Kalurahan Banyuraden Kelola Sampah dengan Teknologi Ramah Lingkungan

: Pengelolaan sampah berbasis teknologi ramah lingkungan di Kalurahan Banyuraden, Sleman/ MC Sleman.


Oleh MC KAB SLEMAN, Kamis, 8 Mei 2025 | 14:02 WIB - Redaktur: Jhon Rico - 188


Sleman, InfoPublik- Pemerintah Kalurahan Banyuraden melalui Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) resmi menjalin kerja sama dengan PT Bumi Indah Berseri (BIB) dalam pengelolaan sampah berbasis teknologi ramah lingkungan.

Kerja sama ini ditandai dengan seremoni pemotongan tumpeng di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Pasar Tlogorejo, Banyuraden, Gamping, Sleman, Rabu (7/6/2025).

Lurah Banyuraden, Sudarisman mengungkapkan bahwa ide kerja sama dengan PT BIB telah dirintis sejak 2023.

Ia mengaku sebagai penggagas ide awal. Namun untuk pengelolaan sampah sepenuhnya tetap dijalankan oleh BUMKal.

“Harapan kami, alat ini dapat bekerja optimal dalam penanganan sampah tanpa menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Tidak menimbulkan kebisingan, bau, maupun asap, karena sudah melalui riset mendalam oleh BIB,” ujar Sudarisman.

Sementara itu, Direktur PT BIB, Ratna Dewati Hapsari menjelaskan bahwa perusahaannya menghadirkan solusi pemusnahan sampah tanpa asap melalui teknologi Thermal Decomposer.

Teknologi ini diklaim tepat, cepat, dan ramah lingkungan serta menjadi alternatif darurat penanganan sampah di Indonesia.

“Dengan Thermal Decomposer, sampah dibakar secara thermal melalui pembentukan bara dari sampah itu sendiri, tanpa api luar, tanpa bahan bakar minyak, dan tanpa chip kayu. Proses ini menghasilkan pembakaran sempurna menjadi abu, yang bahkan bisa dimanfaatkan sebagai media tanam,” kata Nana.

Meski tidak menggunakan api luar dalam prosesnya, sistem ini tetap memerlukan pembakaran awal selama lima hingga sepuluh menit. Hal ini untuk membentuk bara yang membuat proses thermal berjalan stabil, bahkan untuk sampah basah hingga 60 persen seperti popok sekali pakai.

Nana menambahkan, suhu pembakaran dalam sistem ini berkisar antara 90 hingga 150 derajat celsius, sehingga tidak menghasilkan dioxin dan furan. Kedua zat berbahaya ini dapat menyebabkan kanker, kemandulan, dan cacat lahir.

Sistem ini juga dilengkapi teknologi smover yang mampu menangkap asap dan polutan untuk kemudian diolah menjadi asap cair.

Sisa padatan dari proses ini bahkan dapat diubah menjadi briket arang sebagai alternatif pengganti batu bara.

Nana juga menyampaikan bahwa alat ini telah memperoleh hak paten. Pihaknya pun akan terus melakukan riset untuk pengembangan lebih lanjut.

Ia pun membuka peluang kerja sama baik dengan pihak pemerintah maupun swasta dalam pengelolaan sampah.


(Kusnadi / KIM Berbah)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB PULANG PISAU
  • Sabtu, 21 Juni 2025 | 00:31 WIB
Bank Sampah Resmi Dibuka, Langkah Nyata Pulang Pisau Kurangi Limbah Plastik
  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Jumat, 20 Juni 2025 | 19:36 WIB
DLHK DIY Gelar Pembinaan Pengelolaan Sampah Mandiri
  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Jumat, 13 Juni 2025 | 14:08 WIB
Sekda Sleman Ajak Warga Kelola Sampah dari Rumah
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Sabtu, 14 Juni 2025 | 06:49 WIB
DWP Kota Tidore Bentuk Unit Bank Sampah
  • Oleh Tri Antoro
  • Kamis, 12 Juni 2025 | 10:15 WIB
Indonesia Perangi Sampah! Pemda Kompak Ambil Bagian
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Selasa, 10 Juni 2025 | 10:28 WIB
Wali Kota Tidore: Persoalan Sampah di Sofifi Butuh Kesadaran Kolektif
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Selasa, 10 Juni 2025 | 14:06 WIB
Gorontalo Darurat Sampah, Pemerintah Provinsi Percepat Pembenahan TPA