[SIARAN PERS] Perkembangan Penanganan Hoaks COVID-19 dan PPKM

:


Oleh Elvira, Jumat, 26 November 2021 | 10:46 WIB - Redaktur: Elvira - 376


Siaran Pers

Kementerian Komunikasi dan Informatika

No. 414/HM/KOMINFO/11/2021

Kamis, 25 November 2021

Tentang

Perkembangan Penanganan Hoaks COVID-19 dan PPKM

Perbaikan pengendalian COVID-19 di Indonesia semakin diakui oleh dunia. Sayangnya, upaya penanganan COVID-19 ini masih terganggu oleh beragam hoaks mengenai pandemi COVID-19 yang menyerang beragam kalangan tua ataupun muda. Pada tanggal 20 November 2021 lalu, Indonesia memperingati hari anak sedunia, yang ditetapkan sejak tahun 1954, untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia. Namun, ancaman hoaks dan disinformasi masih juga membayangi anak-anak, termasuk di Indonesia.

Analisis UNICEF di tahun 2021, yang merujuk pada sebuah studi di Jerman pada tahun 2020, melaporkan bahwa 76% dari sekitar 2,000-an anak usia 14-24 tahun, setidaknya terpapar misinformasi atau disinformasi sekali dalam seminggu. Survey lain dari UNICEF di 10 negara pada tahun 2019, menemukan bahwa 3/4 dari 14 ribu lebih responden kaum muda yang disurvei, tidak dapat menentukan kebenaran dari informasi yang diterima. Selain itu di laporan yang sama, ditemukan bahwa penyebaran misinformasi,disinformasi oleh mahasiswa di Indonesia dilakukan dengan motivasi untuk menyenangkan diri sendiri atau tanpa alasan tertentu,

Kondisi tersebut tentu harus menjadi perhatian bersama. Tentu kita tidak ingin generasi muda kita untuk terus diancam hoaks dan disinformasi, bahkan turut menyebarkan hoaks dan disinformasi. Sampai saat ini, persebaran hoaks pun masih mengkhawatirkan. Hoaks dan disinformasi pun masih ditemukan di beragam media sosial.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sejak Januari 2020, hingga 25 November 2021 telah mengindentifikasi beragam hoaks dan disinformasi.

  1. Hoaks tentang COVID-19 , telah ditemukan sebanyak 1.999 isu hoaks pada 5.162 unggahan media sosial, dengan persebaran terbanyak pada platform facebook sejumlah 4.463 unggahan.  Kini pemutusan akses telah dilakukan terhadap 5031 unggahan hoaks COVID-19 dan 131 unggahan lainnya sedang dalam proses tindak lanjut.
  2. Hoaks tentang vaksinasi COVID-19 , telah ditemukan sebanyak 395 isu hoaks vaksinasi COVID-19 pada 2.449 unggahan media sosial, dengan persebaran terbanyak pada platform facebook sejumlah 2.257 unggahan. Kini pemutusan akses telah dilakukan terhadap 2.449 unggahan hoaks vaksinasi COVID-19 ,,
  3. Hoaks tentang PPKM, telah ditemukan sebanyak 48 isu pada 1.194 unggahan media sosial dengan persebaran terbanyak pada platform facebook sejumlah 1.176 unggahan. Pemutusan akses dilakukan terhadap 1.038 unggahan dan 156 unggahan lainnya sedang ditindaklanjuti.

Jika dibandingkan dengan minggu lalu, maka di minggu ini pertambahan isu hoaks dan sebaran konten hoaks di sosial media, tidak melebihi angka di minggu yang lalu.

  1. Isu hoaks COVID-19 , di minggu ini terdapat penambahan sejumlah 8 isu dan 31 unggahan hoaks. Pada minggu sebelumnya, pertambahan isu hoaks COVID-19 adalah sebanyak 8 isu dan 32 unggahan hoaks.
  2. Isu hoaks vaksinasi COVID-19 , di minggu ini terdapat penambahan sejumlah 5 isu dan 24 unggahan hoaks. Pada minggu sebelumnya, pertambahan isu hoaks vaksinasi COVID-19 adalah sebanyak 8 isu dan 27 unggahan hoaks.
  3. Isu hoaks PPKM,di minggu ini tidak terdapat pertambahan isu hoaks PPKM, namun terdapat pertambahan unggahan sebanyak 27 unggahan hoaks. Pada minggu sebelumnya, juga tidak ada pertambahan isu hoaks PPKM, dan terdapat pertambahan konten sebanyak 27 unggahan hoaks.

Secara keseluruhan, di minggu ini terdapat total 13 pertambahan isu di 82 unggahan hoaks COVID-19 , vaksinasi COVID-19 , serta PPKM, dimana di minggu yang lalu, terdapat total 16 pertambahan isu di 86 unggahan hoaks.

Dari sejumlah 16  isu hoaks seputar Covid selama seminggu terakhir, berikut adalah beberapa contoh hoaks yang perlu kita tangkal bersama, antara lain:

  1. Hoaks pada tanggal 18 November 2021 mengenai CEO Pfizer ditangkap FBI karena penipuan dan pemalsuan data vaksin.
  2. Hoaks pada tanggal 19 November 2021 tentang Aliansi Dokter Dunia menyatakan bahwa varian delta (India) tidak ada.
  3. Disinformasi pada tanggal 20 November 2021 yang menyatakan bahwa anggota parlemen Austria meninggal dunia karena vaksin COVID-19 .
  4. Disinformasi pada tanggal 22 November 2021 mengenai klaim Pfizer digunakan untuk melacak manusia di seluruh dunia.
  5. Hoaks pada tanggal 24 November 2021 mengenai detoks mandi dengan ramuan soda kue, garam epsom, boraks, dan tanah liat bentonit dapat menghilangkan kandungan vaksin COVID-19 .

Sejumlah hoaks yang masih terus menyebar di sekitar kita, dan menjadi salah satu kendala penanganan COVID-19 di Indonesia. Seperti COVID-19 harus terus kita lawan, persebaran hoaks harus kita tangkal. Bersama-sama kita jaga generasi muda untuk masa depan yang lebih baik, terlindungi dari COVID-19 , dan tumbuh menjadi generasi yang cerdas dalam mengahadapi hoaks.

Mari kita dukung penanganan pandemi ini dengan tidak membuat dan menyebarkan hoaks. Bersama-sama kita lakukan literasi digital,tetap menjalankan prosedur kesehatan saat beraktivitas, melakukan vaksinasi, dan tekan risiko persebaran COVID-19 .

Jakarta, 25 November 2021

Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia

Dedy Permadi