- Oleh MC KOTA PADANG PANJANG
- Selasa, 10 Juni 2025 | 00:16 WIB
: Pelayanan Maksimal dari Pemko, Ada 20 Titik Kumpul Angkutan Gratis bagi Pelajar. FOto : Diskominfo Padang Panjang
Oleh MC KOTA PADANG PANJANG, Jumat, 16 Mei 2025 | 06:06 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 214
Padang Panjang, InfoPublik – Pemerintah Kota Padang Panjang terus memantapkan pelaksanaan Program Unggulan Angkutan Gratis untuk Pelajar yang telah berjalan sejak 2 Mei 2025. Program ini kini memiliki 20 titik kumpul utama untuk menjemput para pelajar menuju sekolah, setiap Selasa dan Kamis pagi.
Angkutan mulai beroperasi pukul 06.00 hingga 07.00 WIB, menyasar rute-rute strategis yang menghubungkan berbagai kawasan pemukiman dengan sekolah. “Sejak soft launching, kita siapkan 20 titik kumpul bagi pelajar. Ini untuk memastikan seluruh wilayah terjangkau dan memudahkan akses menuju sekolah,” kata Kepala Dinas Perhubungan, Arkes Refagus, kepada InfoPublik, Kamis (15/5/2025).
Beberapa titik kumpul utama antara lain berada di Tembok Bulek, Simpang SMKN 2, Simpang Guci, Simpang Masjid Asasi, Kacang Kayu, Simpang Monas, hingga Halte SMPN 2 dan Simpang SMPN 4.
Namun, Arkes menegaskan bahwa pelajar tidak harus datang ke titik kumpul, karena angkot juga akan menaikkan penumpang di sepanjang rute, termasuk 18 halte resmi yang tersebar di seluruh kota.
“Jika rumah pelajar dilalui rute angkot, mereka cukup menunggu di depan rumah atau di tepi jalan. Angkot akan berhenti menjemput. Tapi kalau tidak dilalui, bisa datang ke titik kumpul,” jelasnya.
Setiap armada angkot dilengkapi stiker penanda yang memuat kode kendaraan dan tujuan akhir. Ini mempermudah siswa dalam memilih angkot yang sesuai, sekaligus memudahkan petugas dalam melakukan pengawasan.
“Angkot tidak hanya sekali jalan, mereka akan mengulang rute hingga tiga kali sebelum pukul 07.00 WIB. Ini memberi fleksibilitas bagi pelajar yang berangkat lebih lambat,” tambah Arkes.
Program ini menjadi solusi dua arah: membantu pelajar mengakses pendidikan dengan aman, sekaligus menjaga eksistensi sopir angkot di tengah menurunnya jumlah penumpang harian. “Kami ingin memastikan keamanan pelajar dan juga memperhatikan sopir angkot sebagai bagian dari ekosistem transportasi lokal,” ujar Arkes.
Dengan pendekatan inklusif seperti ini, Padang Panjang menunjukkan bagaimana transportasi publik bisa menjadi alat pembangunan sosial. Bukan hanya sekadar mengantar, tapi juga menghubungkan harapan banyak keluarga. (Mc Padang Panjang/cigus)