- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Rabu, 21 Mei 2025 | 11:42 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Rabu, 23 April 2025 | 00:09 WIB - Redaktur: Juli - 1K
Lumajang, InfoPublik – Momentum panen raya padi yang berlangsung Maret hingga April 2025 menjadi pengingat pentingnya menjaga keberlanjutan produksi pangan daerah.
Berdasarkan catatan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang, prediksi produksi padi April ini mencapai 55.135 ton. Namun, tren alih fungsi lahan pertanian padi ke komoditas lain turut menjadi perhatian serius.
Kepala Bidang Tanaman Pangan DKPP Lumajang, M. Arif Budiman, menjelaskan bahwa panen raya pada April ini mengalami peningkatan luas tanam hingga 9.828 hektare, setelah pada Maret tercatat seluas 8.337 hektare. Peningkatan ini didorong oleh keserempakan masa tanam petani sejak awal tahun.
“Mayoritas petani menanam di awal Januari, jadi masa panennya sekitar April. Ada juga yang lebih awal. Keserempakan ini bagus karena memudahkan perencanaan panen dan distribusi,” ujar Arif saat dikonfirmasi, Selasa (22/4/2025).
Namun, Arif tak menampik adanya tantangan yang dihadapi, yakni mulai berkurangnya minat petani menanam padi. Penyebab utamanya adalah fluktuasi harga gabah yang belum sepenuhnya stabil. Meski pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), masih banyak petani yang menjual hasil panennya ke tengkulak karena keterbatasan serapan Bulog.
Alih Fungsi Tanaman dan Tantangan Ketahanan Pangan
Fenomena peralihan petani dari tanaman padi ke komoditas lain seperti jagung, tebu, dan hortikultura menjadi tren yang semakin terlihat. Petani menilai hasil dan perawatan tanaman selain padi lebih menjanjikan secara ekonomi. Hal ini berkontribusi terhadap penurunan luas tanam padi secara bertahap.
“Seperti tebu, perawatannya lebih mudah dan hasilnya lebih pasti. Itu sebabnya petani makin banyak yang beralih, dan produksi padi pun menurun,” imbuh Arif.
Kondisi ini menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Lumajang, karena apabila terus berlanjut, dikhawatirkan akan berdampak terhadap sistem ketahanan pangan daerah. Pasokan beras lokal bisa terganggu, dan ketergantungan pada pasokan dari luar daerah akan meningkat.
Pemerintah Siapkan Langkah Strategis
Menanggapi hal ini, DKPP Lumajang terus mengajak petani untuk menjaga komitmen dalam budi daya padi, sembari mencari solusi agar harga gabah tetap menguntungkan. Pemerintah juga berupaya meningkatkan daya serap Bulog serta memperluas akses pasar langsung bagi petani.
“Ketahanan pangan tidak hanya tugas pemerintah, tapi juga butuh dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Kami berharap petani tetap semangat menanam padi, karena ini adalah bagian dari menjaga kemandirian pangan Lumajang,” tegas Arif.
Sebagai langkah nyata, DKPP tengah mendorong program pendampingan petani, pemberdayaan kelompok tani, dan promosi sistem pertanian terpadu yang tetap ekonomis namun tidak mengorbankan padi sebagai komoditas utama.
Kolaborasi untuk Masa Depan Pangan Daerah
Dengan dukungan semua pihak, Pemerintah Kabupaten Lumajang optimistis bahwa sektor pertanian tetap menjadi tulang punggung daerah. Menjaga lahan padi tetap produktif bukan sekadar persoalan ekonomi, tetapi juga bagian dari membangun kedaulatan pangan yang berkelanjutan. (MC Kab. Lumajang/An-m)