Nglanggeran, Desa Tandus yang Kini Mendunia

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Minggu, 5 Desember 2021 | 11:57 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 1K


Jakarta, InfoPublik - Yogyakarta tak hanya keraton dan Malioboro. Beranjaklah dari kota lalu arahkan tujuan Anda ke Kabupaten Gunungkidul. Tepatnya di Kelurahan Nglanggeran, Kecamatan Kapanewon Patuk. Jaraknya kurang lebih 27 kilometer dari kota Yogyakarta.

Desa ini dulu tak dikenal, tandus, dan kering. Namanya pun susah dieja. Namun sekarang, jika Anda datang ke daerah ini akan takjub. Desa ini sungguh memesona. Ada banyak hal yang bisa Anda nikmati. Tak hanya alamnya tapi juga budaya masyarakatnya.

1. Gunung Api Purba Nglanggeran
Gunung Api Purba Nglanggeran atau orang-orang lebih sering menyebut Gunung Api Purba, berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di sini Anda bisa melihat matahari terbit pada pagi hari dan sunset saat petang. Untuk mencapai puncak gunung ini kira-kira butuh waktu sekitar 50 menitan.

Dilansir dari gunungpurba.com, secara fisiografi gunung ini terletak di zona Pegunungan Selatan Jawa Tengah-Jawa Timur atau tepatnya di Sub Zona Pegunungan Baturagung (Baturagung Range. Kemeringan lereng gunung ini >45 derajat.

Dari sejarah geologinya, gunung ini merupakan gunung api purba yang berumur tersier ( Oligo- Miosen) atau 0,6–70 juta tahun yang lalu.

Material batuan penyusun Gunung Nglanggeran merupakan endapan vulkanik tua berjenis andesit (Old Andesite Formation). Jenis batuan yang bisa ditemukan antara lain breksi andesit, tufa dan lava bantal.

Beberapa bukti lapangan menunjukkan, dulu pernah ada aktivitas vulkanis di gunung ini. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya batuan sedimen vulkank klastik seperti batuan breksi andesit, tufa dan adanya aliran lava andesit.

Bentuk kawah Gunung Api Purba dapat ditemukan di puncak gunung.

Selain potensi gunung api purbanya, di kawasan ini Anda bisa menjumpai fauna dan flora langka, seperti tanaman tremas (tanaman obat yang hanya hidup dikawasan ekowisata Gunung Api Purba), kera ekor panjang.

Selain itu, Anda juga bisa menemui aktivitas seni dan budaya masyarakat seperti bersih desa. Dengan adanya potensi tersebut di Desa Nglanggeran juga pengembangan desa wisata.

Anda juga melakukan camping ground di kawasan Gunung Lima Jari yang jaraknya 50 meter dari puncang Gunung Purba.

2. Embung Nglanggeran
Luas daya tampung embung ini mencapai 0,34 hektar. Embung ini digunakan sebagai pengairan kebun buah durian dan kelengkeng milik warga. Objek wisata ini terletak sekitar 1,5 kilometer dari gunung api purba.

3. Air Terjun Kedung Kandang
Di sini Anda juga bisa melihat air terjun. Namun tidak selamanya air bisa mengalir. Aliran air bergantung pada musim. Jika kemarau panjang kering. Namun di kala musim penghujan debit airnya sangat deras.

Air Terjun Kedung Kandang terletak di sebelah selatan Gunung Api Purba.

4. Kampung Pitu Kampung Pitu
Lokasinya ada di puncak sebelah timur Gunung Api Purba. Ini merupakan objek wisata budaya. Disebut kampung pitu (tujuh) karena kampung ini hanya memiliki tujuh Kepala Keluarga (KK). Jumlah penghuni itu tetap berisi tujuh sepanjang masa. Tidak boleh kurang dan lebih.

5. Griya Cokelat Nglanggeran
Di sini Anda dapat menyaksikan proses produksi olahan cokelat yang dihasilkan dari kebun coklat masyarakat.

Menu unggulannya, minuman cokelat murni dengan beragam varian rasa.

Segala potensi yang ada di Desa Ngelanggeran itu dimanfaatkan masyarakatnya untuk mengangkat perekonomian desa. Mereka juga bisa memperhankan budaya dan adat istiadat yang ada di desa itu.

Karena potensi dan keelokannya itu, Desa Nglanggeran berhasil meraih penghargaan Best Tourism Village 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO). Ia berhasil mengalahkan desa-desa terkenal dari berbagai negara di dunia.

Penghargaan itu diberikan pada Kamis (2/12/2021) di Madrid.

UNWTO menilai, aktivitas pengembangan Desa Wisata Nglanggeran, dinilai sangat baik dalam hal pengembangan kepariwisataan. Warga desa juga terbukti dapat menjaga desa, lingkungan alam, budaya dan keharmonisan masyarakatnya termasuk gastronomi lokalnya.

Penilaian untuk desa terbaik didasarkan pada sumber daya alam dan budaya, serta tindakan dan komitmen yang inovatif dan transformatif terhadap pengembangan pariwisata yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Ada 174 desa diusulkan 75 negara anggota UNWTO dalam ajang ini. Dari jumlah itu, Desa Nglanggran bersama 43 desa berhasil mendapat pengakuan Best Tourism Villages 2021 dari UNWTO.

UNWTO mengakui, desa-desa itu berkomitmen untuk menjadikan pariwisata sebagai pendorong yang kuat bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

"Pariwisata dapat menjadi pendorong kohesi sosial dan inklusi dengan mempromosikan distribusi manfaat yang lebih adil ke seluruh wilayah, serta pemberdayaan masyarakat lokal," kata Sekretaris Jenderal UNWTO Zurab Pololikashvili dalam sebuah keterangan resmi, Kamis (2/12).

(Gunung Api Purba Ngelanggeran, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta. Foto: tangkapan layar instagram @gunungapipurba)