- Oleh MC PROV GORONTALO
- Rabu, 21 Mei 2025 | 14:58 WIB
: Apresiasi Lansia SMART, BKKBN Provinsi Maluku Mewisuda 25 Mahasiswa. Foto : Rikhard
Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA, Jumat, 9 Mei 2025 | 08:03 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 657
Langgur, InfoPublik – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Maluku terus berupaya meningkatkan kualitas hidup lanjut usia (lansia) tetap produktif dan bermanfaat. Salah satu wujud nyata dari hal tersebut adalah pembentukan Sekolah Lansia Sta. Theresia Wearlilir di Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra).
Sekolah Lansia Sta. Theresia Wearlilir yang mulai beroperasi sejak 27 Mei 2024 ini terintegrasi dalam kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL).
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Yamin Lahasan, menjelaskan bahwa sekolah lansia merupakan bentuk pendidikan nonformal yang dirancang khusus bagi warga lanjut usia untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesehatan dalam rangka memberdayakan mereka di usia senja.
“Lansia mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan, pola makan sehat, olahraga, serta pendidikan sosial demi menjaga kesehatan fisik dan mental,” ujar Yamin dalam acara wisuda yang digelar di Aula Kantor Bupati Malra pada Kamis (8/5/2025).
Selama enam bulan sejak diluncurkan oleh Kepala BKKBN RI, sekolah ini telah aktif menjalankan program pembelajarannya. Dari 25 siswa lansia yang terdaftar, lima orang tidak dapat mengikuti wisuda karena sedang berada di luar daerah, sakit, atau telah wafat. Dengan demikian, sebanyak 20 orang mengikuti wisuda secara langsung.
Perwakilan Kepala BKKBN Provinsi Maluku, Mauliwaty Bulo, menyatakan bahwa kehadiran lansia memberikan energi positif bagi pembangunan daerah dan nasional. Peningkatan jumlah penduduk lansia menunjukkan bahwa pemerintah berhasil dalam aspek kesehatan dan kesejahteraan masyarakat usia lanjut.
“Salah satu program pemerintah adalah SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat), yang menyadari bahwa seiring bertambahnya usia, kemampuan fisik, sosial, maupun finansial menurun,” ungkap Mauliwaty.
Wakil Bupati Maluku Tenggara, Charlos Viali Rahantoknam, menambahkan bahwa menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998, lansia adalah penduduk berusia di atas 60 tahun. Berdasarkan data 2023, jumlah lansia di wilayah tersebut mencapai 10,49 persen dari total populasi.
Menurutnya, kondisi ini bisa menjadi peluang apabila lansia tetap produktif dan mandiri. Namun, jika sebaliknya, maka akan menjadi tantangan bagi keluarga dan pemerintah.
“Sekolah lansia menjadi langkah strategis dalam mewujudkan lansia SMART melalui tujuh dimensi lansia tangguh, yaitu spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial kemasyarakatan, profesional vokasional, dan lingkungan,” jelas Rahantoknam.
Ia menegaskan bahwa wisuda ini merupakan puncak dari proses pembelajaran selama enam bulan sesuai dengan kurikulum sekolah lansia. Diharapkan, program ini memberikan dampak positif terhadap kondisi fisik, kemandirian, dan peran sosial lansia.
Rahantoknam juga menyoroti pentingnya dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah, kecamatan, desa (ohoi), pengelola sekolah lansia, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan para lansia tidak merasa terabaikan di tengah arus perkembangan zaman.
MC.Maluku Tenggara/Adolof Labetubun.