Dari Surau ke Kampus: UIN Imam Bonjol dan Pemko Padang Revitalisasi Budaya Belajar Minangkabau

:


Oleh MC KOTA PADANG, Sabtu, 26 April 2025 | 12:28 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 187


Padang, InfoPublik – Pendidikan tak sekadar soal ruang kelas dan kurikulum. Di Minangkabau, sejarah mencatat bahwa surau adalah sekolah pertama tempat anak-anak belajar adat, agama, dan kehidupan. Kini, nilai-nilai itu kembali dihidupkan di ruang akademik melalui kolaborasi antara Pemerintah Kota Padang dan Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang.

Hal ini tercermin dalam kegiatan Halalbihalal Fakultas Sains dan Teknologi UIN Imam Bonjol yang digelar di Kampus III Sungai Bangek, Rabu (23/4/2025), yang mengusung kegiatan "Manamaik Kaji". Acara tersebut dihadiri langsung oleh Wali Kota Padang, Fadly Amran, yang menyebut bahwa budaya belajar tradisional Minangkabau perlu dikontekstualisasikan kembali dalam sistem pendidikan modern.

“Kegiatan Manamaik Kaji ini bukan sekadar simbolik. Ini adalah bentuk nyata dari upaya menyambung nilai-nilai pembelajaran di surau ke dalam sistem pendidikan tinggi. Literasi, karakter, dan kebijaksanaan lokal harus menjadi kekuatan kita,” ujar Fadly.

Fadly menegaskan, penguatan karakter dan kreativitas generasi muda harus dimulai dari nilai-nilai lokal yang telah terbukti membentuk masyarakat yang tangguh dan adaptif. Menurutnya, kampus hari ini memiliki peran penting sebagai penerus sekaligus pengembang nilai-nilai pendidikan berbasis budaya.

Sebagai bentuk nyata kolaborasi tersebut, UIN Imam Bonjol menyatakan dukungan penuh terhadap program unggulan Pemko Padang, Smart Surau, sebuah gerakan yang mengintegrasikan teknologi dan nilai-nilai keagamaan untuk membentuk generasi religius dan cakap digital.

“Kami telah menerapkan budaya mengaji di lingkungan kampus, karena kami percaya bahwa surau adalah fondasi karakter. Dengan Smart Surau, nilai itu tidak hanya terjaga, tapi juga berkembang mengikuti zaman,” ungkap Prof. Nurus Shalihin Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Imam Bonjol.

Menurut Prof. Nurus, acara Halalbihalal ini tidak hanya mempererat silaturahmi, tetapi juga menjadi panggung refleksi: bagaimana perguruan tinggi tidak boleh tercerabut dari akar budaya dan keagamaan masyarakatnya. Sebaliknya, ia harus menjadi ruang yang menyuburkan kembali nilai-nilai tersebut, namun dalam konteks dan tantangan zaman yang baru.

Kegiatan seperti Manamaik Kaji menunjukkan bahwa transformasi pendidikan bukan berarti meninggalkan tradisi, melainkan menjadikannya sumber daya intelektual dan moral untuk menghadapi dunia yang terus berubah.

Melalui sinergi seperti ini, surau dan kampus tak lagi berdiri terpisah. Keduanya justru bersatu dalam misi besar: membangun generasi Minang yang cerdas, berkarakter, dan siap membawa warisan budaya ke masa depan. (MC Padang/June/Samsu Rizal / Rusdi PH / Agung H / Darma Surya/

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB BANGKALAN
  • Kamis, 22 Mei 2025 | 18:29 WIB
Bupati Bangkalan Percepat Perbaikan Jalan lewat Swadaya
  • Oleh MC KOTA PADANG
  • Kamis, 22 Mei 2025 | 17:16 WIB
Jelang Idul Adha, Pemko Padang Perkuat Strategi Pengendalian Inflasi