Siswa SMP/SMA Disiapkan untuk Jadi Pilot Drone dan Konten Kreator Virtual Reality

:


Oleh Wisnubro, Senin, 20 Januari 2020 | 11:00 WIB - Redaktur: Admin - 333


JPP JAKARTA – Pemerintah mengingatkan siswa sekolah menengah saat ini harus siap menghadapi lapangan pekerjaan yang berbeda dalam beberapa tahun mendatang. Oleh karena itu, metode pembelajaran yang inovatif diharapkan dapat mempersiapkan para siswa sebagai sumber daya manusia (SDM) unggul dan berdaya saing tinggi.

Hal tersebut dikemukakan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/KaBRIN) Bambang Brodjonegoro saat meresmikan gedung Science, Technology, Engineering, Art, and Mathmatics (STEAM) di Jakarta Intercultural School (JIS), Jakarta Selatan.

"Siswa-siswi SMP dan SMA hari ini ketika mereka masuk ke universitas atau nanti ke pasar kerja, benar-benar akan berhadapan dengan kondisi yang benar-benar berbeda dengan yang kita hadapi hari ini, dimana saat itu dampak Revolusi Industri ke empat akan semakin nyata, tapi juga akan membuka kesempatan akan jenis pekerjaan yang baru, karena itu para siswa dan siswi harus dibiasakan menimba ilmu yang sesuai, untuk bisa mengantisipasi masa depannya," ungkap Menteri Bambang Brodjonegoro di JIS, Kamis (16/01/2020).

Menristek/ epala BRIN mengatakan bahwa akan ada pekerjaan yang hilang saat para siswa nanti bekerja, namun ada juga pekerjaan baru yang muncul, salah satunya adalah pilot atau pengendali drone dari jarak jauh di atas tanah.

"BPPT dan PT DI, serta LAPAN dan TNI dalam konsorsium teknologi pertahanan, dalam koordinasi Kemristek/BRIN juga mengembangkan drone Elang Hitam Indonesia untuk bidang pertahanan. Tapi drone hanyalah drone yang memerlukan pengendali/pilot (dari ruangan kontrol). Oleh sebab itu tentu saja kalian bisa mendaftar menjadi pilot drone di masa depan," ungkap Bambang Brodjonegoro seraya menyemangati para siswa JIS Middle School.

Selain menjadi pilot drone, para siswa nanti juga diperkirakan bisa menjadi pembuat konten untuk realitas virtual.

"Untuk bisa menjadi content creator virtual reality yang baik, kalian tidak bisa hanya menjadi ahli matematika, fisikawan, ahli kimia, Anda juga perlu kreatif, perlu mengerti apa yang orang-orang mau, serta selalu mencermati teknologi yang berkembang. Setiap kelompok usia, akan punya keinginan berbeda dalam menggunakan VR (virtual reality). Anda (para siswa/siswi) perlu bisa menerjemahkan preferensi orang-orang menjadi konten, dan untuk itulah Anda perlu art," ungkap Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro.

Bambang Brodjonegoro berharap sekolah negeri dan swasta di Indonesia, juga membuat konsep pengajaran STEAM, di mana terdapat satu ruangan interaktif yang dapat menunjukkan kemajuan teknologi, kemudian siswa-siswi tersebut dapat membedah purnarupa teknologi dari berbagai jenis bidang STEAM, yaitu sains, teknologi, engineering, seni, dan matematika. Selanjutnya siswa-siswi diminta membuat kembali atau menciptakan teknologi tersebut berdasarkan kreativitasnya. Menristek juga mengungkapkan pentingnya unsur seni dan kreativitas dalam proses belajar berbasis STEAM ini.

Turut hadir dalam kesempatan ini Plt. Direktur Sekolah Menengah Pertama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Poppy Dewi Puspitawati, Head of Jakarta Intercultural School (JIS) Tarek Razik, JIS Middle School Principal Christophe Henry, dan para guru serta siswa menengah JIS.(ris)