Penguat Ketahanan Pangan, 13 Bendungan Resmi Beroperasi pada 2021

:


Oleh DT Waluyo, Senin, 3 Januari 2022 | 07:18 WIB - Redaktur: Untung S - 1K


Jakarta, InfoPublik - Kedaulatan pangan dan ketahanan air, adalah dua program nasional yang saling terkait. Di tanah air, sulit mewujudkan kedaulatan pangan, tanpa memperkuat ketahanan air.

Mewujudkan dua program prioritas itu, pilihan yang utama dilakukan pemerintah adalah membangun waduk/bendungan.  Melalui Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),  pemerintah mencanangkan membangun 61 bendungan (2014-2024).

Dengan 61 waduk/bendungan tersebut maka akan ada sekitar 1,3 juta lahan sawah yang teraliri air. Jumlah itu juga akan meningkatkan luas lahan irigasi yang mendapat suplai air dari bendungan menjadi 19 persen, dari existing (2015) yang hanya 11 persen.

Hasilnya? Sepanjang 2015-2019, Kementerian PUPR berhasil menyelesaikan 15 bendungan. Selanjutnya, di tengah musim pandemi COVID-19, di 2021 telah pula rampung sebanyak 13 bendungan.

Seiring dengan selesainya pembangunan sejumlah bendungan, sebagaimana disampaikan Menteri PUPR, Basuki Hadimulyono, dalam keterangan tertulis, Minggu (2/1/2022), dibangun pula jaringan irigasi. "Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena air nya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki.

Dari 61 bendungan baru yang dibangun,  menurut Direktur Bendungan dan Danau Kementerian PUPR Airlangga Mardjono hanya ada 52 bendungan yang akan dilengkapi dengan jaringan irigasi. Sembilan bendungan yang dimaksud adalah; Paya Seunara, Teritip, Sei Gong, Ciawi, Sukamahi, Kuwil Kawangkoan, Lau Simeme, Sidan, dan Sepaku Semoi.

Dalam catatan Kementerian PUPR, dua bendungan, yaitu Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi bahkan  hanya memiliki satu fungsi.  Yakni pengendali debit air banjir di Jakarta. Kedua bendungan tersebut penting lantaran angka koefisien runoff (rasio antara aliran permukaan dan curah hujan) di hulu Sungai Ciliwung sudah tinggi.

13 Bendungan di 2021

Bendungan pertama yang diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 2021 adalah Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur (Jatim) pada 14 Februari 2021 lalu. Dengan kapasitas tampung 8,7 juta meter kubik, bendungan ini bisa memberikan manfaat yang sangat besar yaitu mengairi 600 hektar sawah.

Selain memberikan manfaat untuk mengairi irigasi seluas 600 hektar, Bendungan Tukul berfungsi untuk mereduksi banjir sebesar 42,21 m3/detik, berpotensi sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) 2x132 KW, konservasi sumber daya air, dan pariwisata.

Bendungan kedua yang diresmikan Presiden pada awal 2021 adalah Bendungan Tapin, di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada 18 Februari 2021 lalu. Dengan volume tampung cukup besar yakni 56,7 juta m3 bendungan ini berperan penting dalam pengendalian banjir di Provinsi Kalsel dan juga memperkuat ketahanan pangan melalui penyediaan irigasi seluas 5.472 hektar.

Keberadaan bendungan ini juga diharapkan dapat menyediakan air baku untuk wilayah Rantau sebagai Ibu Kota Kabupaten Tapin dan sekitarnya sebesar 500 liter/detik, konservasi air, dan untuk PLTA sebesar 3,30 MW.

Selanjutnya terdapat Bendungan Napun Gete yang merupakan bendungan ke-3 diresmikan Presiden untuk memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Bendungan Napun Gete memiliki kapasitas tampung 11,2 juta m3 dan direncanakan mampu mengairi area irigasi seluas 300 hektar.

Selain untuk irigasi, bendungan multifungsi ini juga berfungsi sebagai penyedia air baku di Kabupaten Sikka sebanyak 214 liter per detik, pengendali banjir sebanyak 219 m3/detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,1 MW, serta potensi pariwisata sehingga dapat membantu kesejahteraan masyarakat sekitar.

