- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Kamis, 19 Juni 2025 | 11:51 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Kamis, 15 Mei 2025 | 16:09 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 1K
Lumajang, InfoPublik – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di Kabupaten Lumajang menjadi momentum refleksi terhadap arah pendidikan yang modern namun tetap berakar pada nilai-nilai budaya lokal.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menegaskan bahwa pendidikan harus menjadi instrumen kemajuan tanpa melepaskan keterkaitannya dengan jati diri daerah. Setelah memimpin apel, beliau menandatangani Prasasti Hardiknas sebagai simbol komitmen untuk memajukan pendidikan berbasis karakter dan budaya.
Tema peringatan tahun ini, “Dengan Semangat Pendidikan Kita Gali Potensi Budaya Lumajang Melalui Pembiasaan Tari Daerah,” menjadi landasan pesan yang kuat tentang pentingnya mengintegrasikan budaya lokal dalam sistem pendidikan.
“Budaya bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi sumber nilai kehidupan yang harus terus dihidupkan melalui pendidikan,” ujar Bupati yang akrab disapa Bunda Indah di Stadion Klakah Putra, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Kamis (15/5/2025).
Ia menekankan bahwa era digital dan globalisasi jangan sampai membuat generasi muda tercerabut dari akar budayanya. Pendidikan harus membentuk manusia seutuhnya yang cerdas secara intelektual, kuat secara moral, dan bangga terhadap budayanya.
Sebagai bentuk konkret dari pesan tersebut, anak-anak TK dan PAUD se-Kecamatan Klakah menampilkan Tari Glipang, tarian tradisional khas Lumajang. Penampilan ini menggambarkan bagaimana proses pembelajaran sejak usia dini dapat menjadi ruang pelestarian budaya.
Bunda Indah juga mengajak seluruh elemen masyarakat—guru, orang tua, komunitas, dan pemerintah—untuk bersinergi dalam membentuk sistem pendidikan yang berkarakter dan inklusif.
“Pendidikan bukan hanya mencetak lulusan pintar, tapi membentuk manusia berdaya saing yang tahu siapa dirinya dan mencintai tanah kelahirannya,” tuturnya.
Peringatan Hardiknas 2025 di Lumajang menjadi penanda komitmen untuk membangun masa depan pendidikan yang menyatu dengan kearifan lokal. Pendidikan sejati tidak hanya mengangkat ilmu, tetapi juga menjaga akar budaya agar generasi masa depan tumbuh kuat dan percaya diri.
(MC Kab. Lumajang/RAA/An-m)