Stok Vaksin Booster Melimpah, Peminat Sepi

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Minggu, 19 Juni 2022 | 10:11 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 1K


Jakarta, InfoPublik - Presiden Joko Widodo resah. Kata dia, saat ini pemerintah kesulitan mencari peserta vaksinasi ketiga (booster). Padahal stok vaksin yang ada masih melimpah.

"Sekarang ini kita ingin melakukakan booster mencari pesertanya itu yang kesulitan,” kata Presiden Joko Widodo dalam YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (17/6/2022).

Data Satuan Tugas (Satgas) Penangan COVID-19 menunjukkan hingga Jumat (17/6/2022) baru ada 48,6 juta masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi booster. Jumlah itu sangat jauh dari target sasaran vaksinasi secarana nasional sebesar 208,2 juta penduduk. Saat ini, vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 201 juta dan vaksinasi dosis kedua mencapai 168,3 juta.

Wajar Jokowi resah. Sebab, dalam beberapa hari terakhir ini tren kasus COVID-19 di Indonesia kembali meningkat setelah sebelumnya melandai. Pada 15 Juli lalu, kasus harian mencapai 1.242 dari 79.001 spesimen yang diperiksa.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menunjukkan, setelah 13 April 2022, kasus harian COVID-19 di Indonesia selalu berada di bawah 1.000. Namun, pada awal Junu kasus positif mulai meningkat.

Pada periode 8-14 Juni 2022, kasus COVID-19 bertambah 4.349 atau meningkat 61,9%. Tiga provinsi menyumbang kasus paling banyak yakni DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

Dalam sepekan terakhir, provinsi DKI Jakarta menyumbang kasus sebanyak 2.398. Sedangkan Jawa Barat sebanyak 686 dan Banten sebanyak 515 kasus.

Tak hanya kasus positif, angka positivity rate juga terus merangkak naik. Pada Mei 2022, positivity rate selalu di bawah 1% tapi pada sepekan terakhir, angka positivity rate berada di atas 1%.

Peningkatan kasus itu tidak bisa dilepaskan dari munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang disebut-sebut lebih cepat menular.

Jika melihat data Satgas COVID-19, peningkatan kasus terjadi di lima provinsi. Lima provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten. Kini lima provinsi itu dalam pengawasan Kementerian Kesehatan. Untuk memastikan, Kemenkes saat ini masih mengumpulkan laporan hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) dari lima provinsi tersebut.

"Ini untuk memastikan apakah pasien itu semuanya subvarian BA.4, BA.5, atau campuran," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril.

Data Kementerian Kesehatan menyebut, saat ini ada 20 orang yang diduga terinfeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Mayoritas kasus berada di Jawa Barat sebanyak 12 orang, Jakarta empat orang, Banten satu orang, dan tiga lainnya adalah warga negara asing (WNA) yang berada di Bali. "Kasus di Jawa Barat adalah tiga klaster keluarga," kata Syahril.

Masuknya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia ini dikabarkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Jumat (10/6/2022). Budi menyebut saat itu ada 4 kasus COVID-19 yang terdeteksi di Bali.

Menurut Budi, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 masuk ke Indonesia pada akhir Mei dan baru terdeteksi pada Kamis (9/6/2022) malam.

Keempat kasus itu terdiri dari seorang WNI dan tiga WNA yang merupakan delegasi dari pertemuan The Global Platform Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali.

Menurut Syahril, kondisi klinis WNI yang terpapar BA.4 tidak bergejala. Dia tiba di Bali pada 24 Mei 2022. Hasil tes PCR dari WNI berusia 27 tahun itu positif COVID-19.

Syahril menyebut, data interim menunjukkan subvarian Omicron BA.4 Dan BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian Omicron BA.1 Dan BA.2. Namun, dua subvarian tersebut tidak memiliki indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian Omicron lainnya.

Selain itu, dua subvarian ini memiliki penurunan terhadap kemampuan terapi antibodi monoklonal sehingga harus diwaspadai. "Kemungkinan dia bisa menghindar atau lolos dari kekebalan yang sudah ada pada seseorang baik dari vaksinasi atau kekebalan alamiah," kata dia.

(Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin dosis ketiga kepada warga di Denpasar, Bali, Selasa (14/6/2022). Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengimbau masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau penguat (booster) sebagai antisipasi penyebaran COVID-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/rwa.)