- Oleh MC PROV GORONTALO
- Selasa, 17 Juni 2025 | 11:40 WIB
: Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie bersama Ketua Bayangkari Polda Gorontalo, Ketua DWP Provinsi, Kepala Dinas P3A, serta jajaran undangan, pada kegiatan seminar pencegahan kekerasan perempuan dan anak tingkat Provinsi Gorontalo, Jumat, (16/5/2025). Foto – Nova Diskominfotik
Oleh MC PROV GORONTALO, Jumat, 16 Mei 2025 | 20:24 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 157
Kota Gorontalo, InfoPublik – Provinsi Gorontalo mencatat angka mengkhawatirkan dengan 187 kasus kekerasan terhadap anak sepanjang tahun 2024.
Data yang dihimpun dari berbagai lembaga layanan menunjukkan mayoritas korban (154 kasus) adalah anak perempuan, sementara 33 kasus dialami anak laki-laki.
Fakta itu memicu keprihatinan serius Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah, yang menyerukan aksi kolektif untuk perlindungan anak.
“Anak-anak adalah aset masa depan. Ketika mereka menjadi korban kekerasan, masa depan daerah ini ikut terancam,” tegas Idah saat membuka Seminar Pencegahan Kekerasan Perempuan dan Anak di Gorontalo, Jumat (16/5/2025).
Seminar yang dihadiri berbagai pemangku kepentingan ini juga mengungkap tambahan 63 kasus perdagangan orang (TPPO), sehingga total kasus kekerasan terhadap kelompok rentan di Gorontalo mencapai 250 kasus dalam setahun.
Idah menekankan bahwa rumah yang seharusnya menjadi tempat paling aman justru sering menjadi lokasi utama kekerasan.
“Ini menunjukkan lemahnya sistem perlindungan anak di lingkup keluarga dan masyarakat,” ujarnya. Ia mengajak organisasi perempuan, lembaga pendidikan, dan masyarakat luas menjadi pelopor penciptaan lingkungan yang ramah anak.
Menurut Idah, Pemerintah Provinsi Gorontalo berkomitmen memperkuat sistem perlindungan melalui tiga strategi utama: peningkatan kapasitas petugas, edukasi berkelanjutan, dan sinergi antarlembaga.
“Kami menyambut baik inisiatif Dharma Wanita menyelenggarakan seminar ini. Mari kita wujudkan aksi nyata untuk lingkungan yang aman dan berkeadilan,” pungkas Idah.
Seminar yang dihadiri Ketua Dharma Wanita Sulastri Sofian Ibrahim, Ketua Bayangkari Polda Wiraksi Eko Prasetyo, dan Kepala Dinas P3A dr. Yana Yanti Suleman ini diharapkan menjadi titik awal gerakan masif pencegahan kekerasan di Gorontalo.