AU Senegal Kembali Beli Pesawat Militer Buatan PTDI

:


Oleh Ahmed Kurnia, Sabtu, 27 Maret 2021 | 06:42 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 2K


Jakarta, InfoPublik – Satu lagi produksi anak bangsa kembali mewarnai blantika penerbangan militer dunia. Sebuah pesawat CN235-220 jenis Maritime Patrol Aircraft (MPA) buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah diserahterimakan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto - yang didampingi Dirut PTDI Elfien Goentoro – kepada Kepala Staf Angkatan Udara Republik Senegal BG Papa Souleymane di Hanggar Fixed Wing PTDI di Bandung, Kamis lalu (18/3/2021).

Menteri Prabowo dalam sambutannya mengatakan bahwa penyerahan Pesawat CN235-220 MPA ini kepada AU Republik Senegal adalah patut untuk dibanggakan karena ini adalah pesawat ketiga yang dibeli negara tersebut. “PTDI adalah kebanggaan Bangsa Indonesia. Teknologi kedirgantaraan adalah industri masa depan,” tegasnya.

Pesawat seharga Rp354 miliar itu, sebagian modal kerja berasal dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank dengan skema National Interest Account (NIA). Penggunaan skema NIA dari LPEI ini merupakan penugasan khusus dari Kementerian Keuangan RI untuk penyediaan pembiayaan ekspor pesawat udara dengan perluasan penetrasi pasar non tradisional seperti Afrika dan Asia Selatan – dengan penyerapan tenaga kerja lebih dari 4.000 orang.

PTDI, menurut Menteri Prabowo, sebenarnya sudah menjadi pelopor dalam kebangkitan industri Indonesia pada tahun 90-an. Tetapi, akibat dinamika politik dunia, arah pengembangan PTDI mengalami rintangan-rintangan. Namun patut disyukuri, di tengah tantangan selama 20 tahun terakhir ini, kata Menteri Prabowo lagi, PTDI berhasil bertahan dan masih mampu untuk menjual produk pesawat fixed wing dan helikopternya (rotary wing).

Kementerian Pertahanan kini bertekad agar PTDI dapat bangkit kembali untuk melanjutkan. “Presiden telah menginstruksikan untuk mendorong PTDI agar kembali menjadi menjadi industri penerbangan terkemuka di Asia Tenggara bahkan di Asia,” ujar Menhan Prabowo.

Sementara itu KSAU Senegal BG Papa Souleymane menyatakan sangat puas dengan performancepesawat terbang buatan PTDI. “Dalam 10 tahun terakhir ini kami sudah membeli tiga pesawat,” katanya.

Sebelumnya, pada 2011 PTDI telah mengirimkan pesawat CN235 dengan konfigurasi Military Transport dan pesawat kedua dengan konfigurasi Multi Purpose Aircraft pada tahun 2016. Kini, pada 2021 adalah pengiriman kali ketiga dengan pesawat CN235-220 jenis Maritime Patrol Aircraft yang akan digunakan sebagai pesawat patroli di perairan. “Kami berharap mendapatkan kepuasan yang sama dengan yang dua pesawat sebelumnya,” ujar KSAU Senegal itu.

Pesawat udara CN235-220 MPA ini memiliki beberapa keunggulan, yakni dapat lepas landas dengan jarak yang pendek, dengan kondisi landasan yang belum beraspal dan berumput. Pesawat ini juga mampu terbang selama delapan jam dengan sistem avionic glass cockpit dan bahkan dengan autopilot. Dilengkapi dengan winglet di ujung sayap membuat pesawat ini menjadi lebih stabil dan irit bahan bakar.

Pesawat udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft dilengkapi dengan Tactical Console (TACCO), 360 derajat Search Radar yang dapat mendeteksi target yang kecil sampai sejauh 200 Nautical Mile dan Automatic Identification System (AIS), sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal di laut, sehingga dapat mengidentifikasi objek yang mencurigakan.

Selain itu, pesawat ini juga memiliki memiliki kemampuan Forward Looking Infra Red (FLIR) untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target sasaran, serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang di malam hari untuk melakukan evaluasi misi.

