Ungkapan Syukur Diyem, Penjual Jamu Asal Mojokerto yang Naik Haji

: Diyem Wiryo Rejo, jemaah haji Embarkasi Surabaya asal Mojokerto. Foto : Humas Kanwil Kemenag Jatim


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Kamis, 15 Mei 2025 | 04:19 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 206


Surabaya, InfoPublik - Sebuah kisah inspiratif datang dari jemaah haji bernama Diyem Wiryo Rejo asal Gedongan, Kota Mojokerto. Diyem yang berusia 65 tahun ini amat bersyukur atas keberhasilannya naik haji tahun ini dari jerih payahnya sebagai penjual jamu keliling.

“Alhamdulillah, setelah mendaftar haji pada  2012, tahun ini saya dapat berangkat ke Tanah Suci. Senang dan bersyukur sekali rasanya,” tutur Diyem yang ditemui ketika proses penerimaan jemaah di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Rabu (14/5/2025).

Diketahui, sebelum dapat mendaftar haji pada 2012, Diyem rutin menabung sedikit demi sedikit di rumah. Setelah terkumpul sejumlah satu juta rupiah, uang tabungannya itu disimpan di bank.

“Saya kumpulkan uang sedikit demi sedikit di rumah untuk ditabung. Kalau lagi ada rezeki, satu bulan sudah dapat terkumpul uang satu juta. Kalau belum ada, ya bisa berbulan-bulan baru bisa terkumpul satu juta. Kalau sudah satu juta, saya tabung ke bank,” cerita Diyem yang juga merupakan ibu tiga anak ini.

Setelah menabung kurang lebih sepuluh tahun, Diyem pun selanjutnya dapat mengumpulkan uang 25 juta dan dia pun mendaftar haji. “Saya mendaftar haji bersama suami. Kebetulan beliau pun ada tabungan untuk mendaftar haji dari hasil pekerjaanya sebagai penjual nasi goreng,” jelasnya.  

Sejatinya, dia sudah memiliki keinginan berhaji sejak lama namun belum menjadi keinginan kuat. “Ketika saya menabung itu, teman saya bilang kalau kamu ada tabungan, buat daftar haji saja. Dari situ saya timbul keinginan kuat untuk mendaftar haji,” ujarnya.

Ia mengatakan dari hasil mendorong gerobak jamunya itu, sehingga dapat memperoleh keuntungan sekitar Rp100 ribu hingga Rp200 ribu perhari. “Namanya juga jualan, kalau waktu sepi ya tidak segitu. Penting balik modal,” ucap Diyem yang merupakan perempuan kelahiran Kota Solo ini.

Dirinya bersyukur, dengan keuntungan yang diperolehnya itu sekarang dapat menabung untuk melunasi biaya haji. “Saya sangat bersyukur dengan apa yang sudah saya raih. Ingat waktu saya awal-awal jualan jamu pada usia sebelas tahun, sekitar 1970. Saya lebih susah saat itu karena jualan jamu gendong. Anak-anak seusia saya masih senang main, saya sudah jualan jamu gendong keliling. Kalau lama tidak ada yang beli, saya duduk dulu. Berat kan,” kenangnya.

Setelah 55 tahun menjual jamu, Diyem mendapat karunia tak ternilai yakni menjadi tamu Allah ke Tanah Suci. “Sampai sekarang masih jualan. Ini libur karena naik haji. Kalau tidak jualan badan rasanya pegal semua. Anak-anak sudah melarang, akan tetapi Alhamdulillah badan saya masih sehat dan bisa mandiri. Semoga di Tanah Suci nanti saya dan suami juga diberikan kemudahan dalam beribadah,” harapnya.

Diketahui, Diyem dijadwalkan terbang ke Tanah Suci pada Kamis (15/5/2025) pukul 10.20 WIB.(MC Jatim/ida-vin/eyv)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Selasa, 17 Juni 2025 | 03:45 WIB
WUACD Summit Perkuat Kolaborasi ASEAN untuk Bioteknologi Berkelanjutan
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Selasa, 17 Juni 2025 | 03:38 WIB
Bupati Ponorogo Siapkan Bonus Rp45 Juta untuk Atlet Peraih Medali Emas
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Selasa, 17 Juni 2025 | 02:37 WIB
Progres Pendaftaran Koperasi Merah Putih di Jatim Capai 82,2 Persen
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Minggu, 15 Juni 2025 | 03:42 WIB
Pembentukan Destana Berlanjut Kota Surabaya
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Minggu, 15 Juni 2025 | 03:44 WIB
Jatim Komitmen Terus Perkuat Pembinaan Atlet Disabilitas
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Minggu, 15 Juni 2025 | 03:46 WIB
Ponpes Al Amien Prenduan Sumenep Jadi Role Model Kemandirian Ekonomi Pesantren
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Minggu, 15 Juni 2025 | 03:51 WIB
BI Jatim Telusuri Jejak Inovasi Pertanian Padi di Lamongan