- Oleh MC KAB SUMENEP
- Senin, 23 Juni 2025 | 15:24 WIB
:
Oleh MC KAB SUMENEP, Sabtu, 24 Mei 2025 | 07:47 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 701
Sumenep, InfoPublik — Ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Sumenep kini mendapat bekal keterampilan wirausaha yang aplikatif dan relevan dengan tantangan zaman. Melalui Program Wirausaha Santri Tahun Anggaran 2025, Pemerintah Kabupaten Sumenep memperkuat pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren, sekaligus menyiapkan generasi muda yang tangguh dan mandiri di tengah era ekonomi digital.
Program yang digelar secara serentak di beberapa pondok pesantren ini bukan sekadar pelatihan rutin. Di dalamnya, tersimpan misi besar: mendorong lahirnya wirausahawan muda dari kalangan santri dan alumni, yang mampu mengelola potensi lokal di sekitar pesantren maupun desanya sendiri.
“Program ini bertujuan membentuk jiwa entrepreneurship kalangan santri, agar mereka siap menghadapi tantangan ekonomi global, termasuk digitalisasi usaha,” ujar Wakil Bupati Sumenep, KH. Imam Hasyim, saat membuka kegiatan pelatihan di Ponpes At-Taufiqiyah, Kecamatan Bluto, Jumat (23/5/2025).
Lebih dari sekadar mengajarkan teori, program ini mengusung praktik langsung. Santri dan alumni diajarkan membuat kripik singkong, ecoprint dan menjahit, pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) dari air kelapa, hingga pengelolaan angkringan dan strategi pemasaran.
Wabup menegaskan bahwa program ini bukan hanya bertujuan membekali santri agar mampu membuka usaha, tetapi juga mendorong mereka menjadi pencipta lapangan kerja baru yang relevan dengan potensi lokal dan tren ekonomi kekinian.
“Kami tidak ingin santri hanya ahli dalam ilmu agama, tetapi juga punya skill ekonomi. Mereka harus bisa menjadi pelaku usaha mandiri dan punya daya saing,” tambahnya.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudporapar) Kabupaten Sumenep, Mohammad Iksan, menegaskan bahwa peserta program adalah santri aktif dan alumni yang memiliki minat mengembangkan unit usaha berbasis pesantren.
Adapun rinciannya: Pelatihan kripik singkong: 30 peserta, Pelatihan ecoprint dan menjahit: 15 peserta, Pembuatan VCO: 25 peserta, dan Pelatihan angkringan dan pemasaran: 30 peserta.
“Peserta kami pastikan berasal dari lingkungan pondok pesantren, sebagai langkah nyata mendukung kemandirian pesantren dalam aspek ekonomi,” ujar Iksan.
Melalui pelatihan ini, pesantren diharapkan dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan sumber daya alam di sekitarnya untuk menghasilkan produk unggulan dengan nilai ekonomi tinggi. Selain itu, pesantren juga diharapkan mampu menyusun strategi manajemen usaha yang berkelanjutan.
Program Wirausaha Santri merupakan bagian dari program prioritas Pemerintah Kabupaten Sumenep yang sejalan dengan target peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP). Di dalamnya terkandung upaya memperkuat peran pemuda, khususnya santri, sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan.
“Setiap program pemerintah pasti bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tapi program ini secara khusus menyasar pemuda agar mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam hal ekonomi,” ujar Wabup KH. Imam Hasyim.
Dengan ekosistem kewirausahaan yang kuat dan jejaring antar-pondok yang terus dibangun, Pemerintah Kabupaten Sumenep berharap santri tidak hanya menjadi agen perubahan sosial, tetapi juga pionir ekonomi kreatif yang mampu membawa perubahan nyata di masyarakat. (Yasik/Fer )