Pesawat Produksi PTDI

Seri pesawat CN235 ini – yang dibeli oleh Senegal itu – sejarah produksinya bermula dari kerjasama IPTN (sebelum menjadi PTDI) dan CASA dari Spanyol (sekarang menjadi perusahaan dengan bendera Airbus Defense & Space) mendirikan perusahaan patungan, Aircraft Technology (Airtech) untuk merancang CN235.

Pesawat multiguna ini memiliki kemampuan Short Take-Off and Landing (STOL) di lapangan terbang terjal dengan panjang 800 meter, pintu ramp di belakang psawat untuk mengangkut barang yang keluar/masuk dengan mudah, dan karakteristik perawatan dengan biaya rendah.

Prototipe pertama 'Elena' yang diproduksi oleh CASA melakukan penerbangan perdananya pada 11 November 1983. Prototipe kedua (pesawat buatan IPTN/Indonesia) 'Tetuko' terbang pertama kali pada Desember 1983.

Kini PTDI total telah memproduksi dan mengirimkan pesawat seri CN235 sebanyak 69  unit untuk pelanggan di dalam negeri maupun luar negeri.

Selain seri CN235, perusahaan yang bermarkas di Bandung ini juga memproduksi pesawat seri lainnya seperti dikutip dari detik.com dan data dari PTDI, sebut saja misalnya N219 Nurtanio – pesawat ini mampu mengangkut penumpang sebanyak 19 dan cocok digunakan untuk melayani daerah terpencil.

Lalu ada seri NC212-200 yang sudah diproduksi PTDI sejak tahun 1976 silam dengan lisensi dari CASA, Spanyol. PTDI sudah memproduksi sebanyak 103 pesawat NC212-200 versi sipil dan militer. Antara 2004-2008, semua keperluan untuk NC212-400 – pengembangan dari NC212-200 – telah dipindahkan dari San Pablo, Spanyol ke ke Bandung. Kini PTDI telah menjadi produsen tunggal dari keluarga NC212. Sejak 2014, PTDI bahkan telah meng-upgrade pesawat tersebut menjadi versi NC212i yang lebih canggih.

Selain itu masih ada lagi CN295 yang biasanya digunakan untuk keperluan operasi militer atau digunakan untuk misi kemanusiaan di daerah terpencil.  CN295 adalah pesawat yang andal dan mudah dirawatan. Kini tercatat sudah lebih dari 95 pesawat diproduksi.

PTDI merupakan perusahaan yang bergerak di sektor industri pesawat terbang satu-satunya di Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara. Sejak didirikan pada 26 April 1976, perusahaan ini telah memproduksi berbagai pesawat terbang (fixed wing), helicopter (rotary wing), senjata, dan menyediakan jasa pemeliharaan untuk mesin pesawat.

Produk buatan Indonesia ini diakui kehandalannya oleh banyak negara. Alhasil, pembelinya kini bukan hanya TNI, Basarnas atau maskapai lokal, tapi sudah merambah ke beberapa negara jiran.

Berikut daftar negara yang sudah membeli pesawat buatan PTDI:

  1. Malaysia, CN235: 6 pesawat militer dan 2 pesawat VVIP
  2. Brunei Darussalam, CN235: 1 pesawat VIP
  3. Filipina, NC212: 2 pesawat akan dikirim
  4. Thailand, CN235: 2 pesawat sipil, 6 pesawat militer, dan 1 pesawat multiguna NC212
  5. Korea Selatan, CN235: 7 pesawat militer, 1 pesawat VVIP, dan 4 MSA
  6. Pakistan, CN235: 3 pesawat militer dan 1 VIP
  7. UEA, CN235: 7 pesawat militer dan 1 VIP
  8. Turki, CN235: 6 pesawat MPA/ASW dan 3 MSA
  9. Burkina Faso, CN235: 2 pesawat militer
  10. Senegal, CN235: 2 pesawat militer dan 1 pesawat multiguna
  11. Venezuela, CN235: 1 pesawat multiguna

 

Keterangan foto: Pesawat jenis CN235 buatan PT Dirgantara Indonesia (Dokumentasi PTDI)