Mengenal KRI Alugoro-405, Kapal Selam Pertama Buatan Dalam Negeri

:


Oleh Ahmed Kurnia, Rabu, 24 Maret 2021 | 06:59 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 2K


Jakarta, InfoPublik - Kemampuan industri stategis dalam negeri untuk memproduksi Alat Utama Sistem Persenjataan (alutsista) yang akan digunakan TNI kini semakin handal dan modern. PT PAL Indonesia (Persero) yang bekerja sama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering dari Korea Selatan telah merampungkan pembuatan kapal selam pertama buatan industri pertahanan dalam negeri.

Kapal Selam yang diberi nama Alugoro-405 itu diserahterimakan kepada Kementerian Pertahanan untuk selanjutnya diserahkan kepada Mabes TNI dan berturut turut kepada Mabes TNI AL dan Pangkoarmada II selaku pengguna, pada Rabu (17/3) lalu dalam sebuah upacara serah terima di PT PAL Indonesia, Surabaya.

“Kita sedang membangun kemampuan pertahanan kita. Bukan karena kita ingin gagah-gagahan. Bukan karena kita ingin mengancam siapapun. Tidak! Kita tegaskan bahwa bangsa Indonesia cinta damai tapi lebih cinta kemerdekaan,” tegas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang memimpin acara serah terima tersebut.

Dalam prosesi penandatanganan Berita Acara Serah Terima Kapal Selam tersebut, Menteri Prabowo dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara serah terima ini sebagai tonggak historis yang kali pertama keterlibatan galangan kapal milik perusahaan nasional, PT PAL yang ikut serta dalam produksi kapal selam. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah menuju kemandirian produksi dalam negeri di bidang teknologi pengembangan alutsista TNI.

Hal ini juga turut menjadi capaian membanggakan sekaligus meningkatkan deterrent effect yang menjadikan Indonesia sebagai satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang mampu membangun kapal selam. Indonesia termasuk yang terbesar di ASEAN bersama Vietnam - yang sudah memiliki enam kapal selam dan Singapura empat unit kapal selam. Thailand mengoperasikan tiga kapal selam buatan Cina, Malaysia dua unit (buatan Perancis), sedangkan negara ASEAN yang lainnya belum memiliki kapal selam.

Di hadapan seluruh tamu undangan, Menteri Prabowo mengatakan bahwa Indonesia harus memiliki kekuatan militer yang cukup untuk menjaga kedaulatan, melindungi segenap tumpah darah, kesatuan, dan keutuhan wilayah dari ancaman tentara negara asing. “Hari ini merupakan selangkah ke depan bagi kita semua untuk membangun postur pertahanan kita ke arah yang lebih kuat lagi,” tambahnya.

Pengadaan Kapal Selam Alugoro-405 merupakan salah satu program pembangunan kekuatan pertahanan khususnya untuk Matra Laut. Sebelum Alugoro-405, Kemhan telah memiliki kapal selam KRI Cakra-401, KRI Nanggala-402, KRI Nagapasa-403, dan KRI Ardadedali-404. Kendati menurut perkiraan untuk mencapai kekuatan pokok minimum atau dikenal dengan istilah minimum essential forces diperlukan setidaknya 12 kapal selam untuk menjaga kedaulatan NKRI.

Saat ini TNI AL sudah memiliki tujuh kapal perang jenis Fregat, 24 kapal perang jenis Korvet, 10 kapal penyapu ranjau serta berbagai kelas dan jenis lainnya, seperti kapal cepat rudal, kapal LPD, kapal LST, kapal selam dan kapal patrol. Ini belum termasuk dua Kapal layar tiang tinggi yang ada di TNI AL, serta beberapa jenis kapal lainnya seperti kapal patroli yang panjangnya kurang dari 36 meter yang biasa disebut KAL atau Kapal Angkatan Laut yang berjumlah 317 unit.

Kapal Selam Alugoro-405

Dari laman resmi TNI, asal usul nama Alugoro diambil dari nama sebuah senjata pemukul yang dimiliki oleh tokoh pewayangan Prabu Baladewa. Senjata tersebut berupa Gada yang digunakan oleh para ksatria atau bangsawan lainnya.

Senjata itu disebut mampu menghancurkan kepala orang yang dipukulnya dalam sekali pukulan. Senjata ini dianggap sakti karena pemberian dari dewa yaitu Batara Guru, sebagai hadiah pada waktu Prabu Baladewa menikah dengan Dewi Erawati.

 Seperti halnya sebuah gada, postur KRI Alugoro-405 memiliki sosok dengan Panjang kapal mencapai 61,3 meter, dan tubuhnya berwarna hitam legam. Bobotnya mencapai 1.800 ton dan mampu menyelam sampai kedalaman lebih dari 250 meter di bawah permukaan laut.

Dalam sebuah uji coba awal Maret lalu (4/3/2021), kapal ini mampu menyelam hingga kedalaman 310,8 meter di Perairan Utara Bali. Uji coba selam yang dinamakan tactical diving depth ini langsung dipantau oleh Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero), Budiman Saleh.

Kapal selam ini – yang didesain dengan life time mencapai 30 tahun – mampu menampung 40 awak kapal dan bisa beroperasi di bawah air selama 50 hari. Kecepatannya bisa mencapai 21 knot.

Kapal Selam Alugoro-405 dipersenjatai delapan tabung torpedo berukuran 533 milimeter dan 14 rudal. Kapal selam itu juga dilengkapi roket antikapal perang UGM-84 Harpoon buatan Boeing. Rudal bersayap sepanjang 4.6 meter dengan berat 221 seharga US$1,2 juta itu bisa menghantam target dari jarak 124 kilometer.

Selain itu, KRI Alugoro-405 juga dilengkapi dengan senjata torpedo Black Shark generasi terbaru buatan Whitehead Alenia Sistemi Subacquei (WASS), anak perusahaan dari Leonardo-Finmeccanica SpA asal Italia yang sudah dikenal sebagai perusahaan yang membuat sistem senjata bawah air.

Torpedo Black Shark memiliki panjang 6 meter dan berdiameter 533 milimeter. Torpedo ini dapat meluncur sejauh 50 kilometer dengan kecepatan 50 knot. Karakter utama dari torpedo itu adalah tingkat kebisingannya yang sangat rendah sehingga sulit terdeteksi.

Torpedo jenis itu juga terdapat di kapal selam KRI Nagapasa-403 dan KRI Ardadedali-404. Selain torpedo Black Shark, KRI Alugoro juga dilengkapi dengan sonar dengan gelombang ultrasonik yang dapat mendeteksi musuh di permukaan dan bawah air.

 

Keterangan Foto: Presiden Joko Widodo tinjau kapal selam KRI Alugoro-405 di Surabaya pada 27 Januari 2021 (Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)