Banjir Bandang di Lebak Akibatkan 1.060 Rumah Rusak Berat

:


Oleh R Nuraini, Jumat, 3 Januari 2020 | 11:11 WIB - Redaktur: Admin - 371


JPP, LEBAK - Sebanyak 1.060 rumah masyarakat di enam kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten rusak berat akibat diterjang banjir bandang sepanjang Rabu (1/1/2019).

"Sebagian besar rumah yang rusak berat itu, karena lokasinya berada di tepi aliran Sungai Ciberang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Jumat (3/1/2020).

Banjir bandang di Kabupaten Lebak, selain mengakibatkan 1.060 rumah rusak berat, juga 428 rumah rusak ringan dan 1.226 rumah terendam. Selama tiga hari terakhir, masyarakat yang terdampak bencana alam itu masih bertahan di pengungsian. Mereka tidak bisa kembali ke rumah, karena tempat kediamannya rusak berat juga ada di antaranya yang rata dengan tanah.

Oleh karena itu, mereka lebih memilih tinggal di pengungsian. Terlebih harta benda dan perabotan rumah tangga, pakaian, dan juga beras hanyut diterjang banjir bandang. "Kami terus mengutamakan pendistribusian bantuan makanan, minuman, pakaian, selimut dan lain-lainnya guna mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan kerawanan pangan," katanya.

Ia mengatakan banjir bandang menerjang perkampungan di enam kecamatan, yakni Lebak Gedong, Cipanas, Curug Bitung, Maja, Sajira, dan Cimarga. Tercatat 677 keluarga mengungsi di tujuh posko pengungisan, yakni Gedung PGRI Kecamatan Sajira 50 keluarga, Posko Pengungsian Nangela Desa Calungbungur, Kecamatan Sajira dan Posko Pengungsian Desa Tambak, Kecamatan Cimarga 31 keluarga.

Selain itu, Posko Pengungsian Kantor Kecamatan Cipanas 100 keluarga, Posko Pengungsian Kecamatan Curugbitung 150 keluarga, dan Posko Pengusian Gedung Serba Guna Kecamatan Lebak Gedong 100 keluarga. "Kami mendirikan dapur umum di semua posko pengungsian juga melakukan pendataan," ujarnya.

Sejumlah warga di Posko Pengungsian Gedung PGRI Kecamatan Sajira mengaku bingung karena kondisi rumahnya rusak berat dan rata dengan tanah akibat banjir bandang itu. "Kami berharap pemerintah daerah bisa melakukan pembangunan, karena kondisi saat ini sulit untuk dibangun kembali," ujar Maman, seorang pengungsi di Kecamatan Sajira. (ant)