Jejak Pusat Pendidikan Biksu di Muaro Jambi

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Senin, 11 April 2022 | 20:29 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 694


Jakarta, InfoPublik - Seorang pria mendatangi Presiden Joko Widodo saat sedang mengunjungi kompleks Candi Muaro Jambi, Kamis (7/4/2022). Kepada Jokowi, pria yang akrab disapa Borju ini mengeluhkan masih adanya tempat penumpukan (stockpile) batu bara di kawasan cagar budaya itu.

"Tolong selamatkan kawasan situs Candi Muaro Jambi ini dari stockpile, Pak Jokowi," kata Borju.

Kepada Borju, Jokowi menjelaskan, pemerintah akan merestorasi kawasan itu.

Kompleks Candi Muaro Jambi memang menjadi salah satu tujuan kunjungan Jokowi ke Provinsi Jambi, Kamis itu.

Di kawasan itu, Jokowi bersama rombongan terlihat masuk ke area dalam Candi Kedaton dan melihat jam matahari yang ada di sana.

Jokowi lalu menuju ekskavasi area Candi Kedaton dan melihat Sumur Air di candi itu.

"Bangunan ini ada di abad ke-7. Bangunan ini menunjukan bahwa saat itu teknologi sudah ada yang mana tanpa ada semen, tapi bangunan bisa berdiri," ujar Jokowi kepada media.

Kompleks candi di kawasan Muaro Jambi itu pertama kali ditemukan pada 1820 oleh SC. Crooke, seorang perwira Angktan Laut Inggris yang diberi tugas mengumpulkan data tentang wilayah Jambi. Saat itu ia melaporkan adanya reruntuhan bangunan kuno dari bata dan arca-arca batu di Desa Muaro Jambi.

"Salah satunya arca yang rambutnya seperti wignya seorang hakim di Inggris. Kelihatannya yang ditemukan itu kepala Buddha, rambutnya keriting," kata Junus Satrio Atmoko, arkeolog dan anggota Tim Ahli Cagar Budaya Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek.

Setelah penemuan itu berbagai penelitian mulai dilakukan pada warisan masa Kerajaan Melayu Kuno dan Sriwijaya abad 7-14 Masehi itu.

Hingga akhirnya pada 1954, pemerintah mengutus arkeolog R. Soekmono melakukan peninjauan terhadap peninggalan perbukala di daerah itu. Di situ, Soekmono berkunjung ke Candi Astano, Candi Gumpung, dan Candi Tinggi. Saat itu candi-candi itu masih dalam gundukan tanah dan tertutup rapat vegetasi hutan.

Pembersihan kawasan candi yang terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi baru mulai dilakukan pada 1976. Dari pembersihan itu membuahkan hasil. Reruntuhan Candi Kotomahligai, Candi Kedaton, Candi Gedong I, Candi Gedong II, Candi Gumpung, Candi Tinggi, Candi Kembarbatu, dan Candi Astano mulai ditemukan.

Keberadaan candi di kompleks itu membentang dari barat ke timur sepanjang 7,5 kilometer mengikuti aliran Sungai Batanghari. Luasnya
3.981 hektar. Kompleks candi ini ada di tujuh desa. Ketujuh desa itu adalah Desa Dusun Baru, Desa Danau Lamo, Desa Muarajambi, Desa Kemingking Luar, Desa Kemingking Dalam, Desa Teluk Jambu, dan Desa Dusun Mudo.

Disebut-sebut luas kompleks ini 8 kali luas Candi Borobudur. Sedikitnya ada 70 reruntuhan candi atau gundukan tanah yang disebut Menapo oleh warga setempat.

Selain bangunan, di tempat itu juga ditemukan arca Prajnaparamita, Dwarapala, Gajahsimha, umpak batu, lumping/lesung batu, gong perunggu dengan tulisan Cina, mantra Buddhis yang ditulis pada kertas emas, keramik asing, tembikar, belanga besar dari perunggu, mata uang Cina, manik-manik, bata-bata yang memiliki tulisan, gambar, atau tanda, fragmen pecahan arca batu, batu mulia serta fragmen besi dan perunggu.

Kompleks candi ini dulunya diperkirakan menjadi tempat pendidikan terbesar se-Asia pada zamannya. Ia menjadi semacam "pesantren" para biksu.

Menurut arkeolog Agus Widiatmoko, secara keseluruhan situs Muarajambi bukan semata-mata lokasi ritual dan pemujaan tapi juga permukiman kagamaan Buddha. Kata Agus, pada masa lalu situs Muarajambi adalah mahavihara dan pusat pendidikan agama Buddha.

Muarajambi kerap dihubungkan dengan I-Tsing, biksu asal Tiongkok yang pernah melawat ke Sumatera dalam perjalanannya ke Nalanda, India pada abad ke-7. Dalam catatannya, Tsing menyebut, ribuan biksu pernah tinggal dan belajar ajaran Buddha di Mahavihara.

Mengingat pentingnya situs ini, tak salah jika pada kunjungannya Kamis pekan lalu itu Presiden Jokowi berjanji akan mulai mengerjaan restorasi di beberapa titik pada tahun ini.

"Kurang lebih 3.980 hektar diperkirakan kawasan ini yang dilingkari oleh sebuah kanal besar yang nanti juga akan diangkat dan diperlihatkan, diperbaiki, direstorasi," kata Jokowi.

(Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana mengunjungi kompleks candi di Muaro Jambi, Kamis (7/4/2022). Pemerintah akan merestorasi kompleks candi yang dulunya dijadikan tempat pendidikan para biksu ini. Foto: Setkab.go.id)