- Oleh MC KOTA PADANG
- Selasa, 24 Juni 2025 | 13:53 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Kamis, 22 Mei 2025 | 17:33 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 196
Padang, InfoPublik – Kabar menggembirakan datang dari ranah Minang. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Barat melaporkan bahwa kinerja sektor jasa keuangan pada Maret 2025 mencatatkan tren positif, selaras dengan pertumbuhan ekonomi daerah sebesar 4,66 persen (yoy) di triwulan pertama 2025. Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa roda ekonomi Sumbar berputar semakin stabil, dengan sektor keuangan sebagai salah satu penggerak utamanya.
Dalam keterangan persnya di Padang, Rabu (21/5/2025), Kepala OJK Sumatera Barat, Roni Nazra, menyebutkan bahwa sektor jasa keuangan di Sumbar tetap tangguh di tengah dinamika global dan domestik.
“Sektor jasa keuangan di Sumatera Barat menunjukkan resiliensi yang kuat dan terus memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Roni.
Roni memaparkan bahwa total aset sektor perbankan mencapai Rp83,59 triliun, tumbuh 3,85 persen (yoy). Penyaluran kredit juga naik 3,90 persen, menjadi Rp73,31 triliun, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai Rp57,60 triliun, tumbuh 5,21 persen (yoy).
Namun, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tercatat naik sedikit menjadi 2,51 persen dari 2,48 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Penyaluran kredit kepada UMKM masih menjadi pekerjaan rumah, karena meskipun nilainya mencapai Rp31,53 triliun atau 43,01 persen dari total kredit, pertumbuhannya hanya 0,01 persen secara tahunan. “Kredit UMKM tetap menjadi perhatian kami karena sektor ini sangat vital dalam perekonomian daerah,” ungkap Roni.
Sektor perbankan syariah mencatat kinerja gemilang. Total aset melonjak menjadi Rp13,10 triliun (naik 25,74 persen yoy), penghimpunan DPK Rp10,93 triliun (naik 12,37 persen), dan pembiayaan syariah Rp11,09 triliun (naik 25,41 persen). Bahkan, risiko pembiayaan (NPF) turun menjadi 1,49 persen, dari sebelumnya 1,64 persen.
Sementara itu, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) juga tampil solid. Total aset mencapai Rp2,74 triliun (naik 9,17 persen), penyaluran kredit Rp2,22 triliun (naik 10,73 persen) dengan 71,92 persen difokuskan untuk pembiayaan UMKM.
Minat masyarakat Sumbar terhadap pasar modal juga terus meningkat. Jumlah Single Investor Identification (SID) mencapai 200.741, tumbuh 12,71 persen (yoy), dan jumlah investor saham menembus angka 97.193 orang (naik 21,01 persen).
“Ini menunjukkan bahwa masyarakat Sumatera Barat, khususnya kalangan muda, mulai memahami pentingnya investasi jangka panjang,” kata Roni.
Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) juga menunjukkan perkembangan positif. Pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp5,61 triliun, tumbuh 4,58 persen, sementara NPF IKNB menurun menjadi 2,83 persen.
Di sisi lain, OJK aktif memperluas literasi dan perlindungan konsumen. Sepanjang Maret 2025, OJK Sumbar melaksanakan 25 kegiatan edukasi langsung dan 12 tidak langsung, menyasar pelajar, UMKM, dan masyarakat umum.
Tak hanya itu, OJK juga menangani 889 layanan masyarakat melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) dan menerima 602 pengaduan terkait entitas ilegal, termasuk pinjaman online dan investasi bodong. “Kami terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas sektor jasa keuangan sekaligus melindungi hak-hak konsumen dari risiko penipuan keuangan,” pungkas Roni.
Dengan fondasi ekonomi yang membaik dan dukungan sektor keuangan yang terus tumbuh, Sumatera Barat dipandang siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan. OJK bertekad untuk terus mendorong inklusi keuangan, memperkuat pembiayaan UMKM, dan menjadikan sektor jasa keuangan sebagai salah satu pilar utama pembangunan daerah. (MC Padang/Marajo/Samsu Rizal/Rusdi PH/Agung H/Darma Surya)