Sejumlah Infrastruktur Rusak Akibat Banjir di Sulsel dan Sulteng

:


Oleh Jhon Rico, Selasa, 11 Juni 2019 | 09:06 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 627


Jakarta, InfoPublik- Curah hujan dengan intensitas tinggi memicu banjir di beberapa wilayah di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah pada awal Juni 2019.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, banjir di Sulawesi Selatan, korban jiwa berdampak pada 1.452 KK, Kelurahan Tanru Tedong 1.002 KK dan Desa Salobukkang 450 KK.

"Sejumlah 200 unit rumah terendam. Total lahan sawah rusak di 15 desa mencapai 3.676 ha. Kerusakan infrastruktur mencakup bangunan sekolah, tanggul, jalan dan jembatan," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/6).

Sedangkan bencana banjir di Sulawesi Tengah, BPBD Kabupaten Morowali telah melakukan upaya penanganan darurat.

"Banjir menyebabkan 561 KK di Desa Lele (263 KK) dan Dampala (298 KK) mengungsi. Pascabanjir, kerusakan materiil teridentifikasi sebagai berikut rumah rusak berat 7 unit, rumah terendam 45 unit, dan jembatan putus 1 unit," jelas dia.

Sebelumnya, Kepala BNPB, Doni Monardo mengatakan agar seluruh jajaran penanggulangan bencana bisa segera turun ke lapangan.

"Meski dalam suasana lebaran kita langsung turun ke lapangan membantu masyarakat yang terkena bencana. Kita semua paham bagaimana menderitanya mereka. Di saat saudara kita bersuka cita merayakan lebaran, tapi ada sebagian yang menderita karena ada anggota keluarga yang meninggal dunia, luka-luka, rumahnya hanyut, rusak berat dan lainnya," ujar dia.

"Kita dengan semangat gotong royong dan kemanusiaan turun ke lapangan membantu mereka. Kita semua adalah pejuang kemanusiaan yang sangat mulia. Kita selalu tunjukkan negara selalu hadir di tengh masyarakat. Saya juga telah memerintahkan kepada semua jajaran BNPB dan BPBD untuk selalu turun ke lapangan menangani bencana," sambung dia.

Menurut dia, intensitas hujan tinggi yang menyebabkan banjir ini telah diprediksikan karena fenomena aktivitas gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) yang memasuki wilayah Samudera Hindia.

BMKG juga telah memprakirakan pada tanggal 1-5 Juni 2019 potensi akan turun hujan lebat di beberapa wilayah, antara lain di wilayah Sulawesi.

Selain itu, BMKG juga telah menginformasikan terkait potensi curah hujan tinggi hingga 5 hari ke depan yakni tanggal 11-15 Juni 2019.

"Wilayah-wilayah dengan potensi hujan lebat pada periode tersebut antara lain Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua," jelas dia.

Merespon bencana yang terjadi di beberapa wilayah tersebut, tegas dia, BNPB akan terus melakukan pemantauan dan pengiriman tim reaksi cepat ke lapangan.

"Bantuan dana siap pakai juga telah diberikan kepada pemerintah daerah. BNPB mengimbau BPBD untuk selalu siaga dalam menghadapi fenomena cuaca tersebut," ujar dia.