Bendungan selanjutnya yang telah diresmikan Presiden Jokowi pada awal Maret 2021 adalah Bendungan Sindangheula yang berada di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Dengan kapasitas 9,3 juta m3, bendungan ini memberikan manfaat irigasi terhadap 1.280 hektare (ha) sawah di Serang dan pada umumnya di Provinsi Banten.

Bendungan Sindangheula juga untuk menyediakan air baku bagi daerah-daerah industri yang berkembang di Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Kota Cilegon sebesar 0,80 m3/detik. Bendungan ini juga berfungsi untuk mereduksi banjir hingga 50 m3/detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,40 MW MW, serta potensi pariwisata.

Selanjutnya pada awal Agustus 2021, telah diresmikan Bendungan Kuningan, Jawa Barat oleh Presiden Jokowi. Dengan kapasitas tampung 25,9 juta m3, bendungan ini akan mensuplai air secara kontinu untuk pertanian irigasi bagi 3.000 ha sawah masyarakat di Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Brebes. Bendungan Kuningan ini juga sangat bermanfaat bagi ketahanan air, menghindari banjir, menyediakan air baku 0,30 m3/detik, serta berpotensi menghasilkan listrik 0,5 MW.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada awal September 2021 juga telah meresmikan Bendungan Way Sekampung di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Dengan kapasitas tampung 68 juta meter kubik, bendungan ini diproyeksikan bisa memperkuat ketahanan air dan pangan di wilayah Lampung. Untuk penyediaan air baku dari bendungan ini akan dilakukan bertahap hingga mencapai 2.737 liter per detik, serta juga berfungsi sebagai sumber pembangkit listrik sebesar 5,4 megawatt, dan pengendali banjir.

Selanjutnya terdapat Bendungan Bendo yang merupakan bendungan ketujuh diresmikan Presiden Jokowi pada 2021. Bendungan Bendo akan menyediakan irigasi untuk 7800 ha sawah dan juga untuk pasokan air baku dengan kapasitas 370 liter/detik, serta bisa mengurangi banjir Kota Ponorogo sebesar 31 persen atau 117,4 m3/detik yakni dari 375,4 m3/detik menjadi 258 m3/detik.

Bendungan berikutnya yang diresmikan pada 2021 adalah dua bendungan di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) yakni Bendungan Paselloreng pada September 2021 dan Bendungan Karalloe pada November 2021, telah diresmikan Bendungan Karalloe di Kabupaten Gowa. Pembangunan kedua bendungan tersebut bertujuan untuk menambah pasokan air di Provinsi Sulsel sebagai salah satu lumbung pangan nasional sehingga kontinuitas air ke lahan pertanian terjaga.

Selanjutnya pada akhir November 2021, Presiden meresmikan dua bendungan multifungsi sekaligus di Jawa Timur, yakni Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek dan Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro. Bendungan Tugu dengan kapasitas tampung sekitar 12,1 juta meter kubik untuk memenuhi kebutuhan daerah irigasi seluas 1.250 hektare (ha), penyediaan air baku sebesar 12 liter per detik, serta reduksi banjir.

Sementara Bendungan Gongseng memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan irigasi sawah seluas 6,191 hektar, penyediaan air baku 300 liter/detik, konservasi pariwisata, reduksi banjir

Sedangkan pada akhir Desember 2021, Presiden juga meresmikan dua bendungan di dua provinsi berbeda dalam satu hari, yakni Bendungan Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara dan dilanjutkan Bendungan Pidekso di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Bendungan Ladongi memiliki fungsi utama untuk mengairi daerah irigasi seluas 3.604 hektare yang berada di empat Kabupaten, sedangkan Bendungan Pidekso memiliki fungsi utama mengairi lahan pertanian seluas 1.500 ha di Kabupaten Wonogiri. (*)

Ilustrasi, Presiden Joko Widodo meresmikan 13 bendungan di 2021. Selain meningkatkan ketahanan air, juga mendukung ketahan pangan (Dok. Kementerian PUPR)