- Oleh MC KAB BANGKALAN
- Selasa, 17 Juni 2025 | 03:24 WIB
:
Oleh MC PROV RIAU, Senin, 12 Mei 2025 | 03:58 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 170
Pekanbaru, InfoPublik – Gubernur Riau, Abdul Wahid, menyampaikan bahwa masyarakat Melayu sejak lama telah menjunjung tinggi hubungan harmonis dengan alam melalui prinsip-prinsip kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.
Hal itu diungkapkan Gubernur Riau saat menghadiri Kajian Subuh Ilmiah bertajuk “Alam dan Kita, dalam Perspektif Agama dan Sains”, di Markas Polda Riau, Jalan Pattimura, Kota Pekanbaru pada Sabtu (10/5/2025).
“Pemimpin itu diibaratkan seperti pohon. Kalau dahannya kuat, tempat kita bergantung. Kalau daunnya rimbun, tempat kita berteduh. Kalau batangnya kokoh, tempat kita bersandar. Dan kalau akarnya lebar, tempat kita bersila,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa filosofi tersebut merefleksikan bagaimana alam bagi masyarakat Melayu bukan sekadar sumber daya, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai moral dan budaya yang mendalam.
"Jangan ditebang pohon yang rindang karena banyak manfaatnya. Jangan pula dibuang adat dan lembaga, karena di sanalah terkandung tunjuk ajar,” tambahnya.
Di sisi lain, Gubernur menyebutkan, Kajian Subuh Ilmiah menjadi momentum penting dalam menyatukan nilai-nilai agama, ilmu pengetahuan, dan budaya lokal untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup.
“Dengan semangat “Melindungi Tuah, Menjaga Marwah”, kegiatan ini menegaskan bahwa pelestarian alam adalah tanggung jawab bersama baik pemerintah, tokoh agama, maupun seluruh elemen masyarakat,” pungkasnya.
(Mediacenter Riau/nan)