Panduan Lengkap Ibadah Puasa dan Idulfitri 2021

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Rabu, 14 April 2021 | 06:17 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 459


Jakarta, InfoPublik - Jika tak ada aral, umat Islam akan menjalankan ibadah puasa mulai Selasa (13/4/2021). Namun untuk kepastiannya, pemerintah baru akan menggelar sidang isbat atau penetapan awal ramadhan 1442 H pada Senin, 12 April 2021. Kemenag akan menurunkan sejumlah pemantau hilal ramadan 1442 H di 86 lokasi dari 34 provinsi di Indonesia.
 
Hal yang sama juga dilakukan Nahdlatul Ulama (NU). Organisasi ini juga baru melaksanakan rukyatul hilal Senin, 12 April 2021. Rukyatul hilal akan dilakukan di 35 titik di seluruh Indonesia.
 
Sementara Muhammadiyah telah memastikan awal ramadhan 1442 Hijriah jatuh pada Selasa, 13 April 2021. Kepastian pelaksanaan awal puasa bagi warga Muhamaddiyah ini tertuang dalam maklumat bernomor 01/MLM/I.0/E/2021 yang ditandatangani Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto. Isinya menyebutkan bahwa awal ramadhan jatuh pada 13 April 2021. 
 
“1 Ramadhan 1442 H jatuh pada hari Selasa Wage, 13 April 2021,” tulis maklumat tersebut. Selain itu, Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Syawal 1442 Hijriah atau Hari Raya Idulfitri jatuh pada 12 Mei 2021. 
 
Karena wabah COVID-19 belum reda, suasana ibadah puasa dan juga idulfiti kali ini sama dengan tahun lalu.
 
Agar pelaksanaan puasa dan idulfitri tetap berlangsung dengan khidmat, Kementerian Agama menerbitkan panduan pelaksanaan ibadah puasa dan idulfitri. Panduan itu tertuang dalam Surat Edaran Nomor 03 Tahun 2021 yang diteken Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada 5 April lalu. 
 
Penerbitan surat edaran ini bertujuan untuk memberi panduan beribadah selama ramadan dan idulfitri di masa pandemi COVID-19. Panduan ini berisi petunjuk dari ibadah puasa, sahur, buka puasa, penyelenggaraan kegiatan ibadah di masjid, peringatan Nuzulul Quran, vaksinasi, hingga pelaksanaan salat idulfitri.
 
Berikut isi panduan yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor 03 tahun 2021:
 
1. Umat Islam, kecuali bagi yang sakit atau atas alasan syar'i lainnya yang dapat dibenarkan, wajib menjalankan ibadah puasa ramadan sesuai hukum syariah dan tata cara ibadah yang ditentukan agama;
 
2. Sahur dan buka puasa dianjurkan dilakukan di rumah masing-masing bersama keluarga inti;
 
3. Dalam hal kegiatan buka puasa bersama tetap dilaksanakan, harus mematuhi pembatasan jumlah kehadiran paling banyak 50% dari kapasitas ruangan dan menghindari kerumunan;
 
4. Pengurus masjid/musala dapat menyelenggarakan kegiatan ibadah antara lain:
 
a. Salat fardu lima waktu, salat tarawih dan witir, tadarus Alquran, dan iktikaf dengan pembatasan jumlah kehadiran paling banyak 50% dari kapasitas masjid/musala dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, menjaga jarak aman 1 meter antarjemaah, dan setiap jemaah membawa sajadah/mukena masing-masing;
 
b. Pengajian/ceramah/taushiyah/kultum ramadan dan kuliah subuh, paling lama dengan durasi waktu 15 menit.
 
c. Peringatan Nuzulul Quran di masjid/musala dilaksanakan dengan pembatasan jumlah audiens paling banyak 50% dari kapasitas ruangan dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat;
 
5. Pengurus dan pengelola masjid/musala sebagaimana angka 4 (empat) wajib menunjuk petugas yang memastikan penerapan protokol kesehatan dan mengumumkan kepada seluruh jemaah, seperti melakukan disinfektan secara teratur, menyediakan sarana cuci tangan di pintu masuk masjid/musala, menggunakan masker, menjaga jarak aman, dan setiap jemaah membawa sajadah/mukena masing-masing;
 
6. Peringatan Nuzulul Quran yang diadakan di dalam maupun di luar gedung, wajib memperhatikan protokol kesehatan secara ketat dan jumlah audiens paling banyak 50% dari kapasitas tempat/lapangan;
 
7. Vaksinasi COVID-19 dapat dilakukan di bulan ramadan berpedoman pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 13 Tahun 2021 tentang Hukum Vaksinasi Covid-19 saat berpuasa, dan hasil ketetapan fatwa ormas Islam lainnya;
 
8. Kegiatan pengumpulan dan penyaluran zakat, infak, dan shadaqah (ZIS) serta zakat fitrah oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan dan menghindari kerumunan massa;
 
9. Dalam penyelenggaraan ibadah dan dakwah di bulan ramadan, segenap umat Islam dan para mubaligh/penceramah agama agar menjaga ukhuwwah Islamiyah, ukhuwwah wathaniyah, dan ukhuwwah basyariyah, serta tidak mempertentangkan masalah khilafiyah yang dapat mengganggu persatuan umat.
 
10. Para mubaligh/penceramah agama diharapkan berperan memperkuat nilai-nilai keimanan, ketakwaan, akhlaqul karimah, kemaslahatan umat, dan nilai-nilai kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui bahasa dakwah yang tepat dan bijak sesuai tuntunan Alquran dan As-sunnah;
 
11. Salat idulfitri 1 Syawal 1442 H/2021 M dapat dilaksanakan di masjid atau di lapangan terbuka dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat, kecuali jika perkembangan COVID-19 semakin negatif (mengalami peningkatan) berdasarkan pengumuman Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 untuk seluruh wilayah negeri atau pemerintah daerah di daerahnya masing-masing.
 
(Mahasiswa Universitas NU (Unisnu) belajar menggunakan teleskop untuk mengamati hilal 1 Ramadhan di Pantai Semat, Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (10/4/2021). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/aww.)