Gembira Karena Tatap Muka

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Selasa, 31 Agustus 2021 | 04:34 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 682


Jakarta, InfoPublik - Ravandi (10 tahun) dan Zahra senang bukan kepalang. Mengenakan seragam sekolah dan masker, siswa Sekolah Dasar Negeri Cengkareng Barat 15 Pagi itu terlihat sumringah. Pun Zahra, siswa kelas 4 SDN 15 Cengkareng Barat pagi.

Dua sekolah itu merupakan sekolah yang diizinkan menggelar pembelajaran tatap oleh pemerintah DKI Jakarta, Senin (30/8/2021). Hari itu, merupakan hari pertama bagi Ravandi dan Zahra bertemu teman-temannya. "Kalau belajar di rumah nggak senang. Nggak ketemu guru. Kadang-kadang diganggu sama orang tua," kata Revandi.

Begitu juga Zahra. Ia mengaku sangat senang bisa ikut PTM lantaran lebih mudah memahami pelajaran dibanding belajar secara daring. "Lebih enak kayak gini. Lebih mudah, lebih ngerti," kata Zahra Zahra mengaku mendapat pelajaran matematika saat PTM hari ini.

Saat pembelajaran berlangsung, murid dan guru terlihat menjaga protokol kesehatan secara ketat. Menggunakan masker, juga ada yang mengenakan faceshield. Sebelum masuk, para siswa dan tenaga pengajar terlihat mencuci tangan dengan sabun yang telah disediakan.

Tak hanya siswa, kegembiraan juga diungkapkan sejumlah orang tua murid. Wulan (33 tahun), misalnya. Dengan PTM, ia mengaku tak lagi pusing mendampingi anaknya belajar daring. "Soalnya kalau daring pusing juga ngerjain tugasnya. Pusing karena dari rumah. Udah gitu aku kerja juga. Capenya double," kata Wulan yang anaknya baru masuk kelas 1 di SDN Cengkareng Barat 15 Pagi.

Hari itu, Wulan mengantar dan menunggu anaknya bersekolah selama 1,5 jam. Meski COVID-19 masih belum lenyap, Wulan tak khawatir virus itu menulari anaknya. Wulan beralasan, karena anaknya sudah menerapkan protokol kesehatan ketat: menggunakan masker ganda dan faceshield.

Begitu juga Ernie. Wali murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pondok Kelapa 05 Pagi, Duren Sawit, Jakarta Timur ini menyebut, saat sekolahnya diizinkan menggelar PTM, anaknya girang. "Anaknya senang bertemu teman-teman (lagi). Anaknya happy, dari subuh dia bangun," ujar Ernie. Bahkan, saking senangnya, anaknya tidak mau dijemput.

Kepala SDN Pondok Kelapa 05 Pagi, Samukin mengatakan, pihaknya menerapkan protokol kesehatan (prokes) sesuai peraturan Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Per kelas diisi maksimal 16 siswa.

Untuk durasi pembelajaran, kelas 1, 2 dan 3 berlangsung dua jam. Sedangkan kelas 4, 5, dan 6 berlangsung tiga jam. Menurut Samukin, per hari ada dua tingkatan kelas yang masuk. "Senin kelas 1 dan 4, Rabu kelas 2 dan 5, Jumat itu kelas 3 dan 6," kata dia.

Tak hanya di Jakarta, pembelajaran tatap muka juga dilakukan di sejumlah daerah. Pemerintah memang mengizinkan sekolah menggelar PTM jika daerahnya berstatus PPKM Level 3 ke bawah.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan sekolah boleh melakukan tatap muka jika sudah masuk level PPKM 1 sampai 3.

"Vaksinasi tidak menjadi kriteria,” kata Nadiem dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (25/8/2021).

Untuk menggelar pembelajaran tatap muka ada enam syarat yang mesti diperhatikan. Aturan ini tercantum dalam Surat keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 03/KB/2021, Menteri Agama Nomor 384 Tahun 2021, Menteri Kesehatan Nomor HK 01.08/Menkes/4242/2021, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 440-717 Tahun 2021.

Enam syarat itu adalah:
1. Fase Pertemuan Tatap Muka Terbatas
2. Metode Pembelajaran
3. Waktu Pembelajaran
4. Koordinasi Protokol Kesehatan
5. Kesiapan Pembukaan Sekolah
6. Peran Serta Komite Kesatuan Pendidikan atau Orang Tua

(Sejumlah siswa mengikuti pembelajaran tatap muka di SDN Pondok Labu 14 Pagi, Jakarta Selatan, Senin (30/8/2021). Sebanyak 610 sekolah di Ibu Kota menggelar pembelajaran tatap muka secara terbatas dengan protokol kesehatan ketat. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.)