- Oleh MC PROV GORONTALO
- Sabtu, 21 Juni 2025 | 13:24 WIB
: Edukasi makanan bergizi bagi anak sekolah di Kota Gorontalo. (foto MD)
Oleh MC PROV GORONTALO, Selasa, 10 Juni 2025 | 14:30 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 143
Kota Gorontalo, InfoPublik – Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo meluncurkan inovasi Klinik Gibran (Klinik GIzi BergeRak untuk ANak Negeri) sebagai upaya memperkuat Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Inovasi ini dirancang untuk mengatasi tingginya angka gizi lebih, obesitas, dan gizi kurang di kalangan anak usia sekolah di Gorontalo, yang prevalensinya melampaui rata-rata nasional.
Program Klinik Gibran ini juga merupakan bagian tak terpisahkan dari komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Secara spesifik, inovasi ini hadir untuk mendukung program kesehatan Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail dan Wakil Gubernur Idah Syahidah Rusli Habibie dalam upaya perbaikan gizi masyarakat, memastikan generasi muda Gorontalo tumbuh sehat dan cerdas.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Anang S Otoluwa menegaskan, Klinik Gibran menerapkan layanan gizi keliling berbasis sekolah, yang meliputi skrining status gizi, edukasi interaktif dengan pendekatan gamifikasi, serta pelatihan guru sebagai pendamping gizi.
“Dalam enam bulan pertama, program ini menyasar 10 sekolah, menjangkau 1.000 siswa, dan melatih 20 guru” ujar Anang dalam keterangannya, Senin (9/6/2025).
Model itu mengintegrasikan kegiatan promotif dan preventif langsung ke lingkungan belajar anak. Tim dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas menjalankan kunjungan rutin ke sekolah dengan alat ukur gizi dan media edukasi sederhana namun efektif.
“Efektivitas inovasi ini ditunjukkan melalui peningkatan pemahaman gizi (>70% peningkatan skor pre-post test), cakupan pemantauan gizi yang kini rutin dilakukan, serta keterlibatan aktif guru dan orang tua dalam mendampingi anak” ungkapnya.
Klinik Gibran juga diakui mendukung berbagai agenda pembangunan nasional dan daerah, termasuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, Astacita Presiden, dan percepatan penurunan stunting.
Inovasi itu mulai direplikasi di tiga kabupaten/kota dan diintegrasikan dalam kebijakan daerah melalui kerja sama lintas sektor.
Dengan biaya terjangkau (Rp2–3 juta per kunjungan sekolah) dan memanfaatkan sumber daya lokal, Klinik Gibran menunjukkan bahwa pendekatan sederhana bisa memberi dampak signifikan dalam memperbaiki status gizi dan kualitas hidup anak Indonesia. (mcgorontaloprov/yus/nancy)