- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Kamis, 19 Juni 2025 | 11:51 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Kamis, 15 Mei 2025 | 02:36 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 2K
Lumajang, InfoPublik – Semangat pagi tampak berbeda di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang saat warga berbondong-bondong secara antusias menghadiri kegiatan Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP) pada Rabu (14/5/2025).
Suasana berbeda dari biasanya terasa saat Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Lumajang, Dewi Natalia Yudha Adji Kusuma, hadir langsung menyapa masyarakat.
Kunjungan ini bukan sekadar agenda seremonial. Dewi Natalia datang untuk menyaksikan langsung pelaksanaan layanan dasar, khususnya bagi kelompok rentan seperti lanjut usia (lansia) dan balita.
Di bawah tenda yang berdiri di halaman Posyandu, senyum sumringah para lansia menyambut. Beberapa dari mereka bahkan hadir sejak pagi demi mendapatkan layanan kesehatan lebih awal, seperti yang disampaikan Mbah Sri, warga berusia 72 tahun. “Senang bisa dicek kesehatan tanpa jauh-jauh ke puskesmas. Pelayanannya baik dan dekat,” ujarnya.
Dewi Natalia menyatakan bahwa pelayanan kesehatan harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat. "Lansia adalah penjaga nilai dan sejarah desa. Sudah seharusnya mereka mendapatkan perhatian yang layak," ungkapnya.
Selain pemeriksaan kesehatan, Posyandu ILP hari itu juga menyediakan penyuluhan gizi dan senam lansia. Tawa riang para nenek dan kakek pecah saat mengikuti gerakan ringan bersama kader kesehatan.
Tak hanya menyapa lansia, Dewi Natalia juga menekankan pentingnya pencegahan stunting sejak masa pranikah. Ia menyebut bahwa intervensi harus dilakukan dari hulu, dimulai dengan edukasi bagi calon pengantin dan pasangan muda. Namun demikian, perhatian terhadap kelompok lansia tetap menjadi bagian penting dalam upaya pemerataan layanan kesehatan.
“Posyandu bukan hanya untuk balita. Lansia juga perlu pelayanan preventif agar kualitas hidup di masa senja tetap terjaga,” tegasnya.
Dialog hangat pun terjalin antara Dewi Natalia dan para kader Posyandu. Mereka menyampaikan aspirasi mengenai sarana dan prasarana pendukung yang masih perlu ditingkatkan.
Petugas kesehatan juga terlihat aktif memeriksa tekanan darah dan kadar gula darah para lansia. Mereka pulang dengan membawa vitamin dan edukasi pola makan sehat. “Kami merasa dihargai. Itu yang membuat hati senang,” tutur Mbah Karti, 68 tahun.
Kegiatan ditutup dengan pembagian paket makanan bergizi bagi lansia dan anak-anak. Momentum tersebut menjadi pengingat akan pentingnya pendekatan yang humanis dalam pelayanan publik.
Dewi Natalia menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan kesehatan tidak bisa dicapai secara sektoral. Kolaborasi antara kader Posyandu, pemerintah desa, dan tenaga kesehatan menjadi syarat mutlak.
Dengan konsep ILP, menurutnya, desa-desa di Lumajang berpotensi menjadi contoh nyata pelayanan dasar yang dilakukan dengan hati.
“Ini awal dari komitmen kita semua. Desa sehat, ramah lansia, dan bebas stunting bukan hanya mimpi,” pungkasnya.
Langit cerah Pasirian hari itu seolah menyertai harapan yang tumbuh: kesehatan adalah hak setiap warga, dari balita hingga lansia.
(MC Kab. Lumajang/An-m)