Oleh Irvina Falah, Selasa, 16 Februari 2016 | 14:34 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 438
Agenda Presiden Joko Widodo malam ini, Senin, 15 Februari 2016 adalah menghadiri Working Dinner di Sunnylands Historic Home. Presiden Amerika Serikat, Barack Obama bertindak sebagai tuan rumah dalam Working Dinner yang mengusung tema ‘On Regional Strategic Outlook’.
Dalam Working Dinner tersebut Presiden Jokowi diberikan kesempatan memberikan pernyataan seperti halnya kepala negara/ pemerintahan negara ASEAN. Presiden Jokowi menyampaikan dua isu utama: perdamaian di Laut Tiongkok Selatan serta perdamaian di Timur Tengah.
Untuk kawasan Laut Tiongkok Selatan, Presiden Jokowi menekankan bahwa kawasan ini harus merupakan kawasan damai dan stabil.
Untuk mewujudkan hal itu, Presiden Jokowi menekankan agar hukum internasional harus dihormati, rivalitas kekuasaan besar harus dicegah, Declaration on the Conduct harus dilaksanakan secara penuh dan efektif, dan Code of Conduct harus dapat segera diselesaikan. Presiden juga menekankan pentingnya untuk semua pihak menghentikan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan ketegangan.
Sebagai non-claimant state, Presiden menyampaikan bahwa Indonesia ingin memberikan kontribusinya bagi perdamaian dan stabilitas Laut Tiongkok Selatan.
Perdamaian di Timur Tengah
Dalam menyikapi keadaan di Timur Tengah, Presiden Jokowi menyampaikan keprihatinannya. Di awal 2016 ini, keprihatinan dunia meningkat dengan memburuknya hubungan Arab Saudi dengan Iran. Belum lagi masalah Palestina yang belum dapat diselesaikan serta konflik Suriah yang menyebabkan mengalirnya arus pengungsi keluar Suriah.
Di saat yang sama, menurut Presiden, upaya melawan teroris ISIS hasilnya masih jauh dari baik. Bahkan, jumlah Foreign Terrorist Fighters (FTF) bertambah. Indonesia tidak bisa tinggal diam melihat kondisi ini. “Saya telah mengutus Menteri Luar Negeri Indonesia ke Iran, Arab Saudi dan sejumlah negara di Timur Tengah untuk menggalang perdamaian”, ucap Presiden.
Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa pesan damai dan solusi politik juga telah disampaikan Indonesia pada PTM (Pertemuan Tingkat Menteri) Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jeddah, 21 Januari 2016. Pesan damai ini telah menjadi bagian dari Communique PTM Luar Biasa OKI saat itu.
Presiden menyampaikan bahwa, Indonesia telah mengusulkan dibentuknya suatu mekanisme sejenis Code of Conduct yang berisi prinsip-prinsip membangun kepercayaan (trust building), menghormati kedaulatan negara lain, dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Menurut Presiden, “Ini merupakan salah satu kunci terciptanya perdamaian di Timur Tengah”.
Penyelesaian Masalah Palestina
Presiden Jokowi juga menggunakan kesempatan ini untuk mengingatkan perlunya upaya penyelesaian masalah di Palestina. Presiden menyatakan bahwa dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina terus dilakukan secara konsisten. Salah satu wujud konkrit kontribusi Indonesia adalah kesediaan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada 6-7 Maret 2016.
KTT Luar Biasa OKI yang akan dilaksanakan di Jakarta ini menurut rencana akan membahas masalah Palestina dan Al Quds. Dan sebagai tuan rumah, Indonesia akan mengundang observer termasuk AS.
Di akhir sambutannya, Presiden menyatakan bahwa,” Saya ingin mendorong agar ASEAN dan AS terus dapat memberikan kontribusi bagi penyelesaian masalah Palestina”.
Sunnylands, 15 Februari 2016
Tim Komunikasi Presiden
Ari Dwipayana
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber infopublik.id