Modifikasi Cuaca Terus Dilakukan di Langit Jabodetabek

:


Oleh G. Suranto, Senin, 20 Januari 2020 | 17:00 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 562


Jakarta, InfoPublik – Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menyampaikan, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) terus digalang pemerintah untuk mencegah terjadinya banjir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

“Teknologi ini dilakukan bersinergi dengan BNPB, TNI AU, dan BMKG,” kata Kepala BPPT Hamman Riza, seperti  dikutif dalam rilis BPPT di Jakarta, Senin (20/1).

Sejak 3 Januari 2020, operasi hujan buatan ini dilakukan melalui Posko TMC di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Faisal selaku Koordinator Lapangan BBTMC untuk Operasi  Pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Mengurangi Dampak Bencana Banjir di Wilayah Jabodetabek Tahun 2020, menjelaskan bahwa pada hari ini Senin (20/1) dua jenis pesawat yang dipinjamkan TNI AU yakni Cassa-212 A-2105 dan CN-295 A-2901 telah melakukan tiga sorti penerbangan, melakukan operasi penyemaian garam. "Cassa sudah dua kali terbang, dan CN satu kali," ujar Faisal.

Kedua jenis pesawat ini akan menuju ke arah Barat Laut- Timur Laut  dan Barat Daya - Barat Laut  Jabodetabek untuk melakukan penyemaian garam terhadap potensi awan hujan yang ada, agar jatuh di wilayah tersebut sebelum mencapai Jakarta dan sekitarnya. "Cassa, terbang dua sorti ke area Barat Laut-Timur Laut. Lalu CN, satu sorti menuju area Barat Daya-Barat Laut," paparnya.

Rincian Operasi TMC, untuk Sorti 1 dan 3 pada operasi ini menggunakan pesawat Cassa 212, menuju area Barat Laut- Timur Laut  Jabodetabek untuk menyemaikan 800 kg garam pada tiap penerbangan. Sementara  pesawat CN-295 pada sorti kedua menyemaikan 2.400 kg garam atau Natrium Klorida (NaCl) ke area dan Barat Daya - Barat Laut  Jabodetabek. Hasilnya dapat dilihat, Operasi TMC dapat mengurangi curah hujan, yang sempat turun dengan lebat di wilayah Jakarta, siang tadi. 

Lebih lanjut disampaikan Kepala Balai Besar TMC-BPPT, Tri Handoko Seto, Operasi Modifikasi Cuaca masih terus dilaksanakan. Menyusul prakiraan cuaca yang dirilis oleh BMKG. “Selain prakiraan yang dirilis BMKG, tim TMC-BPPT juga memprediksi bahkan cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga 25 Januari," ujar Tri Handoko Seto, dalam keterangan persnya, Minggu (19/1).

Meski harus tetap waspada akan kemungkinan hujan ekstrem tersebut, dia berharap masyarakat tidak panik. Itu karena timnya akan berupaya semaksimal mungkin melaksanakan operasi TMC mengurangi ancaman banjir di Jabodetabek.

Seto menjelaskan, secara teknis tim TMC lebih intensif memonitor pertumbuhan dan pergerakan awan-awan yang diperkirakan akan bergerak menuju wilayah Jabodetabek. Pemantauan tersebut dilakukan sejak dinihari hingga setelah matahari terbenam. "Awan-awan tersebut jauh-jauh akan segera disemai, biasanya awan-awan tersebut masih berada di Laut Jawa, Selat Sunda dan wilayah Ujung Kulon agar segera turun hujan sebelum memasuki wilayah Jabodetabek,” jelas Handoko Seto.

Disebutkan, pada operasi pencegahan banjir, tim TMC dalam sehari harus melaksanakan penerbangan penyemaian awan empat hingga lima kali. Itu berbeda dengan operasi TMC kebakaran hutan dan lahan (karhutla) lalu yang mengoperasikan rata-rata dua kali penerbangan penyemaian awan perhari. “Tentunya pada situasi yang memungkinkan dengan tetap berpegang pada keamanan yang utama,” ungkapnya.