Waspadai Gejala COVID-19 pada Anak

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Senin, 28 Juni 2021 | 08:48 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 490


Jakarta, InfoPublik - Data itu dilansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tercatat  di sana, per Juni ini ada 12,6 persen atau 235.527 anak terpapar COVID-19. Artinya, sekitar 1 dari 8 kasus Covid-19 di Indonesia sejak awal pandemi merupakan pasien anak-anak.

Dari jumlah tersebut, 2,9 persen terjadi pada anak usia 0-5 tahun. Sedangkan 9,7 persen menimpa anak usia 6-18 tahun. Artinya dua juta kasus COVID-19 di Indonesia saat ini, sekitar 250.000 adalah anak-anak. Artinya 1 dari 8 kasus COVID-19 di Indonesia adalah anak.

Angka itu terdiri dari anak PAUD 30.442 kasus, TK 32.582 kasus, SD 65.634 kasus, SMP 47.267, dan SMA 59.602 kasus.

Data Satgas COVID-19 menunjukkan ada sebanyak 13,5 persen anak-anak di Indonesia yang saat ini dirawat atau menjalani isolasi mandiri.

Sementara kasus kematian anak akibat COVID-19 tercatat sebanyak 1,2 persen dari 55.949 total kematian COVID-19 di Indonesia.

Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman mengungkap, 67,3 persen anak Indonesia yang terapapar virus corona tidak menunjukkan adanya gejala.

Sejak Maret hingga November 2020, Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio dan koleganya telah meneliti 1.973 sampel anak-anak dengan usia di bawah 18 tahun. Dari jumlah tersebut, mereka menemukan 208 anak terpapar COVID-19. Menurut penelitian tu dari 208 anak, sebanyak 140 pasien positif COVID-19 tidak mempunyai gejala. Sedangkan 32,7 persen atau 68 anak yang postif COVID-19 yang menunjukkan adanya gejala.

Agar korban anak tak terus berjatuhan, ada baiknya kita mengenali gejala COVID-19 yang menyerang anak. Menurut para ahli, gejala COVID-19 pada anak berbeda dengan gejala yang menimpa orang dewasa.

COVID-19 yang menyerang anak-anak sebagian besar mengalami gejala ringan atau tanpa gejala, namun ada juga yang mengalami gejala parah. Bayi berusia di bawah 1 tahun dan anak-anak dengan kondisi kesehatan tertentu bisa jadi lebih rentan dan bergejala COVID-19 parah. Kondisi yang membuat anak-anak rentan bergejala parah itu di antaranya adalah asma, penyakit sel sabit, penyakit jantung sejak lahir, imunosupresi, dan kegemukan.

Gejala yang bisa diwapadai itu adalah:
1. Demam
2. Batuk
3. Hidung tersumbat
4. Kehilangan rasa atau bau
5. Sakit tenggorokan
6. Sesak napas
7. Diare
8. Mual dan muntah
9. Sakit perut
10. Kelelahan
11. Sakit kepala
12. Nyeri otot
13. Nafsu makan yang buruk, terutama pada bayi di bawah 1 tahun.

Jika itu muncul, sebaiknya segera lakukan tes COVID-19. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan semua orang dengan gejala COVID-19, termasuk anak-anak, untuk melakukan tes.

Untuk anak-anak yang sudah bersekolah, sebaiknya beritahu pihak sekolah mengenai kondisi anak yang tengah sakit.

Segera hubungi layanan medis jika anak menunjukkan gejala berikut ini:
1. Sulit bernapas
2. Nyeri di bagian dada
3. Tidak bisa bangun
4. Kulit, bibir, dan kuku berwarna pucat, abu-abu, atau biru.

(Seorang anak bermain tanpa mengenakan masker di Muara Angke, Jakarta, Jumat (25/6/2021). Kemenkes meminta orang tua untuk ikut melakukan pengawasan kepada anak untuk meningkatkan protokol kesehatan karena berdasarkan data sebanyak 12,6 persen dari total kasus positif COVID-19 nasional merupakan anak-anak. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww.)