- Oleh MC KAB WONOSOBO
- Kamis, 19 Juni 2025 | 12:38 WIB
:
Oleh MC KAB WONOSOBO, Rabu, 7 Mei 2025 | 11:43 WIB - Redaktur: Juli - 502
Wonosobo, InfoPublik – Kabupaten Wonosobo kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui pengembangan energi terbarukan.
Hal tersebut terlihat dari pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Internasional yang digelar di Desa Mlandi, Kecamatan Garung, salah satu wilayah yang masuk dalam Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) 2025–2029 serta bagian dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Dieng.
Kegiatan yang berlangsung pada Senin (28/4/2025) ini melibatkan kolaborasi antara Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Universitas Teknologi Petronas Malaysia, dengan fokus pada penerapan teknologi Energi Baru Terbarukan (EBT) berbasis masyarakat.
Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Wonosobo, Harti, dalam sambutannya menegaskan pentingnya pendekatan konservasi dalam pembangunan.
“Wonosobo berada di hulu DAS Serayu dan menjadi bagian penting dari kawasan Dieng. Maka, keberlanjutan harus menjadi dasar semua program, termasuk dalam pemanfaatan energi air dan panas bumi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa meski energi bukan kewenangan langsung pemerintah kabupaten, pihaknya berkomitmen mendukung pengembangan EBT, serta mendorong desa dan kecamatan untuk merawat teknologi yang diberikan dan menjamin keberlanjutan penggunaannya.
Dekan Sekolah Pascasarjana UNDIP, Prof. Mochamad Agung Wibowo, menyebut bahwa kegiatan Summer Course 2025 bertema Renewable Energy ini merupakan bagian dari kontribusi perguruan tinggi dalam menjawab tantangan lokal dan global terkait energi.
“Kami melihat Wonosobo punya potensi besar, baik dari sisi sumber daya alam maupun sosial. Kami ingin membangun kolaborasi jangka panjang yang berbasis teknologi tepat guna,” katanya.
Senada dengan itu, Ketua Prodi Magister Energi UNDIP, Prof. Silvia, menjelaskan bahwa program SDGs International Community Service dirancang untuk mempertemukan mahasiswa teknik dari berbagai disiplin dengan masyarakat yang membutuhkan energi desentralisasi.
Sebanyak 20 mahasiswa magister energi terlibat langsung dalam pembangunan Pikohydro Power Plant di Desa Mlandi, sekaligus melakukan pelatihan dan pendampingan kepada warga.
“Teknologi ini tidak hanya untuk dipasang, tapi juga harus bisa dikelola oleh masyarakat. Karena itu, pelatihan dan transfer ilmu menjadi bagian penting agar mereka mandiri di masa depan,” ujar Prof. Silvia.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas hibah teknologi pikohidro dan solar panel dari Universitas Teknologi Petronas Malaysia, yang memperkuat kolaborasi internasional dalam pengembangan energi ramah lingkungan di perdesaan.
Dengan keterlibatan aktif masyarakat serta dukungan akademisi dan pemerintah, Desa Mlandi diproyeksikan menjadi contoh sukses penerapan teknologi energi terbarukan yang berkelanjutan, serta penggerak ekonomi hijau di kawasan strategis pariwisata Wonosobo.