- Oleh Eko Budiono
- Selasa, 3 Juni 2025 | 22:34 WIB
: Wali Kota Aminuddin Bertekad Wujudkan Pembangunan Merata dan Berkeadilan, Optimis Angka Kemiskinan Berkurang
Oleh MC KOTA PROBOLINGGO, Jumat, 16 Mei 2025 | 07:12 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 180
Mayangan, InfoPublik – Dalam kunjungan kerjanya ke Kota Probolinggo, Menteri Sosial Saifullah Yusuf menggelar Dialog Pilar-Pilar Sosial pada Rabu (14/5/2025) di Pendapa Kabupaten Probolinggo. Dihadiri Wali Kota Aminuddin, Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari, serta ratusan pegiat sosial dari Probolinggo Raya, dialog ini menjadi forum strategis membahas penguatan kolaborasi penanggulangan kemiskinan.
Gus Ipul—sapaan akrab Mensos—menekankan pentingnya keterlibatan aktif pilar-pilar sosial dalam menjalankan Instruksi Presiden (Inpres) No. 4 Tahun 2025 tentang Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dan Inpres No. 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pengentasan Kemiskinan Ekstrem.
“Masyarakat perlu disadarkan bahwa bantuan sosial itu hanya sementara. Kita harus mulai berhijrah dari budaya ketergantungan menuju kemandirian,” tegasnya.
Untuk itu, ia mengajak pendamping PKH, TKSK, PSM, hingga Tagana, agar tidak sekadar menyalurkan bantuan, tetapi juga memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat miskin agar siap mandiri.
Mensos juga menyoroti pentingnya program “12 PAS” (Program Asisten Sosial) yang ditujukan untuk 12 kelompok rentan, seperti anak-anak dalam situasi rawan, disabilitas, lansia, korban bencana, perempuan rentan, serta individu terdampak narkoba atau HIV/AIDS.
Menurut Gus Ipul, akurasi data menjadi fondasi kebijakan sosial. Selama ini, Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) seringkali dikeluhkan masyarakat karena kurang tepat sasaran.
“Nantinya, data penerima manfaat harus berasal dari DTSEN Desil 1 dan 2. Pilar sosial wajib ikut terlibat menginput dan mengoreksi data agar benar-benar menyasar masyarakat miskin,” imbuhnya.
Ia mengingatkan agar tidak ada penyalahgunaan data, seperti memasukkan saudara atau kenalan yang tidak sesuai kriteria. “Bukan untuk saudara RT, RW, apalagi kerabat wali kota,” selorohnya disambut tawa peserta dialog.
Sementara itu, Wali Kota Probolinggo Aminuddin menyatakan optimisme bahwa Kota Probolinggo siap menjalankan program Sekolah Rakyat secara optimal. Fasilitas sementara di Rusunawa Mayangan siap digunakan, sembari menunggu pembangunan gedung permanen di atas lahan seluas 7,6 hektar.
“Kita mulai dari tingkat SMP dan SMA, dengan target 1000 siswa. Proses seleksi dilakukan ketat, hanya untuk masyarakat miskin. Kalau ada yang di luar itu, akan kita evaluasi,” ujarnya.
Aminuddin menambahkan, saat ini sudah terdata 128 calon siswa Sekolah Rakyat dari Kota Probolinggo. Ia berharap dalam lima tahun mendatang, angka kemiskinan bisa ditekan secara signifikan melalui pendidikan berkualitas dan pendampingan sosial yang intensif.
Kegiatan ini tidak hanya menghadirkan paparan, tetapi juga menyatukan langkah antar pemangku kepentingan. Hadir pula Bupati Probolinggo Muhammad Haris, Kapolresta AKBP Rico Yumasri, Dandim 0820 Letkol Arh. Iwan Hermaya, dan Sekda drg. Ninik Ira Wibawati, serta kepala OPD dan ratusan tenaga sosial dari seluruh Probolinggo Raya.
Dengan pendekatan kolaboratif ini, Sekolah Rakyat dan program 12 PAS diharapkan menjadi lompatan besar dalam menata keadilan sosial dan mengentaskan kemiskinan struktural. (dev/fa)