Diplomasi Menko Luhut di AS, dari Urusan Vaksin Hingga Masalah Perubahan Iklim

:


Oleh Ahmed Kurnia, Kamis, 28 Oktober 2021 | 04:49 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 1K


Jakarta, InfoPublik – Kunjungan itu memang terbilang singkat. Tapi hasilnya lumayan banyak. Bak kata pepatah: sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Begitulah hasil kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut. B. Pandjaitan bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ke Washington DC, Amerika Serikat  beberapa waktu lalu (17-19 Oktober 2021).

Duet menteri itu menjumpai pimpinan sejumlah perusahaan farmasi. Di antaranya adalah produsen obat Merck – untuk penjajagan mendapatkan Molnupiravir, yang disebut-sebut sebagai salah satu obat penyembuh Covid-19. Selain Molnupiravir dari Merck, juga ada obat Proxalutamide yang saat ini sedang dalam tahap uji klinis ketiga di Indonesia dan sedang berproses di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta obat AT-527 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Roche and Athea.

Menurut Menteri Luhut, obat-obat tersebut memiliki potensi menjadi obat pamungkas untuk mengakhiri pandemi Covid-19. Selain melakukan pendekatan dalam rangka pembelian obat-obat tersebut, Menteri Luhut juga mengajak perusahaan ketiga farmasi asal AS itu melakukan investasi dengan memproduksi obat-obat tersebut di Indonesia.

“Kita tidak ingin hanya sekadar menjadi pembeli (obat). Kita harapkan produsen obat tersebut juga melakukan investasi dan produksinya di Indonesia,” ujar Menteri Luhut.

Undangan untuk melakukan investasi itu memang merupakan tindak lanjut dari Pemerintah RI yang menerima bantuan dari AS dalam berperang melawan pandemi Covid-19. Pada awal Oktober 2021 lalu, Indonesia mendapatkan 800.280 dosis vaksin Pfizer. Bantuan ini merupakan tambahan dari sumbangan Pemerintah AS kepada Pemerintah RI yang sebelumnya telah menerima vaksin COVID-19 Moderna sebanyak 8.000.160 dosis. Bantuan vaksin tersebut disalurkan melalui mekanisme multilateral fasilitas COVAX.

Langkah duet Menko Luhut dan Menteri Budi ke AS – melobi pabrik farmasi penghasil obat Covid-19 – merupakan bagian dari strategi mitigasi yang disiapkan pemerintah apabila terjadi gelombang ketiga Covid-19 akibat libur Natal dan Tahun Baru di akhir tahun 2021 ini. Diperkirakan mobilitas masyarakat saat momentum libur Natal-Tahun Baru 2021/2022 akan meningkat hingga berdampak penurunan efek imunitas pascavaksinasi – yang kemudian dikhawatirkan bisa memicu gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Tanah Air pada awal tahun 2022 mendatang.

Tak cuma bertemu dengan para petinggi perusahaan farmasi. Menteri Luhut juga menemui sejumlah tokoh penting lainnya di Washington DC. Salah satu di antaranya adalah John Kerry yang merupakan Utusan Khusus Presiden AS untuk urusan Iklim. Mereka membahas kerjasama percepatan transisi menuju energi baru dan terbarukan termasuk aspek pendanaan dan pemanfaatan teknologi.

Pertemuan Menteri Luhut dan John Kerry merupakan kelanjutan dari pertemuan mereka sebelumnya pada akhir Februari 2021 lalu – melalui daring. Ketika itu mereka juga sudah membahas kerjasama dalam rangka mengatasi tantangan perubahan iklim. Keduanya sepakat tidak boleh ada waktu yang terbuang dalam perang melawan perubahan iklim.

“Untuk target conditional (menurunkan emisi) saat ini 41% dapat diupayakan naik menjadi 50% dengan dukungan dari AS,”ujar Menko Luhut.

Strategi Indonesia untuk mencapai target pengurangan emisinya juga dibahas dalam pertemuan berikutnya Menko Luhut dengan Presiden World Bank David Malpass.  Mereka juga mendiskusikan mengenai pengadaan dan pembiayaan vaksin, transisi energi, dan konservasi.

Ketika menjumpai Managing Director IMF Kristalina Georgieva di Washington, Menko Luhut malah menerima pujian dalam penanganan pandemi Covid-19. "Apresiasi khusus juga disampaikan oleh MD IMF Kristalina Georgieva yang takjub bahwa selain penanganan pandemi yang terkendali, langkah-langkah pemulihan ekonomi Indonesia bisa terlaksana pula lewat penguatan UMKM," ujar Menko Luhut dalam akun Instagramnya.

Lebih lanjut, Menko Luhut berharap, "Mudah-mudahan penguatan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional bisa terus kita dorong agar perekonomian Indonesia tetap bergerak meskipun di masa sulit seperti sekarang," ujarnya lagi.

Dalam pertemuan itu Kristalina Georgieva menyampaikan komitmen dan dukungan IMF terhadap kerjasama dengan Pemerintah RI dalam keamanan kesehatan global, “ Saya sangat mengapresiasi penanganan Covid-19 oleh Pemerintah Indonesia dan berbagai langkah strategis yang diambil demi memulihkan ekonomi yang ada,” katanya.

Pertemuan marathon Menko Luhut dilanjutkan dengan menemui Penasehat Keamanan Nasional (NSA) Jack Sullivan yang secara khusus membahas mengenai upaya peningkatan kerjasama mengatasi krisis iklim dan keamanan kesehatan global. Mereka juga membahas kehadiran investasi AS pada sektor strategis di Indonesia, komunikasi strategis antara Pemerintah AS dan Indonesia, serta dinamika politik dan keamanan maritim di kawasan Asia dan Asia Tenggara.

Menko Luhut juga bertemu dengan pimpinan sejumlah perusahaan swasta AS lainnya seperti Apple, Tesla, Starlink, dan Chevron.

Perusahaan Apple  menyampaikan komitmennya untuk membuka Apple Developer Academy di berbagai daerah di Indonesia - perluasan dari yang saat ini sudah ada di Batam dan Serpong. Sementara dengan pihak Tesla dan Starlink Menko Luhut membahas mengenai kelanjutan rencana perusahaan tersebut melakukan investasi di Indonesia.

Beberapa perusahaan AS lainnya yang menemui Menko Luhut menyampaikan apresiasi mereka terhadap berbagai reformasi yang diambil oleh Pemerintah Indonesia dalam menciptakan iklim berinvestasi dan berusaha yang kondusif di Indonesia.(*)

 

Keterangan Foto: Menko Marves Luhut B. Panjaitan ketika berbincang dengan Utusan Khusus Presiden AS John Kerry di Washington, 18 Oktober 2021.