BMKG Ungkap Keunggulan Pemantauan Asap Karhutla Setiap Jam

:


Oleh MC PROV RIAU, Rabu, 30 April 2025 | 01:46 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 212


Pekanbaru, InfoPublik – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa penetapan status siaga atau darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan kewenangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), namun sangat bergantung pada data prediktif dari BMKG yang kini berbasis teknologi big data dan pemantauan satelit.

Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers usai Apel Gelar Pasukan dan Peralatan Kesiapsiagaan Penanganan Karhutla Nasional di Lanud Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru pada Selasa (29/4/2025).

"BMKG melakukan analisis berdasarkan data historis hotspot dan curah hujan enam bulan ke belakang, kemudian dipadukan dengan prediksi cuaca enam bulan ke depan. Dari situ dapat diketahui bulan dan wilayah mana yang berpotensi tinggi mengalami karhutla," jelas Dwikorita.

Sebagai contoh, Dwikorita mengungkapkan bahwa beberapa bulan lalu BMKG telah memprediksi Provinsi Riau akan memasuki periode rawan karhutla pada bulan Mei. Informasi ini kemudian disampaikan ke BNPB dan diteruskan kepada gubernur untuk segera dilakukan langkah mitigasi, seperti operasi modifikasi cuaca.

Selain analisis bulanan, BMKG juga memperbarui data mingguan dengan resolusi yang lebih tinggi. Prediksi ini mencakup arah dan kecepatan angin, kelembapan, serta suhu udara, dengan tingkat akurasi hingga 90 persen.

"Data ini terus berjalan, bahkan saat kami tidur, mesin-mesin kami tetap bekerja dan berkoordinasi antardata. Informasi ini langsung dikirim ke BNPB dan pemerintah daerah," ujarnya.

Mengenai potensi kabut asap lintas negara (transboundary haze), Dwikorita menjelaskan bahwa BMKG menggunakan pemantauan satelit dengan deteksi per jam. Sistem ini lebih unggul dibandingkan sistem negara tetangga yang hanya memperbaharui data setiap 24 jam.

"Kalau asap hanya melintas satu atau dua jam, sistem kita bisa langsung mendeteksi. Sementara di negara tetangga, karena update-nya per 24 jam, asap bisa dianggap melintas seharian, ini dapat menimbulkan persepsi yang keliru," ungkapnya.

Dengan dukungan sistem prediktif berbasis big data dan satelit yang terus diperbarui, BMKG memastikan kontribusinya dalam mendukung kesiapsiagaan nasional terhadap ancaman karhutla semakin kuat dan terintegrasi lintas lembaga.

(Mediacenter Riau/pr)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
  • Kamis, 5 Juni 2025 | 16:25 WIB
Bencana Beruntun di Maluku Tenggara, BPBD Lakukan Inventarisasi Kerusakan
  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Rabu, 21 Mei 2025 | 11:37 WIB
Manggarai Barat Siapkan RPB 2025-2029, Perkuat Strategi Hadapi Risiko Bencana
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Rabu, 21 Mei 2025 | 07:12 WIB
Cuaca Ekstrem di Lumajang, Bupati Imbau Warga Tetap Tenang dan Waspada
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Selasa, 20 Mei 2025 | 10:24 WIB
BMKG: Riau Aman dari Titik Panas, Waspadai Cuaca Ekstrem Lokal
  • Oleh MC KAB AGAM
  • Jumat, 9 Mei 2025 | 19:32 WIB
Bupati Agam Minta Tambahan Sabo Dam dan Jembatan Permanen ke BNPB