- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Selasa, 24 Juni 2025 | 14:28 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Minggu, 18 Mei 2025 | 21:48 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 1K
Lumajang, InfoPublik – Anak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki hak yang sama untuk tumbuh, berkembang, dan mendapatkan dukungan layaknya anak lainnya. Namun, mereka menghadapi tantangan tersendiri yang membutuhkan sinergi berbagai pihak, mulai dari keluarga, komunitas, hingga pemerintah.
Psikolog klinis Think Plus Psychology, Dewi Asnawati, menekankan pentingnya pendampingan menyeluruh untuk ABK. “Anak berkebutuhan khusus tidak hanya memerlukan terapi, tetapi juga lingkungan yang inklusif dan dukungan berkelanjutan dari keluarga serta masyarakat,” ungkapnya dalam talkshow Jelita di LPPL Radio Suara Kabupaten Lumajang, Sabtu (17/5/2025).
Melalui pendekatan edukatif dan layanan psikologis, Think Plus Psychology terus mendorong kesadaran masyarakat mengenai pentingnya memahami kebutuhan dan potensi ABK. “Dengan bimbingan yang tepat dan dukungan emosional dari keluarga, anak dapat berkembang secara optimal,” tambah Dewi.
Sebagai sosok paling dekat dalam kehidupan anak, peran orang tua dinilai sangat vital. Kesabaran, kasih sayang, dan konsistensi dalam membimbing ABK akan membantu membangun kemandirian serta kepercayaan diri mereka.
Sementara itu, Psikolog Klinis Think Plus Psychology, Cyntia Marcelyna, menyoroti pentingnya komunitas sebagai ruang pendukung bagi orang tua.
“Komunitas menjadi tempat berbagi informasi, pengalaman, dan solusi praktis. Ini sangat membantu para orang tua dalam menghadapi tantangan merawat ABK,” ujarnya. Komunitas juga menciptakan ruang aman dan nyaman bagi ABK untuk berinteraksi dan berkembang secara sosial.
Keterlibatan masyarakat dalam membangun kesadaran kolektif mengenai inklusi sosial sangat penting. Kolaborasi antara keluarga, psikolog, komunitas, dan pemerintah akan membuka akses yang lebih luas bagi ABK terhadap pendidikan, terapi, dan kehidupan sosial yang layak.
“Lingkungan inklusif bukan hanya soal fasilitas, tapi tentang sikap menerima dan menghargai perbedaan,” ujar Cyntia.
Sinergi ini merupakan bentuk nyata dari komitmen untuk mewujudkan keadilan sosial dan hak anak, terutama bagi mereka yang membutuhkan perhatian lebih. Menjadikan Lumajang sebagai wilayah yang ramah ABK bukan hanya cita-cita, melainkan tanggung jawab bersama.
(MC Kab. Lumajang/Bob/An-m)